Sekjen PDIP: Pemakaian peci Bung Karno sebagai identitas nasional
Merdeka.com - Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang digelar di Bandung hari ini ditandai dengan pemakaian peci dengan pin Bung Karno.
Ada 1.900 lebih kader PDIP yang hadir beserta undangan mendapatkan peci sebagai simbol identitas nasional yang dipakai secara serentak di sela-sela rapat.
"Peci adalah identitas nasional kita, yang juga dulu dikenakan oleh Bung Karno dan para pendiri bangsa dan dalam survei salah satu yang menyebabkan rakyat menyukai Bung Karno," kata Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
Hal itu disampaikan Hasto saat memberikan sambutan dan pembukaan Rakerda DPD PDIP Jabar, di Bandung, Selasa (23/2).
"Ini bukan sekadar meniru-niru, tetapi simbol untuk spirit kita, untuk mengingatkan bagaimana perjuangan Bung Karno untuk kita teruskan, gelorakan kembali kepemimpinannya yang berwatak ke bawah," ujar Hasto.
Hasto menjelaskan, Bandung dipilih untuk menggelorakan pemakaian peci sebagai identitas nasional karena Kota Kembang ini banyak diisi jejak sejarah Bung Karno.
Di Bandung inilah, kata Hasto, Bung Karno pernah dipenjara oleh rezim kolonial Belanda, serta di kota ini juga sang proklamator menyampaikan pidatonya yang terkenal, yakni Indonesia Menggugat.
Bahkan, di Bandung pula Bung Karno menginisiasi digelarnya Konferensi Asia Afrika yang kemudian menjadi inspirasi kemerdekaan banyak negara di Asia dan Afrika.
"Maka dari itu, kita mulai menggelorakan pemakaian peci dengan pin Bung Karno bahwa ini bagian dari simbol nasionalis, bukan simbol sekat agama, ras maupun suku tertentu," ungkap Hasto.
Saat pembagian peci secara simbolis, masing-masing ketua DPC maju ke depan untuk menerima dan mengenakan peci yang telah tertempel pin Bung Karno. Secara bersamaan, para peserta Rakerda dan juga tamu undangan juga diberikan untuk kemudian dikenakan.
Hasto mengungkapkan, peci sebagai simbol identitas nasional juga ternyata sekarang ini menjadi salah satu faktor kenapa rakyat menyukai sosok Bung Karno.
Maka dari itu, ujar dia, PDIP sebagai partai ideologis dengan basis perjuangan Trisakti Bung Karno - berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya - berkepentingan menjaga simbol identitas nasionalis dan juga ajaran-ajarannya.
"Itu semua demi spirit perjuangan, sebagaimana perjuangan Bung Karno bahwa hakikat kita berpolitik maka dalam menempatkan kekuasaan haruslah berwatak kerakyatan," ujar Hasto.
Hasto kemudian membeberkan hasil survei salah satu lembaga survei kredibel belakangan ini yang menunjukkan bahwa 87 persen rakyat menyukai cara Bung Karno memimpin Indonesia.
Tidak kalah menariknya, 23,4 persen menyukai cara berpidato Bung Karno dan 16,5 persen menyukai peci Bung Karno.
Hal itu menurut Hasto patut menjadi spirit bagi PDIP agar apa yang diajarkan oleh Bung Karno tetap bisa dijalankan. Apalagi, kata dia, PDIP saat ini sedang dipercaya rakyat mengelola kekuasaan sehingga harus menjadikan wajah partai yang kerakyatan dan berkebudayaan.
"Kekuasaan yang kita dapatkan harus dijadikan sebagai alat pemotong birokrasi panjang yang selama ini menjadi hambatan. Kita harus rumuskan langkah bagaimana sikap partai dalam menunjukkan keberpihakan kepada rakyat," imbuhnya.
Dalam Rakerda DPD PDIP Jabar tersebut, selain dihadiri seluruh jajaran teras partai yakni Ketua DPD PDI Perjuangan TB Hasanuddin, Bendahara Waras Wasisto, hadir juga beberapa jajaran DPP seperti Andreas Hugo Pareira dan Komaruddin Watubun.
Adapun tamu undangan yang hadir di antaranya Gubernur Jabar Ahmad Heryawan serta pimpinan partai seperti dari PKS, PAN, Nasdem, dan Hanura.
Dalam acara tersebut juga dilakukan pelantikan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD PDI Perjuangan Jabar. Seusai pelantikan, Wakil Kepala Baguna Mochtar Mohammad menerima bantuan secara simbolis tiga ambulans dari Ketua DPRD Jabar dan Fraksi PDIP DPRD Jabar.
Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar, TB Hasanuddin dalam sambutannya mengungkapkan, forum Rakerda harus dimanfaatkan pilar partai yang ada di struktural, eksekutif, dan legislatif untuk bersinergi menjalankan program-program serta keputusan partai sebagaimana dihasilkan Rakernas PDIP, pada Januari lalu.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Populi: Prabowo-Gibran 52,2 Persen, Anies-Muhaimin 22,1 Persen dan Ganjar-Mahfud 16,9 Persen
79,8 persen responden mengaku telah mantap dengan pilihannya tersebut.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Bandingkan Perbedaan Mencolok Blusukan Ganjar dan Prabowo
Jika Ganjar melakukan blusukan masyarakat berbondong-bondong hadir
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP: Pemberian Pangkat Jenderal Bertentangan dengan Fakta Demokrasi
Hasto mengingatkan masa reformasi atau saat Prabowo diberhentikan sebagai TNI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Survei Populi Center: 79,9 Persen Masyarakat Ingin Pilpres Satu Putaran
Kebanyakan responden ingin mengetahui segera siapa yang menggantikan Jokowi.
Baca SelengkapnyaBansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu
Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca Selengkapnya57 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia, Paling Banyak Anggota KPPS
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSurvei Terbaru Populi Center: Elektabilitas PDIP Unggul Tipis dari Gerindra
apabila pemilihan legislatif dilakukan pada hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,4 persen."
Baca Selengkapnya