Merdeka.com - Pasangan Rohadi Widodo-Ida Retno Wahyuningsih memperoleh nomor urut 1 dalam pengundian nomor urut calon bupati dan wakil bupati Pilkada Kabupaten Karanganyar 2018. Pengundian dilakukan di gedung Paripurna, DPRD Karanganyar, dihadiri kedua pasangan calon, para partai pendukung, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara serta instansi terkait.

Pasangan Rohadi-Ida memang mendapatkan kesempatan pertama untuk mengambil nomor urut. Saat pengambilan tersebut keduanya mendapatkan nomor urut 1. Sedangkan pasangan Juliyatmono-Rober otomatis memperoleh jatah nomor urut 2, yang akan digunakan dalam Pilkada 2018.

Sebelum pengambilan nomor urut dilakukan, kedua calon wakil bupati diminta oleh KPU untuk mengambil nomor di dalam akuarium. Nomor inilah yang menentukan siapa yang nantinya akan mengambil nomor urut terlebih dahulu. Selanjutnya, Ida Retno Wahyuningsih dan Rober Christanto diminta mengambil nomor.

Dari pengambilan tersebut, Ida mendapatkan nomor satu sedangkan Rober mendapatkan nomor 10. Hal ini berarti, pasangan Rohadi Widodo-Ida Retno Wahyuningsih mendapatkan giliran pertama untuk mengambil nomor urut. Rohadi diminta untuk mengambil nomor urut, dan didapatkan nomor 1.

Kepada wartawan Juliyatmono yang saat ini masih menjabat bupati Karanganyar menyebut nomor 2 sudah sesuai dengan yang dia harapkan. Dalam doa yang dia panjatkan sebelum pengundian, dia berharap mendapatkan nomor tersebut. Selain mempunyai filosofi, angka dua dia yakini mempunyai keberuntungan.

"Nomor 2 ini sudah sesuai dengan doa saya kepada Allah dan akhirnya dapat nomor 2. 2 itu filosofinya sebagai pasangan. Roda itu ada dua di depan dan belakang, ada dunia akhirat. Ada keseimbangan berjuang bersama memajukan Karanganyar, dan filosofi yang paling menyentuh Allah mengamanatkan untuk dua periode," ujarnya.

Rohadi Widodo yang saat ini masih menjabat sebagai wakil bupati Karanganyar menuturkan bahwa nomor 1 merupakan sebuah anugerah dari Allah.

"Ini pertanda kalau saya akan menjadi pemimpin Karanganyar. Kalau dulu nomor 2 (wakil bupati) sekarang jadi nomor satu (bupati)," katanya.

Sementara itu proses pengambilan nomor urut, diwarnai adu yel. Para pendukung yang datang dari kedua pasangan terus meneriakkan kalimat-kalimat mendukung pasangan masing-masing. Kondisi tersebut membuat suasana di dalam ruang paripurna menjadi riuh. Saking meriahnya, membuat panitia beberapa kali meminta para pendukung untuk menghentikannya.