Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemilu 2014, partai Islam tenggelam?

Pemilu 2014, partai Islam tenggelam? PKB PKS PPP. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Prediksi bahwa perolehan suara partai Islam atau berbasis massa Islam terus merosot dalam setiap pemilu, seolah ditegaskan oleh dua hasil survei belakangan ini. Survei Kompas dan Charta Politika yang sama-sama dilakukan pada Juli lalu menunjukkan perolehan suara PPP, PKB, PAN dan PKS berada di bawah 4 persen.

Survei Kompas yang dirilis lebih dulu lewat pemberitaan di Harian Kompas, Selasa (24/7), menunjukkan peroleh suara PKS 2,5 persen, PAN 1,8 persen, PPP 1 persen dan PKB 0,4 persen. Hasil survei nasional pada 16-19 Juli ini telah membuat empat partai menengah itu menjadi kelompok partai kecil.

Hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukkan oleh survei nasional Charta Politika yang dilakukan pada 8-22 Juli lalu. Dalam rilisnya kemarin, Charta memperlihatkan hasil perolehan suara PKS 3,9 persen, PPP 2,7 persen, PKB 2,6 persen dan PAN 1,9 persen. Jika UU Pemilu tetang ambang batas parlemen 3,5 persen diterapkan, PPP, PKB, PAN gagal lolos ke DPR.

Tren merosotnya partai Islam atau berbasis massa Islam memang sudah tampak dari dua pemilu terakhir, 2004 dan 2009. Pada 2004, total perolehan suara partai Islam atau berbasis massa Islam sebanyak 37 persen. Kalah dengan perolehan perolehan partai nasionalis (Golkar, PDIP dan Demokrat) sebesar 45 persen. Pada 2009, total kekuatan partai Islam atau berbasis massa Islam di parlemen turun menjadi 22 persen.

Kekuatan terbesar partai Islam atau berbasis massa Islam dicapai pada pemilu demokratis pertama tahun 1955. Dipimpin Partai Masyumi, perolehan partai Islam atau berbasis massa Islam mencapai 44 persen. Angka ini masih di bawah partai nasionalis yang menjadi kekuatan terbesar saat itu.

Hasil studi Mujani, Liddle dan Ambardi menunjukkan walaupun mayoritas pemilih Indonesia beragama Islam (88 persen), total perolehan suara partai Islam atau berbasis massa Islam tidak menggambarkan mayoritas tersebut. Mereka menyebut telah terjadi tren sekularisasi elektoral bagi pemilih Islam di Indonesia.

Dalam Kuasa Rakyat (2012), Mujani, Liddle dan Ambardi berpendapat ada beberapa alasan terjadinya sekularisasi electoral tersebut. Pertama, secara umum tidak ada diferensiasi program yang ditawarkan partai Islam atau berbasis massa Islam dibanding partai lain. Kedua, diskursus politik pasca reformasi tidak lagi mengedepankan perdebatan ideologi Islam dan nasionalis/sekular. Ketiga, karena rasionalitas pemilih yang semakin tinggi.

Jadi apakah partai Islam atau berbasis massa Islam akan tetap bertahan atau tenggelam, pemilu 2014-lah yang akan menjawabnya.

(mdk/has)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila

Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila

Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.

Baca Selengkapnya
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik

Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik

Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.

Baca Selengkapnya
Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Beda Nasib dengan Komeng, Berikut Perolehan Sementara Suara Opie Kumis hingga Dede Sunandar di Pemilu

Para pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan

Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan

Dia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya

4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya

Merdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.

Baca Selengkapnya
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik

Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik

Survei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka

Baca Selengkapnya
Survei Pilpres Terbaru Indikator: 38,8% Anggota Aktif NU di Jatim Dukung Capres Pilihan Jokowi

Survei Pilpres Terbaru Indikator: 38,8% Anggota Aktif NU di Jatim Dukung Capres Pilihan Jokowi

Survei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Polres Rohil Deklarasi Tertib Berlalu Lintas Demi Pemilu Damai 2024

Polres Rohil Deklarasi Tertib Berlalu Lintas Demi Pemilu Damai 2024

Deklarasi diikuti oleh perwakilan seluruh partai politik peserta Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya