Pupusnya mimpi Sekda Saefullah ramaikan Pilgub DKI
Merdeka.com - Sepuluh partai yang ada di DPRD DKI Jakarta sudah mengumumkan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan berlaga di pemilihan gubernur pada 2017 mendatang. Ada tiga pasangan yang akan berlaga memperebutkan suara warga Jakarta pada Februari 2017 mendatang.
Yakni pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDIP, Golkar, NasDem dan Hanura. Kemudian Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung Poros Cikeas terdiri dari Demokrat, PKB, PPP dan PAN. Serta pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS.
Ketiganya sudah mendaftar ke KPU DKI. Hari ini, mereka mengikuti tes kesehatan di RS AL Mintohardjo sebagai syarat maju Pilgub DKI.
Di tengah kegembiraan pasangan yang diusung, ada nama yang mungkin kecewa batal mencalon di Pilgub DKI DKI 2017. Salah satunya pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra. Meski melakukan pendekatan ke berbagai lapisan masyarakat Jakarta, namun dukungan tak berpihak padanya.
"Keputusan yang telah diambil oleh partai-partai non pendukung petahana pada Jumat 23 September 2016 mungkin telah membuat rasa puas pada sebagian warga masyarakat, namun bisa pula menimbulkan rasa kecewa pada sebagian lainnya. Namun apapun juga perasaannya, itulah realitas politik yang kita hadapi," kata Yusril di Jakarta pada Jumat (23/9) kemarin.
"Saya dan keluarga serta teman-teman seperjuangan tetap sabar dan tabah menghadapinya," katanya.
Selain Yusril ada pula nama Sekda DKI Saefullah. Beberapa bulan terakhir, Saefullah tampak benar-benar serius menjajal panggung politik. Dia serius mengikuti penjaringan cagub-cawagub DKI di sejumlah partai. Seperti Partai Gerindra dan PKB.
"Kalau didukung cukup partai, saya pikirkan maju. Kalau maju kan kita sebagai orang taat undang-undang, kita jalankan undang-undang dan nyatakan berhenti sebagai PNS. Mau apa lagi? Kan harus begitu," tegas Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta pada pertengahan Agustus lalu.
"Sebab komunikasi hampir semua partai. Tapi kan hasil komunikasinya enggak tahu, kami diundang untuk bicara saja. Kalau ngobrol setengah jam kan banyak. Saya sudah bolak-balik enggak ada surat dukungan. Tapi saya siap," sambungnya.
Bahkan saat kunjungan ke lapangan, dia mengklaim mendapat banyak dorongan baik dari tokoh masyarakat maupun warga. Sejumlah orang juga telah membentuk relawan yang dinamakan Sahabat Saefullah.
"Kalau NU semua ke saya dong. NU ya kalau tahun lalu nyoblos tujuh jutaan, warga Nahdliyin lebih dari separuh," ucapnya percaya diri.
Namun sejak tanggal 21 September hingga 23 September kemarin, tepatnya di hari pendaftaran cagub-cawagub DKI, ternyata partai-partai tersebut tak mengusung nama Saefullah. Termasuk partai yang pernah dia ikuti untuk proses penjaringan Pilgub DKI.
Saefullah belum bicara soal dirinya tidak dipilih partai. Namun dua pimpinannya yang menjadi salah satu kandidat di Pilgub DKI 2017, Ahok dan Djarot memberikan pandangannya.
"Bagus dong (tidak maju jadi). Berarti aku jadi punya Sekda," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, kemarin.
Meski tahu Saefullah berhasrat melawannya di pilgub DKI, Ahok, sapaan Basuki, memutuskan tak akan memecatnya. "Masih muda, ngapain saya ganti-ganti? Sudah cocok," sambungnya.
Pesan bijak juga disampaikan Djarot untuk Saefullah. Dia meminta Saefullah jadikan kegagalan maju di pilgub sebagai pengalaman dan kembali fokus bekerja.
"Saya bilang sama beliau (Saefullah), badai pasti berlalu gitu ya. Sekarang bisa fokus beliau," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (23/9).
Dikatakannya, meski tak diusung partai manapun, wajah Saefullah terlihat lebih tenang dari sebelum-sebelumnya. Selama beberapa bulan terakhir, kata dia, Saefullah terlihat begitu tegang.
"Ketika tidak kesampaian, kelihatannya beliau lega banget. Sekarang sudah tidak tegang lagi, sudah bisa ketawa-ketawa, lebih cerah, sudah bisa fokus. Kalau bulan-bulan kemarin mukanya tegang banget, tapi sekarang sudah tidak tegang lagi," sambungnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai Pilpres, Bawaslu Bersiap untuk Pilkada 2024
Pengawasan media sosial menjadi salah satu hal yang didalami oleh Bawaslu.
Baca SelengkapnyaSidang Lanjutan Sengketa Pilpres, KPU dan Bawaslu Masing-Masing Hadirkan Saksi-Ahli
KPU menghadirkan tiga saksi ahli dan Bawaslu sembilan saksi ahli.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa
Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sedih, Pangdam Siliwangi Melepas Dua Jenderal, Mayjen TNI Dadang Arief 'Lebih Sedih Kalau Persib Kalah Terus'
Koorsahli Panglima TNI, Mayjen TNI Dadang Arief sedih harus meninggalkan Kodam III/Siliwangi, namun lebih sedih ketika melihat Persib kalah terus.
Baca Selengkapnya5 PPK di Palembang Gelembungkan Suara Caleg, Penghitungan Suara Diambil Alih KPU
5 PPK di Palembang Gelembungkan Suara Caleg, Penghitungan Suara Diambil Alih KPU
Baca SelengkapnyaPKB Usung Misi Perubahan di Pilkada Serentak 2024, Bakal Kampanye Ala Slepet Imin dan Desak Anies
"Perubahan yang diusung Gus Muhaimin Iskandar bersama Mas Anies dalam Pilpres 2024 menjadi misi PKB dalam Pilkada serentak," kata Huda
Baca SelengkapnyaSidang Sengketa Pilpres 2024, Kubu Ganjar-Mahfud Hadirkan 10 Saksi hingga Ahli Romo Magnis dan Hamdi Muluk
MK akan memberi kesempatan saksi dan ahli memberikan keterangan dengan waktu maksimal 15 menit dan saksi ahli dan 20 menit.
Baca SelengkapnyaTKN Puji Sikap Surya Paloh Terima Kemenangan Prabowo-Gibran, Sinyal Ajak Bergabung?
Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran memuji sikap Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menerima kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Cak Imin Minta Doa ke Relawan
Cak Imin berharap agar Tim Hukum Nasional (THN) AMIN bisa sukses dalam sidang sengketa tersebut.
Baca Selengkapnya