Merdeka.com - Sejumlah ruas jalan utama di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, tampak sepi saat hari pencoblosan putaran kedua pemilihan gubernur.

Sejumlah kawasan di lintas timur (Jalan Imam Munandar), Jenderal Sudirman dan kawasan pusat kota pada Rabu (27/11) pagi tampak lengang. Arus lalu lintas kendaraan tampak sepi namun tetap dalam pengawasan aparat kepolisian setempat.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi Riau, Tengku Edy Sabli mengatakan, hari pencoblosan pilkada putaran kedua ditetapkan sebagai hari libur setelah adanya Surat Edaran Gubernur Riau No.100/TAPEM/15.22.

"Hari ini sudah dipastikan hari libur, itu didasari untuk menjamin masyarakat bisa menjalankan hak konstitusionalnya," katanya seperti dikutip antara.

Dalam surat edaran itu disebutkan, pada 27 November 2013 ditetapkan sebagai hari libur untuk seluruh wilayah administrasi Provinsi Riau.

Untuk itu, demikian Edy, diberitahukan kepada seluruh instansi pemerintah, swasta dan seluruh sektor kegiatan usaha untuk melaksanakan surat edaran tersebut.

Edy mengatakan semua pihak juga diminta dan diharapkan mendukung dan menyukseskan pelaksanaan Pilkada Riau putaran kedua ini. "Terutama dengan mengedepankan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Untuk semua PNS juga diminta agar menjaga netralitas," katanya.

Komisi Pemilihan Umum Daerah Riau mengharapkan semua kalangan harus menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara Pilkada Riau putaran kedua.

Pada Pilkada Riau putaran pertama lalu, Komisi Pemilihan Umum Daerah Riau telah menetapkan dua kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2013 yang maju pada putaran kedua adalah pasangan nomor urut 1 yakni Harman Abdullah berpasangan dengan Agus Widayat.

Kemudian pasangan nomor urut 2 yakni Anas Maamun dan Andi yang diusung oleh Partai Golkar.

Di putaran pertama, keduanya meraih perolehan suara tertinggi mengalahkan tiga kandidat lainnya, yakni pasangan Lukman Edy-Suryadi (nomor urut 3), Achmad-Masrul (nomor urut 4), dan pasangan Jon Erizal-Mambang Mit (nomor urut 5).

Namun dari dua pasang kandidat peraih suara terbanyak itu, tidak ada yang berhasil mengumpulkan lebih dari 30 persen suara sehingga sesuai dengan amanat undang-undang, maka Pilkada Riau digelar dua putaran.