Penyebab Elektabilitas Jokowi Turun dan Prabowo Naik Versi Survei Kompas
Merdeka.com - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kurang dari 30 hari lagi, persaingan antara dua pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno semakin sengit. Terlebih Prabowo-Sandiaga yang harus lebih giat untuk menyusul elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin yang masih unggul.
Usaha Prabowo-Sandiaga mengejar ketertinggalan membuahkan hasil meski belum bisa menyalip. Dari hasil survei Litbang Kompas terbaru, elektabilitas Prabowo-Sandiaga naik sementara itu elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin cenderung menurun.
Turunnya elektabilitas Jokowi dan menaikkannya elektabilitas Prabowo disebabkan beberapa faktor. Berikut ini faktor yang menyebabkan elektabilitas Jokowi turun sedangkan elektabilitas Prabowo naik versi survei Litbang Kompas:
Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Selisih 11,8%
Berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo- Sandiaga Uno 32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.
Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.
Dengan mengasumsikan kelompok yang belum memutuskan dukungan pilihan (undecided voters) akan terbagi proporsional menurut perolehan survei, potensi kemenangan Jokowi-Ma'ruf 56,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,2 persen. Disebutkan pula, penurunan suara Jokowi-Ma'ruf masih akan terjadi sebulan ke depan.
Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari - 5 Maret 2019. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Prabowo Menang di Kalangan Pendidikan
Berdasarkan survei Litbang Kompas, Prabowo-Sandiaga unggul dari pendukung kelas menang atas. Misalnya pendukung dari yang berpendidikan tinggi semakin kuat untuk mendukung Prabowo-sandi. Prabowo memperoleh 46,1 persen sedangkan Jokowi hanya 39,4 persen. Jika dilihat dari survei pada bulan Oktober 2018 lalu, pendukung Prabowo naik dari sebelumnya 38,8 persen menjadi 46,1 persen. Sedangkan Jokowi turun dari 44,9 persen menjadi 39,4 persen. Yang masih merahasiakan pilihan mencapai 14,5 persen. Sementara itu, elektabilitas Jokowi berdasarkan kategori sosial ekonomi responden, kalangan bawah, menengah, dan atas. Jokowi masih unggul dibandingkan Prabowo. Kategori sosial ekonomi bawah Jokowi-Ma'ruf Amin 51,9 persen. Prabowo-Sandiaga 47,3 persen. Rahasia 15,6 persen. Kategori sosial ekonomi menengah, Jokowi-Ma'ruf Amin 47,3 persen. Prabowo-Sandiaga 40,5 persen. Rahasia 12,2 persen. Kategori sosial ekonomi atas, Jokowi-Ma'ruf Amin 47,3 persen. Prabowo-Sandiaga 41,9 persen. Rahasia 10.8 persen.
Elektabilitas Jokowi Menurun di Beberapa Wilayah
Hasil Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi turun di beberapa wilayah yang menjadi basis Jokowi. Sedangkan Prabowo mengalami kenaikkan. Â Pada survei Oktober 2018 Jokowi mendapat 75,5 persen di Jateng+DIY. Menurun menjadi 61,6 persen pada survei Maret 2019. Sedangkan Prabowo naik dari sebelumnya 12,6 persen, pada Maret menjadi 18,4 persen. Â Sementara itu Jawa Timur Jokowi juga mengalami penurunan, pada Oktober Jokowi memperoleh 69,6 persen, pada Maret 2019 mendapat 57,1 persen. Prabowo mengalami kenaikkan dari 18,8 persen menjadi 27,8 persen pada Maret 2019. Berikut perolehan suara dua kandidat Pilpres di wilayah versi Litbang Kompas:- Jakarta: Jokowi-Ma'ruf 36,3 persen dan Prabowo-Sandi 47,5 persen- Jabar+Banten: Jokowi-Ma'ruf 42,1 persen dan Prabowo-Sandi 47,7 persen- Jateng+DIY: Jokowi-Ma'ruf 61,6 persen dan Prabowo-Sandi 18,4 persen- Jatim: Jokowi-Ma'ruf 57,1 persen dan Prabowo-Sandi 27,8 persen- Jawa (total): Jokowi-Ma'ruf 51,3 persen dan Prabowo-Sandi 34,0 persen- Sumatera: Jokowi-Ma'ruf 37,0 persen dan Prabowo-Sandi 50,5 persen- Kalimantan: Jokowi-Ma'ruf 51,6 persen dan Prabowo-Sandi 35,5 persen- Sulawesi: Jokowi-Ma'ruf 45,0 persen dan Prabowo-Sandi 41,4 persen- NTB+NTT+Bali: Jokowi-Ma'ruf 68,5 persen dan Prabowo-Sandi 25,0 persen- Maluku+Papua: Jokowi-Ma'ruf 59,4 persen dan Prabowo-Sandi 31,3 persen
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu faktor pendorongnya adalah penampilan Gibran dalam debat cawapres.
Baca SelengkapnyaIndikator Politik mencatat adanya Jokowi effect dalam melesatnya elektabilitas Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaDari dua lembaga survei, Prabowo berada di atas angin karena elektabilitasnya berada di urutan pertama dibanding pesaingnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, hasil setiap lembaga survei yang melakukan jajak pendapat terhadap masyarakat berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaPDIP mengakui dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarga mempengaruhi kenaikan elektabilitas bacapres Ganjar Pranowo di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaJokowi memberikan kenaikan pangkat secara istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi Jenderal Kehormatan.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo-Gibran konsisten naik. Ganjar-Mahfud mengalami penurunan, dan Anies-Muhaimin stabil.
Baca Selengkapnya