Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saat Ibas mulai kritisi KPK

Saat Ibas mulai kritisi KPK Ibas. ©2017 merdeka.com

Merdeka.com - Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menegaskan konsistensi partainya tak mengirimkan perwakilan ke Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket KPK. Meski begitu, Ibas menghormati terbentuknya Pansus yang sampai saat ini diikuti oleh tujuh fraksi.

Ibas menilai, Pansus ini sebagai bagian dari kewenangan DPR melakukan pengawasan dan koreksi apabila KPK dirasa pernah membuat kesalahan. Menurutnya, jangan ada anggapan KPK tak dapat dikoreksi dan menjadi institusi yang kebal terhadap kritikan.

"Saya rasa KPK juga harus mendengar koreksi-koreksi dari masyarakat, publik, DPR. Bukan berarti tidak bisa dikoreksi, bukan berarti mereka juga tidak kemudian menjadi institusi yang kebal akan aspirasi, demokrasi, dan pandangan-pandangan," tegas Ibas.

Selain itu, Ibas menjelaskan alasan fraksinya menolak bergabung dalam Pansus KPK. Dalam pandangannya, ada cara lain mengkritisi KPK selain dengan hak angket. Semisal saat melakukan rapat dengan Komisi III DPR.

"Kita hargai dan kita apresiasi (Pansus Angket KPK) tetapi bagi kami ada cara-cara lain yang bisa dilakukan oleh teman-teman dewan, apakah melalui hak bertanya atau juga melakukan pendalaman melalui Panja di Komisi III," ujarnya.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat ini mengakui ada lobi dari fraksi lain yang meminta Demokrat ikut dalam Pansus KPK. Namun, dia mengatakan bahwa hak bagi fraksinya untuk menolak mengirimkan perwakilan ke Pansus KPK.

"Tentunya pasti ada ya komunikasi di antara kita semuanya. Tapi fraksi itu kan punya memiliki pandangan, pendapat, keputusan (masing-masing)," katanya.

Diketahui, nama Ibas beberapa kali disebut mantan koleganya M Nazaruddin di persidangan. Nazaruddin, menyebut Ibas menerima komisi dari proyek Wisma Atlet SEA Games, Sumatera Selatan.

Bahkan, dia membeberkan soal permainan proyek dilakoni putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dalam proyek di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

"Ada juga uang diserahkan di Kempinski USD 450 ribu ke Mas Ibas," kata Nazaruddin kepada awak media di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, beberapa waktu lalu.

Nazaruddin kembali mengulang cerita ihwal aliran duit USD 200 ribu buat Ibas terkait Kongres Partai Demokrat 2010. Anehnya, Nazaruddin mendadak berkicau ihwal dugaan permainan proyek di SKK Migas.

"Ada juga proyek SKK Migas yang PT Saipem. Soalnya itu miliknya Mas Ibas," ujar Nazaruddin.

Tak hanya Nazaruddin, mantan Ketua KPK Antasari Azhar buka suara tentang isu 'permainan' Informasi Teknologi (IT) KPU pada Pemilu 2009. Antasari bahkan menyebut, ada keterlibatan Ibas dalam kasus tersebut.

Antasari menyebutkan, pada 2009 ada laporan tentang persoalan IT di KPU. Bahkan, kata dia, laporan tersebut melibatkan Ibas.

"Yang mengadakan alat IT KPU itu salah satu putra SBY, Ibas pengadaan IT KPU," kata Antasari, Februari lalu.

Antasari menceritakan, dugaan keterlibatan Ibas itu berupa laporan ke KPK. Dia tak menyebutkan siapa yang melaporkan itu. Antasari pun hendak mengusut kasus itu, sayang dia sudah lebih dulu ditangkap karena terlibat kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnain, yang disebutnya kasus ini bentuk kriminalisasi SBY.

"Informasi masuk ke kita seperti itu, kita telusuri, tetapi belum sampai ke sana, saya sudah masuk duluan," jelas dia sembari menjelaskan saat ingin mengusut kasus ini, penghitungan Pileg 2009 sedang berlangsung.

Ibas pun belum pernah diperiksa KPK terkait ucapan Nazaruddin dan Antasari.

(mdk/eko)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PKS soal Putusan DKPP: Rakyat Tentu Tidak Ingin Orang yang Dipilih Bermasalah Etika

PKS soal Putusan DKPP: Rakyat Tentu Tidak Ingin Orang yang Dipilih Bermasalah Etika

Dia meminta harus bisa dihentikan dan tidak menjadi tren.

Baca Selengkapnya
Dipanggil Terkait Kasus Korupsi Eks Mentan SYL, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Tak Penuhi Panggilan KPK

Dipanggil Terkait Kasus Korupsi Eks Mentan SYL, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Tak Penuhi Panggilan KPK

Arief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.

Baca Selengkapnya
Dewas Benarkan Ada Laporan Jaksa KPK Peras Saksi: Sudah Penyelidikan

Dewas Benarkan Ada Laporan Jaksa KPK Peras Saksi: Sudah Penyelidikan

Meski demikian dari informasi yang dihimpun jika inisial Jaksa KPK itu adalah TI yang diduga memeras saksi dalam sebuah kasus sebesar Rp 3 miliar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
KPK Tetapkan Kepala BPPD Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif Pegawai

KPK Tetapkan Kepala BPPD Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif Pegawai

AS ditahan 20 hari pertama terhitung tanggal 23 Februari 2024 sampai dengan 13 Maret 2024 di Rutan KPK.

Baca Selengkapnya
KPK Periksa IRT Usut Kasus Bupati Sidoarjo Potong Dana Insentif ASN

KPK Periksa IRT Usut Kasus Bupati Sidoarjo Potong Dana Insentif ASN

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan Kasubag Umum dan Kepegawaian BPPD Siska Wati sebagai tersangka korupsi pemotongan dana insentif ASN Sidoarjo

Baca Selengkapnya
KPK Tagih Komitmen Prabowo-Gibran dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

KPK Tagih Komitmen Prabowo-Gibran dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

KPK ingatkan pasangan Prabowo-Gibran dalam hal memperkuat KPK

Baca Selengkapnya
PKS Minta Publikasi Sirekap Dihentikan, Ini Alasannya

PKS Minta Publikasi Sirekap Dihentikan, Ini Alasannya

KPU diminta tidak mempublikasikan hasil yang justru berbeda karena banyaknya temuan kesalahan.

Baca Selengkapnya
KPK Ancang-Ancang Lawan Praperadilan Mantan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Ancang-Ancang Lawan Praperadilan Mantan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Gus Mudhlor ditetapkan KPK sebagai tersangka seteah diduga terlibat melakukan pemotongan dana insentif ASN.

Baca Selengkapnya
PKS Temukan Kasus Dugaan Penggelembungan Suara DPR RI di Dapil Jawa Barat VI

PKS Temukan Kasus Dugaan Penggelembungan Suara DPR RI di Dapil Jawa Barat VI

PKS memperingatkan kepada para penyelenggara untuk bersikap amanah dan tidak mencuri suara rakyat.

Baca Selengkapnya