Pengamat: Mustahil stigma militer lepas dari masyarakat
Merdeka.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti menilai meskipun Presiden RI sekarang berlatar belakang militer dan telah membuat demokrasi jauh lebih baik dari pada zaman orde baru, tidak lantas stigma yang melekat pada presiden militer itu lepas begitu saja. Menurutnya, masih banyak tindakan-tindakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang melanggar HAM terutama di daerah-daerah. Oleh sebab itu, masyarakat tidak mungkin bisa melupakan bagaimana militer itu memimpin.
"Itu sama saja seperti memberikan penghargaan pada BJ Habibie tentang kebebasan pers tapi dia sendiri pelaku utama pengerusakan kantor Majalah Tempo," kata Ikrar di Wisma Antara, Selasa (12/2).
Dia pun mempertanyakan survei 'young intellectual opinion' yang dilakukan dalam rangka mengukur calon presiden (Capres) dari sepuluh tokoh kalangan militer. Dalam survei tersebut mereka mengambil sampel mahasiswa di universitas negeri di Indonesia.
"Saya bukan tidak setuju atas hasil survei mereka tapi saya mempertanyakan kenapa sampelnya mahasiswa di universitas negeri, memang pada waktu meruntuhkan orde lama mahasiswa adalah sahabat militer tapi militer itu juga diruntuhkan oleh mahasiswa pada era 98, ini kan agak aneh," ujarnya.
Ikrar menjelaskan banyak tokoh militer yang sebenarnya mampu dan mempunyai integritas untuk menjadi presiden. Bukan berarti pula jika presiden dari kalangan militer akan memberangus demokrasi di Indonesia.
"Di mata masyarakat, di mata mahasiswa citra militer itu brutalisme, citra non-demokrasi, mereka harusnya jadi kesatria saja di Indonesia bukan sebagai pemimpin bangsa," imbuhnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Istana: Tuduhan Kecurangan Pemilu 2024 Harus Diuji, Agar Tak Jadi Narasi Penggiringan Opini
Istana mempersilakan masyarakat melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) apabila memang ada kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan
Pidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan
Baca SelengkapnyaAsyik Nongkrong di Jembatan Hingga Dini Hari, Sejoli Mahasiswa Disatroni Dibegal & Satu Tewas Ditusuk
Pelaku langsung merampas motor korban sambil menodongkan pistol. Korban coba melawan tapi gagal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Muncul Gerakan Salam 4 Jari, Anies: Pesan Rakyat Mau Perubahan
Anies memandang gerakan salam empat jari itu mencuat sebagai sebuah pesan yang ingin disampaikan masyarakat.
Baca SelengkapnyaJangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaIstri Kabur ke Rumah Orangtua Usai Cekcok, Menantu Bunuh Mertua
Nyawanya tak tertolong karena kehabisan banyak darah akibat tusukan pisau yang dilayangkan mertuanya.
Baca SelengkapnyaKenang Masa Muda, Jenderal Polisi Anak Eks Kapolri Dulu Tak Yakin Sang Istri Mau Menerimanya 'Aku Beruntung'
Mengenang masa muda, dia mengungkap cerita saat mendekati sang istri.
Baca SelengkapnyaBeras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Cak Imin: Memalukan Tak Punya Etika
Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Cak Imin: Memalukan Tak Punya Etika
Baca SelengkapnyaPasutri Dibunuh 2 Karyawan di Jaksel, Istri Lagi Hamil Tua Janin Ikut Tewas
Karena sering dibully dan dilontarkan kata-kata kasar yang bikin kedua tersangka tersinggung.
Baca Selengkapnya