Pengamat Nilai Rencana Reunifikasi Partai Golkar Sulit Terwujud
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia ingin mengajak pecahan partai beringin untuk bergabung kembali. Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai rencana reunifikasi itu sulit terwujud bahkan tidak mungkin terjadi, khususnya pada Partai Gerindra dan Nasdem.
"Itu ide yang mungkin secara politik, tetapi secara sosiologis dan budaya politik sepertinya sangat berat, bahkan hampir tidak mungkin mengajak partai alumni Golkar yang sudah menjadi partai menengah atas seperti Gerindra dan Nasdem," kata Ubedilah kepada merdeka.com, Minggu(17/10).
Namun, partai yang memiliki suara kecil di parlemen, seperti Hanura, Berkarya hingga PKPI, menurutnya, akan lebih mudah diajak bergabung kembali dengan Golkar. Walaupun demikian rencana itu tetap saja sulit untuk terealisasi
"Jadi menurut saya tetap sulit untuk mengajak melebur kembali, karena partai-partai alumni Golkar itu secara kultural sudah memiliki budaya politik dan budaya organisasi yang kuat, karena mereka bangun budaya organisasi partai tersebut rata-rata lebih dari 10 tahun," bebernya.
Hal yang mungkin terjadi untuk merangkul adalah dengan membangun koalisi besar partai alumni Golkar, bukannya melebur atau menghilangkan partai alumni Golkar. "Jadi tidak melebur atau menghilangkan partai-partai alumni Golkar tetapi bangun koalisi alumni Golkar," bebernya.
Sementara itu, pengamat Komunikasi Politik Kunto Adi Wibowo menilai kemungkinan adanya gabungan partai pecahan Golkar yang memiliki suara kecil di parlemen bisa terjadi. Terutama kata dia jika partai beringin tersebut menawarkan posisi untuk para pengurusnya.
"Terutama yang suaranya tidak mendapatkan suara di parlemen seperti PKPI,Hanura, kemungkinan bisa besar kalau Golkar menawarkan platform yang jelas, terutama lalu kemudian menawarkan posisi-posisi yang penting," ungkapnya.
Walaupun begitu, Kunto mengingatkan agar Golkar bisa menyusun strategi, sehingga tidak menyebabkan perebutan kekuasaan dari partai-partai pecahan. "Bahkan memberikan posisi strategis pada petinggi partai pecahan itu belum tentu menjamin, karena ada faktor yang lain. Faktor lainnya itu adalah mereka yang sekarang duduk di kursi legislatif daerah di provinsi kabupaten juga merasa agak enggak sudi menyerahkan kursinya kepada Golkar," jelasnya.
Terlebih jelang pemilu 2024, para partai akan bertarung lagi. Pertarungannya akan lebih sengit pada internal partai. Mereka harus bertarung dengan calon-calon dari Golkar.
"Dari pecahan-pecahan partai itu kan semakin susah gabung. Dari Golkar sendiri saya menilai ini luar biasa, brilian, akan susah dieksekusi, karena faktor-faktor tadi. Mungkin paling bisa menyatukan itu agar tidak terjadi politik transaksional adalah duduk bersama, bicara platform ke depan," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia ingin mengajak pecahan partai beringin untuk bergabung kembali. Doli berharap Golkar bisa menjadi rumah besar bersama.
"Anak muda yang di Partai Golkar pernah membayangkan bagaimana Golkar itu menjadi rumah besar bersama," kata Doli dalam seminar daring nasional bertajuk "Dua Dasawarsa Kemenangan Golkar 2004-2024", Sabtu (16/10).
Doli mengakui ada beberapa partai alumni Golkar yang sudah sukses bahkan memiliki kursi cukup banyak di parlemen, seperti Partai Gerindra dan Partai NasDem. Akan tetapi, masih ada beberapa sempalan Golkar lain yang belum berhasil. Doli berharap bisa mengajak partai tersebut kembali dalam rumah Golkar.
"Yang sudah keluar, katakanlah ada juga Pak Surya Paloh dengan NasDemnya sukses, Prabowo dengan Gerindra-nya sukses. Tapi ada juga kekuatan partai politik lain yang belum beruntung, kami dengan senang hati sebetulnya ingin mengajak kembalilah ke rumah besar bersama untuk konsolidasi," ujar Ketua Komisi II DPR RI ini.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo
Kendati demikian, Golkar mengaku tak mengetahui siapa partai politik yang akan bergabung dengan KIM.
Baca SelengkapnyaDasi Kuning Jokowi, Ravindra Airlangga: Menunjukkan Kenyamanan dengan Filosofi Golkar
Belakangan ini Presiden Jokowi sering dikaitkan dengan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaGibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Soal Partai Baru Gabung Koalisi Prabowo, Golkar Bocorkan Komunikasi dengan NasDem dan PKB
Baru-baru ini, Gibran menyebut akan ada partai baru yang bergabung ke koalisinya usai dinyatakan menang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran
Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaPengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah
"Keliatannya bisa jadi usulan hak angket ini akan layu sebelum berkembang, akan diblok, ya akan di bendung oleh kubu koalisi pemerintahan Jokowi,"
Baca SelengkapnyaGolkar Nomor Dua di Pileg 2024, Mungkinkah Jatah Menteri di Kabinet Prabowo Bertambah?
Airlangga ditanya apakah kursi menteri dari Partai Golkar pada pemerintahan Prabowo-Gibran bakal bertambah.
Baca SelengkapnyaRespons Istana Soal Kabar Jokowi Jadi Kader Sejak Tahun 1997 dan Ketum Golkar
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut, desas-desas Jokowi akan menjadi ketum parpol sudah lama digulirkan.
Baca SelengkapnyaIstana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh
Ari lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.
Baca Selengkapnya