PKS Desak Presiden Jokowi Segera Tunjuk Menteri KKP Definitif, ini Alasannya
Merdeka.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendesak Presiden Joko Widodo segera menunjuk Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) definitif pengganti Edhy Prabowo. Edhy ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan telah ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus korupsi ekspor benih lobster.
"Kenapa pak Jokowi tidak segera menunjuk menteri definitif? Rasanya presiden memiliki semuanya untuk segera berkonsolidasi melakukan penunjukan menteri kelautan dan perikanan definitif," kata Ketua DPP PKS Bidang Tani dan Nelayan, Riyono, dalam keterangannya, Sabtu (5/12).
Presiden Jokowi telah menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, sebagai Menteri KKP Ad Interim. Tak berselang lama, posisi itu diisi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Menurut Riyono, penunjukan ini kurang tepat. Menteri Syahrul Yasin Limpo saat ini sedang dipusingkan oleh kelangkaan pupuk untuk petani di musim tanam Oktober hingga Maret.
Jika Menteri Syahrul Yasin Limpo dibebani tugas kelautan dan perikanan maka tugas di kementerian pertanian tidak bisa dijalankan dengan baik.
"Sektor kelautan perikanan saat ini sedang banyak PR yang harus segera ditangani seperti nilai tukar nelayan, kebijakan ekspor lobster yang membuat jejak hitam di KKP, revisi 29 Permen era Susi (Susi Pudjiastuti) yang dikerjakan oleh Edhy Prabowo dan banyak ditunggu oleh dunia usaha perikanan, illegal fishing di kawasan natuna oleh nelayan asing yang tak jera" paparnya.
50 Persen Penduduk Miskin Diklaim Berada di Pedesaaan dan Pesisir
Riyono menilai, poros maritim dunia yang didengungkan oleh Presiden Jokowi sejak periode pertama kini nyaris tidak terdengar. Percepatan penunjukan Menteri KKP seharusnya menjadi jalan untuk kembali membangkitkan ekonomi nasional.
"KKP harus kembali fokus menjadikan kesejahteraan nelayan sebagai ruh utama pembangunan kelautan nasional, 50 persen penduduk miskin kita ada di pedesaan dan pesisir," tutup Riyono.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dipanggil Terkait Kasus Korupsi Eks Mentan SYL, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Tak Penuhi Panggilan KPK
Arief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Baca SelengkapnyaPKS soal Pertemuan Surya Paloh dan Jokowi: Saksi Kami Masih Berjuang agar Suara Rakyat Tak Dicurangi
PKS menghormati pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaCuma PKS yang Tak Ikut Jokowi
Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sekjen PDIP Sempat Berdoa Jokowi Tidak Ikut Turun Kampanye dan Memihak ke Satu Capres
Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengaku sudah sejak lama memprediksi jika Presiden Jokowi akan kampanye dan memihak satu Capres.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP
Hasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
Baca SelengkapnyaIstana Jelaskan Alasan Jokowi Tak Pilih Prabowo Jadi Plt Menko Polhukam
Jokowi menunjuk Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian sebagai Plt Menko Polhukam.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaKPK Beberkan Baru 29,55 Persen Legislator yang Lapor LHKPN, 6 Menteri Jokowi Belum Setor
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis tingkat kepatuhan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Tahun 2023
Baca SelengkapnyaKompak! Presiden Jokowi, Wapres Ma’ruf & Sejumlah Menteri Lapor SPT Pajak Bersama di Istana
Penyampaian SPT tahunan yang terlambat akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda, yakni Rp 100 ribu
Baca Selengkapnya