Merdeka.com - Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid merasa yakin dalam paripurna nanti kubu yang mendukung Pilkada lewat DPRD akan menang. Dia juga tak yakin bahwa Demokrat akan mendukung Pilkada langsung.

Hidayat merasa keputusan Demokrat memilih Pilkada langsung belum final. Dia malah menyindir kekuatan parpol pendukung Pilkada langsung tidak solid.

Menurut dia, dalam voting paripurna nanti yang berhak bersuara adalah anggota DPR. Meskipun dia mengakui ada perintah DPP dan Fraksi parpol dalam mengambil sikap.

"Apakah memang 5 parpol lawan 4 parpol atau 5 setengah lawan 4, ada kemungkinan dalam bentuk vote nanti akan menghadirkan individu daripada anggota DPR, sekali pun fraksi beda, tapi voting pasti individual," ujar Hidayat di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (23/9).

Diketahui, Pilkada langsung didukung oleh Demokrat, PDIP, PKB dan Hanura. Sementara Pilkada lewat DPRD, didukung Golkar, PAN, PKS, PPP dan Gerindra.

Namun Hidayat tak menjelaskan, mana parpol yang bakal mbalelo tak penuh dukung Pilkada nantinya. Akan tetapi, dia melihat, banyak kader Demokrat justru mendukung Pilkada lewat DPRD daripada langsung sesuai keputusan partai.

"Nanti anda lihat seperti Demokrat sebagai anggota fraksi tetap condong memilih Pilkada tidak langsung termasuk Pak Khatibul juga karena sejak dari awal mendukung Pilkada tidak langsung kan Demokrat sendiri," terang dia.

Hidayat menjamin seluruh anggota fraksinya bakal hadir di paripurna 25 September nanti saayt voting. Dia memprediksi, tidak kurang dari 50 anggotanya yang ikut voting.

"Minimal Insya Allah karena memang ada pengawasan haji kalau pulang gimana ngawasinnya, perkiraan tidak kurang dari 50 anggota PKS akan hadir," pungkasnya.

Diketahui, dalam pembahasan Panja RUU Pilkada sebelumnya mentok sampai pilihan Pilkada langsung atau lewat DPRD. Namun kini, ada opsi lain yang diajukan Demokrat yakni Pilkada langsung dengan sejumlah catatan.

PDIP (94 suara), PKB (28 suara), Hanura (17 suara) dukung Pilkada langsung (total 139 suara). Sementara Golkar (106 suara), Gerindra (26 suara), PAN (46 suara), PKS (57 suara) PPP (38 suara) memilih opsi Pilkada lewat DPRD (total 273 suara). Sementara Demokrat (148 suara) dengan opsinya sendiri.

Jika diestimasi, maka dapat diprediksi bahwa suara Pilkada lewat DPRD menjadi mayoritas jika pengambilan keputusan dilakukan melalui voting.