Rencana Menduetkan Anies dan Ganjar yang Bertepuk Sebelah Tangan

Kamis, 9 Februari 2023 07:00 Reporter : Supriatin
Rencana Menduetkan Anies dan Ganjar yang Bertepuk Sebelah Tangan 3 Gubernur Lakukan Any Song Challenge. Instagram/@ridwankamil ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Skenario awal Partai NasDem menuju Pilpres 2024 kandas. Rencana menduetkan Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) hanya menjadi angan-angan. Ganjar tak menggubris.

NasDem menyebut penolakan Ganjar sebagai dinamika. Skenario pasangan Anies dan Ganjar di Pilpres 2024 akhirnya bertepuk sebelah tangan.

“Awalnya ada rencana menduetkannya (Anies dan Ganjar). Awalnya. Tapi dinamika berbeda, bertepuk tidak mungkin sebelah tangan, ya kan?,” ungkap Ketua DPP NasDem Willy Aditya ketika wawancara khusus dengan merdeka.com di NasDem Tower, Jakarta, Rabu (8/2).

Ganjar masuk daftar capres NasDem saat Rakernas di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis, 16 Juni 2022. Selain Ganjar, ada nama Anies Baswedan dan Andika Perkasa. Ketum NasDem, Surya Paloh mengatakan, tiga nama tersebut merupakan hasil penyaringan dari banyak rekomendasi NasDem daerah.

Anies mendapat rekomendasi dari 32 DPW NasDem, kecuali Papua Barat dan Kalimantan Timur. Sementara Ganjar memperoleh rekomendasi dari 29 DPW NasDem, kecuali Kalimantan Timur, Banten, Nasdem Kalimantan Selatan, Nasdem Maluku Utara dan Nasdem DKI Jakarta. Sedangkan Andika Perkasa mendapat rekomendasi dari 13 DPW Nasdem.

Rekomendasi capres NasDem sampai ke telinga Ganjar pada 18 Juni 2022. Namun, kader PDI Perjuangan itu tak menjawab. Dia hanya menggantungkan rekomendasi NasDem tersebut.

“Kita tidak bisa menunggu, tidak bisa menggantung dalam ketidakjelasan karena itu kita ambil keputusan cepat," ujar Wasekjen NasDem Hermawi Taslim.

NasDem dikejar waktu. Masa pendaftaran capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun kian dekat, hanya menghitung bulan. Karena Ganjar tidak kunjung memberikan jawaban tegas, akhirnya partai besutan Surya Paloh itu memilih skenario lain. Menetapkan Anies sebagai capres.

"Pak Ganjar bisa jadi tetap masuk dalam perhitungan kita, karena kita berkejaran dengan waktu kita sangsi apakah beliau punya sikap yang teguh," kata Hermawi.

2 dari 3 halaman

Ganjar Hormati Megawati

Ganjar mengungkap alasan enggan merespons rekomendasi NasDem untuk maju sebagai capres. Dia mengaku menghormati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Di mata Ganjar, Megawati seperti orang tua sendiri. Saran dan petunjuknya akan selalu diikuti.

"Saya ini orang yang didik untuk sangat hormat dengan orang tua, maka saya sangat menghormati orang tua termasuk orang tua saya di partai. Orang tua saya sekarang sudah tiada, sekarang orang tua saya ya Bu Mega," kata Ganjar Pranowo di Semarang, 18 Juni 2022.

Ganjar menyinggung ketegasan Megawati. Bila salah satu kader PDIP melakukan kesalahan, maka Megawati tidak segan memberikan peringatan atau teguran keras.

“Tapi kalau kita bisa menjalankan aturan itu dengan baik, tentu beliau-beliau juga akan senang karena anak-anaknya bisa bekerja dengan baik,” imbuh dia.

Ganjar mengatakan, PDIP memiliki mekanisme sendiri dalam pengusungan capres. Ketua umum partai memiliki kuasa penuh untuk menentukan siapa yang layak maju bertarung di Pilpres 2024. Itu artinya, keputusan tertinggi di PDIP ada pada tangan Megawati.

“Setiap partai punya aturan termasuk PDI Perjuangan yang punya mekanisme, peraturan, tata cara sesuai AD/ART. Untuk soal ini, PDI Perjuangan sudah jelas, ini hak prerogatif Ketua Umum," tegas Ganjar.

3 dari 3 halaman

Nasdem Pilih Anies

Ketua Umum NasDem Surya Paloh mendapuk Anies sebagai capres di Pilpres 2024 pada 3 Oktober 2022. Menurut Surya Paloh, Anies merupakan sosok yang representatif untuk menjawab tantangan global.

"Jadi tentu dari semua hal itu yang dibutuhkan oleh kepemimpinan nasional ini ke depan, Bang Surya melihat ada sebuah standing Anies itu lebih representatif menjawab tantangan-tantangan global," ungkap Willy.

Sosok Anies dinilai sebagai sebuah sintesa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Anies memiliki pemahaman politik yang memadai layaknya SBY. Serta memiliki etos kerja seperti Jokowi. Secara pengalaman, Anies pernah menjadi menteri di periode pertama Jokowi dan gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Sintesa sosok SBY dan Jokowi pada diri Anies itu menjadi faktor kenapa akhirnya Surya Paloh memilihnya menjadi calon presiden NasDem.

"Jadi dialektika itu kemudian bermuara pada figur Anies Baswedan dan dipandang oleh bang Surya sangat kompatibel dengan tantangan zaman. Jadi Anies itu zeitgeistnya semangat zaman untuk kepemimpinan Indonesia di 2024," ujar Willy.

[tin]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini