Pertarungan golongan tua dan muda berebut posisi presiden PKS
Merdeka.com - Luthfi Hasan Ishaaq menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Keputusan itu dilakukan setelah dirinya tersangkut dalam kasus dugaan suap impor daging sapi.
Dengan memakai baju tahanan KPK, Luthfi beralasan, keinginannya mundur karena ingin konsentrasi menghadapi kasusnya. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Dewan Syuro PKS untuk menentukan penggantinya.
"Agar kemudian, bisa diproses sesuai dengan mekanisme organisasi, dan kemudian agar saya bisa menjalankan proses ini secara baik dan bisa berkonsentrasi," ujar Luthfi usai diperiksa penyidik di Gedung KPK, Kamis (31/1).
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syafuan Rozi Soebhan mengatakan, PKS memiliki banyak kelebihan dengan banyaknya perwakilan-perwakilan yang menjabat sebagai pengurus partai. Mulai dari tokoh tua, tokoh muda, yang mewakili kawasan Indonesia Barat dan Timur hingga kelompok-kelompok tertentu.
Meski demikian, dia belum melihat sosok muda yang mampu menggantikan hegemoni golongan tua di dalam struktur kepemimpinan partai. Sebab, sejak pertama kali didirikan, presiden PKS yang terpilih selalu berusia di atas 50 tahun.
"Saya belum bisa lihat yang muda bisa menggantikan lapisan tua, rata-rata sudah berusia 50-an dan mapan," kata Syafuan Rozi kepada merdeka.com, Kamis (31/1).
Menurut dia, ada sejumlah tokoh muda yang dapat dikedepankan dalam kepengurusan partai, yakni Zulkieflimansyah, Mustafa Kamal, Anis Matta, Mahfud Siddiq dan Fahri Hamzah. Dari nama-nama itu, hanya Mahfud dan Fahri yang dinilai siap menggantikan Luthfi.
"Ini bagus buat kaderisasi, momen ini bisa dimanfaatkan untuk pulihkan partai agar tidak terjun ke jurang atau dilanda tsunami, perlu tokoh muda," tandasnya.
Syafuan melanjutkan, sosok Mahfud di dalam partai sangat terkait dengan penyelesaian konflik di tanah air. Tidak hanya itu, di mata para kader partai dianggap mewakili tokoh-tokoh muda di dalam partai.
"Tentunya dengan harapan kader-kader muda akan mendukung," tambahnya.
Terhadap Fahri, meskipun memiliki kans untuk duduk sebagai pimpinan partai. Namun, pernyataannya yang tajam terkait KPK dan frontal membuatnya jauh untuk duduk di posisi puncak.
"Dulu dia pernah meminta KPK untuk dibubarkan, jika dipaksakan jadi sangat blunder," ungkapnya.
Meski demikian, buka tidak mungkin Dewan Syuro akan memilih golongan tua di dalam PKS. Salah satunya kehadiran Hidayat Nur Wahid yang sudah jauh-jauh hari dikenal oleh masyarakat.
"Kalau ingin figur lain, turun gunung lagi apalagi kejadian ini akibat kondisi dari luar partai. Sosok Hidayat Nur Wahid bisa muncul jika Dewan Syuro ingin selamatkan partai, bisa terjadi," paparnya.
Sementara itu, pengamat dari Charta Politica Yunarto Wijaya memandang sosok Hidayat memang pantas untuk kembali menjabat sebagai Presiden PKS. Pasalnya, integritas Hidayat selama memimpin partai bisa dibuktikan dan lepas dari masalah korupsi.
"Keberadaan dia cenderung berhasil," ucap Yunarto.
Menurutnya, saat masih menjabat sebagai Presiden PKS pada periode 2000 sampai 2004 lalu, Hidayat berhasil menjadikan partai itu cukup disegani lawan-lawannya. Di bawah kepemimpinan Hidayat mampu menarik kader-kader baru dan mendorong regenerasi struktural.
"Sampai saat ini, integritas Hidayat masih bersih," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PKS Tentukan Jadi Oposisi atau Gabung Pemerintah Setelah Hasil Pemilu Diumumkan KPU
Posisi PKS di pemerintahan bakal diputuskan lewat Musyawarah Majelis Syuro PKS.
Baca SelengkapnyaPenampakan TPS 10 Tempat Presiden Jokowi Nyoblos, Sudah Dijaga Ketat Paspampres
Sudah ada pengamanan dari Paspampres dan tenda telah didirikan
Baca SelengkapnyaKetua KPU soal Presiden Boleh Berpihak di Pemilu: Undang-undangnya Memang Begitu
Sebelumnya Presiden Jokowi menegaskan baik Presiden maupun menteri boleh berpihak dalam Pilpres
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pesan Penting Menteri Basuki ke PNS PUPR soal Pilihan Presiden Selanjutnya
Basuki menekankan bahwa dia tidak akan memberikan arahan para PNS di kementeriannya untuk memilih pasangan calon tertentu.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaKaesang Efek, Perolehan Kursi PSI Naik 400% di NTT
Kehadiran Kaesang menjadikan PSI sebagai representasi partai yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaKapan Pemenang Pilpres 2024 Dilantik Jadi Presiden dan Wakil Presiden?
Merujuk pada Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, Pemilu saat ini berada pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara
Baca SelengkapnyaUsai KPU Umumkan Pemenang Pilpres dan Pileg, Surya Paloh Bakal Temui Parpol di Luar Koalisi Perubahan
Surya Paloh menilai pentingnya menjaga komunikasi dengan partai politik lain setelah pemilu.
Baca Selengkapnya