Politikus PKS Anggap Masih Ada Celah Berkoalisi dengan PDIP

Merdeka.com - Ketua DPP PKS Nasir Djamil menilai pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tidak sepenuhnya menutup pintu koalisi. Hanya, ia menangkap PKS dan PDIP ada perbedaan.
"Kalau saya nyimak pernyataan Hasto itu kan dia tidak full mengatakan tidak bisa bekerjasama atau berkoalisi dengan PKS, dia bilang ada perbedaan di internal PDIP menyikapi teman koalisi yang akan datang," ujar Nasir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/6).
Nasir melihat masih ada celah PKS berkoalisi dengan PDIP. Apalagi dalam Pilkada sebelumnya, ada beberapa tempat PDIP berkoalisi dengan PKS.
"Jadi tidak langsung forbodden gitu ya, dilarang masuk, masih ada celah-celah, ibarat lalu lintas itu masih ada lambang-lambang lain yang kemudian bisa digunakan, tidak kemudian dilarang masuk, saya baca seperti itu pernyataan Pak Hasto," ucapnya.
Anggota Komisi II DPR RI ini mengatakan, pertarungan ideologi di Indonesia sudah tidak ada lagi. Ia berharap setiap partai membangun kerjasama politik turut menghindari pernyataan yang dapat dipersepsikan sebagai pembelahan.
"Sebenarnya di Indonesia tidak ada lagi pertarungan ideologi, yang akan sudah ke tengah, yang kiri juga sudah ke tengah. Jadi kami punya harapan agar setiap partai politik bisa membangun kerja sama hindari pernyataan-pernyataan yang berkonotasi dan dipersepsikan sebagai sebuah pembelahan," ucapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengakui sulit untuk koalisi dengan PKS dan Demokrat. Pertama, kesulitan koalisi dengan PKS sebab perbedaan ideologi.
"PDIP berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda. Sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal," kata Hasto dalam diskusi daring, Jumat (28/5).
Sementara, PDIP dan Demokrat memiliki basis dan DNA partai yang berbeda. Hasto bilang demikian karena tidak ingin dijodohkan dengan Demokrat lantaran karakter kedua partai yang berbeda.
"Dengan Demokrat berbeda, basisnya berbeda. (Demokrat) partai elektoral, kami adalah partai ideologi tapi juga bertumpu pada kekuatan massa. Sehingga kami tegaskan dari DNA-nya kami berbeda dengan Partai Demokrat. Ini tegas-tegas saja, supaya tidak ada juru nikah yang ingin mempertemukan tersebut. Karena beda karakternya, naturenya," ujar Hasto.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya