Merdeka.com - Cara partai politik (parpol) dalam mengelola dana dinilai masih lemah jika dibandingkan dengan pengelolaan keuangan masjid. Ini karena pengelola dana masjid lebih dapat terbuka dalam menggunakan uang dibandingkan parpol.

"Saya kira, parpol harus lebih baik pengelolaan uangnya dari masjid. Di masjid, uang dari mana dan ke mana uangnya selalu diumumkan. Tiap Jumat diumumkan berapa uangnya, ke mana saja uangnya digunakan," ujar Badan Pekerja ICW, Ade Irawan kepada wartawan di Cikini, Jakarta, Sabtu (23/6).

Menurutnya, parpol harus memulai langkah perbaikan dengan diiringi keterbukaan dalam pengelolaan keuangan. Ini berlaku bagi seluruh pengurus dari parpol manapun.

"Langkah ini harus diiringi keterbukaan pengelolaan keuangan. Ini berlaku bagi seluruh pengurus parpol yang hanya tahu uang ini dari mana dan digunakan untuk apa saja," tandasnya.

Selain itu, Ade menambahkan, dana parpol banyak dikeluarkan bukan untuk membiayai kampanye. Tetapi, pengeluaran terbesar parpol justru berbuat kecurangan seperti money politic.

"Pengeluaran terbesar bukan untuk kampanye seperti baliho dan lain-lain. Tapi money politic, seperti beli sembako dan pas pemilu kasih uang," tandasnya.