Pernyataan Bupati Banyumas sindir PDIP tak pernah salat dikecam
Merdeka.com - Ratusan massa PDI Perjuangan yang tergabung dalam Banteng Banyumas menggelar aksi mengecam Bupati Banyumas, Mardjoko. Mereka menilai pernyataan Mardjoko yang menyatakan orang PDI Perjuangan tak pernah salat penuh nuansa SARA.
"Ini bentuk penghinaan terhadap warga PDI Perjuangan," kata Koordinator Banteng Banyumas, Agus Priyanggodo, Senin (27/1) saat berorasi di depan Pendopo Sipanji Purwokerto Banyumas.
Mereka membawa poster dengan tulisan 'Mardjoko Sedurunge Pidato, Sinau Dhisit Pancasila'. Ia mengecam Bupati Mardjoko, yang dinilai menghina PDIP. Demo ini merupakan reaksi keras atas pernyataan Mardjoko yang menuding 'wong PDIP ora tau sembayang'. Hampir semua anggota Fraksi PDIP DPRD menemui massa dan ikut bergabung dalam demo Banteng Banyumas.
Banteng Banyumas menuntut permintaan maaf Mardjoko secara terbuka di media massa, atas penghinaan terhadap PDIP. Mereka juga menuntut, Panwslu memanggil Mardjoko yang terindikasi melakukan tindak pidana pemilu. Menuntut aparat berwenang memanggil dan memeriksa Mardjoko atas indikasi pelanggaran perundangan karena menghina bermotif SARA. Mengutuk segala tindakan yang bersifat menghasut atau mengadu-domba masyarakat dengan isu SARA.
Saat dikonfirmasi, Mardjoko mengaku sudah memberikan klarifikasi beberapa waktu lalu. "Angger nyong siki ngomong maning, mbok malah dadi salah maning (Kalau aku ngomong lagi, takutnya malah salah lagi)," kata Mardjoko.
Ia menyatakan, apa yang dituduhkan kepadanya tidak benar. "Dalam sambutan di UMP saya mengatakan, pilihlah pemimpin yang tidak hanya muslim, tetapi juga mukmin. Sebab orang tidak salat juga termasuk muslim, orang tidak puasa juga termasuk muslim, pada level pemimpin ini, masih mudah terkena gangguan hawa nafsu," katanya.
Mardjoko juga menegaskan, ia sama sekali tidak menyebut partai mana pun. Dalam acara tersebut, ia hanya memaparkan tentang keberhasilan kinerja pemerintahan. Dan terkait IMM, pernyataan yang dikeluarkan adalah ia pernah didemo oleh IMM, terkait pemindahan guru serta beberapa kinerjanya yang disorot.
"Ada yang memelintir pernyataan saya, walaupun sebenarnya saya tidak mengucapkan apa yang dituduhkan, tetapi jika ada pihak-pihak yang merasa tersinggung, mohon dimaafkan," tuturnya.
Selain aksi mengecam Mardjoko, massa pro Mardjoko juga mengadakan aksi di tempat yang sama. Mereka menolak politisasi kasus Gunung Tugel mendekati pilkada.
Aliansi Masyarakat Banyumas untuk Keadilan dan Pilkada Cerdas, datang lebih awal ke DPRD. Sebelumya massa yang dipimpin Hajat Sudaryadi, mendatangi kejaksaan. Di pintu gerbang DPRD, massa yang mengusung gambar kartun cabup Achmad Husein, meminta DPRD tidak mempolitisir kasus Gunung Tugel. Sebagai wakil bupati, Husein juga diminta ikut bertanggung jawab atas kasus Gunung Tugel.
Massa ini mengecam kampanye hitam terhadap Mardjoko. Karena pada kasus Gunung Tugel, Mardjoko dinilai menjadi obyek fitnah, baik melalui media massa, jejaring sosial dan unjuk rasa. "Aksi unjuk rasa Lingkar Rakyat Banyumas anti Korupsi (Labrak) secara sistematis melakukan upaya pembunuhan karakter kepada Mardjoko. Karena ada foto Mardjoko yang diusung," kata Hajat Suharyadi.
Upaya pembentukan Pansus Gunung Tugel, juga dinilai sebagai manuver politik dari sebagian fraksi. Karena dalam persoalan yang terkait hukum, DPRD sebagai lembaga legislatif dinilai tidak berhak membentuk perangkat pansus.
Berlatarbelakang poster karikatur mirip Ahmad Husein dan tulisan 'politisi busuk', orasi dari massa ini berisi pernyataan sikap, masyarakat Banyumas agar tetap tenang. "Hentikan praktik politik yang mencela dan memfitnah orang lain. Mendukung pilkada yang cerdas dan bermartabat. DPRD harus bersikap adil dan tidak bermanuver yang tidak pada tempatnya. Lembaga penyelenggara pilkada agar bersikap adil dan penegak hukum agar proporsional," seru Hajat Haryadi.
Di kejaksaan massa mendesak Kejari Purwokerto, bekerja secara profesional, objektif dan independen. Selain itu, aparat penegak hukum diminta tidak terpengaruh oleh opini maupun tekanan politik kelompok tertentu yang berkait dengan Pilkada 2013.
Massa menyatakan, mendukung kejaksaan tidak terprovokasi dan ditunggangi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kasus Gunung Tugel untuk kepentingan Pilkada. Karena isu alih fungsi tanah Gunung Tugel, digunakan kelompok pendukung calon bupati tertentu dengan sengaja melakukan upaya pembunuhan karakter terhadap calon incumbent.
Mereka ditemui Kepala Seksi Intelijen, Sunarwan, sekaligus ketua tim jaksa yang menangani kasus tersebut. Sunarwan dalam orasinya menyatakan, tetap akan bekerja profesional dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik. Pihaknya juga menepis tudingan tidak independen atau dimanfaatkan pihak lain.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini Detik-Detik Budi Djiwandono Keponakan Prabowo jadi Mualaf, Disaksikan Langsung Sang Capres
Politikus Partai Gerindra resmi menjadi mualaf di hadapan sosok capres dan Imam Besar Masjid Istiqlal. Ini informasinya.
Baca SelengkapnyaPDIP Gaungkan Perubahan, Pertanda Akhir Hubungan dengan Jokowi?
Gaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PDIP Desak Prabowo Minta Maaf Usai Sebut Bung Karno Pakai Alutsista Bekas
Hasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Hasto PDIP Bergerak Ajak Timnas AMIN Bentuk Timsus Bahas Kecurangan Pemilu
PDIP berencana menjalin komunikasi dengan tim pemenangan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Baca SelengkapnyaPDIP Nilai Paslon 02 Unggul Dalam Emosi, TKN Balas: Mereka Sedang Tak Baik-Baik Saja
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Juri Ardiantoro mengaku, tidak ingin menanggapi apa yang disampaikan oleh Hasto.
Baca SelengkapnyaHeboh Capres Prabowo Subianto Buka Baju di Atas Panggung Saat Konser Dewa19, Langsung Tos Tangan ke Ahmad Dhani
Calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto hadir dalam acara konser Dewa 19, ikut nyanyi di atas panggung dan membuka bajunya untuk dilempar ke penonton.
Baca SelengkapnyaPeluang Menteri PDIP Mundur, Hasto: Gampang, Lihat Dinamika
PDIP akan mencermati terlebih dahulu dinamika politik yang ada jelang hari pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca Selengkapnya