Merdeka.com - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meminta relawan untuk tidak mereduksi keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan manuver jelang Pilpres 2024.
Permintaan ini menyusul kontroversi acara relawan Jokowi di Gelora Bung Karno pada Sabtu (26/11). Dalam acara tersebut, Jokowi menyinggung sosok calon presiden 2024.
"Jadi sekali lagi, tolong jangan reduksi keberhasilan Pak Jokowi dengan manuver yang tidak berguna untuk rakyat," kata Hasto dalam keterangannya, Senin (27/11).
Hasto menegaskan, PDI Perjuangan menolak dan mengkritik tajam manuver relawan dan orang terdekat Jokowi yang terus membahas capres di Pilpres 2024.
"PDIP memberikan kritik atas manuver elite relawan tertentu yang hanya lebih asyik bermanuver untuk capres-cawapres, itu sebagai bagian upaya membentengi Pak Jokowi," kata Hasto.
Hasto mengingatkan, karakter kepemimpinan Jokowi adalah turun bertemu rakyat. Bukan mobilisasi relawan seperti yang dilakukan di GBK beberapa hari lalu.
"Watak kepemimpinan Pak Jokowi adalah politik pemberdayaan rakyat dengan blusukan, turun ke bawah, bukan politik mobilisasi sebagaimana terjadi di Gelora Bung Karno belum lama ini," ujarnya.
Hasto menegaskan, yang paling penting dilakukan saat ini adalah mengkristalisasikan keberhasilan kepemimpinan kaya prestasi dari Presiden Jokowi menjadi konsepsi pembangunan agar terjadi kesinambungan bagi masa depan.
Dia merinci keberhasilan Jokowi selama ini, di antaranya pembangunan infrastruktur, Merdeka Belajar, Asian Games dan PON XX di Papua, penanganan Covid-19, dan pembangunan ekonomi dalam masa yang sangat sulit.
"Serta keberhasilan kepemimpinan di G20 yang sangat spektakuler dan begitu banyak prestasi lainnya, harus menjadi konsepsi utuh bagi pembangunan masa depan," sambungnya.
Hasto menyatakan ada hal yang paling mengharukan di kawasan perbatasan. Seluruh anak bangsa kini bisa berdiri tegak, dan bangga sebagai bangsa Indonesia, karena hanya Jokowi yang mampu mengambil terobosan itu.
“Setiap kita berdiri di pintu-pintu gerbang perbatasan, dan melihat keluar, ke negara tetangga, bergeloralah semangat nasionalisme itu, bahwa di bawah Pak Jokowi, Indonesia tidak lagi diremehkan oleh negara tetangga," katanya.
Dia mengajak relawan untuk bersama-sama PDIP turun ke lapangan dan memberdayakan masyarakat. Relawan, kata Hasto, perlu mengikuti gaya politik yang sudah digelorakan Jokowi.
"Dalam masa penuh tantangan saat ini, seluruh relawan bersama-sama PDI Perjuangan harus turun ke bawah, blusukan, dan itulah hakekat politik pemberdayaan rakyat. Itulah makna politik sebenarnya yang digelorakan Pak Jokowi," pungkas Hasto.
Advertisement
Pengamat Politik Khoirul Umam menilai, relawan Jokowi yang menghelat giat akbar di Stadion GBK Jakarta telah gagal membuat sentimen positif publik. Menurut dia, acara yang berlangsung pada akhir pekan kemarin tidak optimal dan dipaksakan di tengah kondisi duka Gempa Cianjur.
"Target Relawan Jokowi di GBK kemarin untuk membangkitkan sentimen positif publik tampak juga tidak optimal. Sebab, pelaksanaan acara itu seolah dipaksakan di tengah masyarakat sedang fokus peduli pada penanganan bencana gempa bumi di Cianjur," kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) ini, seperti dikutip dari siaran pers, Senin (28/11).
Selain itu, lanjut Umam, pelaksanaan acara di GBK juga menabrak aturan yang melarang adanya kegiatan-kegiatan kolosal termasuk event olahraga di Stadion GBK. Hasilnya, giat relawan yang menghimpun lautan manusia itu banyak dimaknai oleh sebagian pihak sebagai ekspresi kepongahan dari kekuasaan.
"Penuturan massa yang datang juga beragam, mulai merasa bingung hingga merasa dibohongi karena diajak ke acara yang berbeda oleh penyelenggara, membuktikan bahwa kerumunan GBK kemarin merupakan hasil operasi pengerahan massa yang sebenarnya tidak matang," tegas Umam.
Pria yang juga berprofesi sebagai Dosen Ilmu Politik & International Studies, Universitas Paramadina Jakarta ini mewanti, jika langkah-langkah manuver politik ini terus dipaksakan oleh pihak-pihak di lingkaran Jokowi, maka tidak menutup kemungkinan akan memantik reaksi keras dari elit PDIP, tak terkecuali oleh Megawati sendiri.
"Hal ini karena (Megawati) merasa dirinya dilangkahi dan seolah hendak di-faith accompli (oleh relawan Jokowi)," Umam memungkasi.
Reporter: Delvira Hutabarat dan Radityo
Sumber: Liputan6.com. [tin]
Baca juga:
Jokowi Kode Rambut Putih, Demokrat: SBY Akhir Jabatan Mampu Jaga Etika Politik
Hasil Rapimwil PPP Jateng: Ganjar Capres Teratas
Teriakan Cawapres Sambut Erick Thohir di Rapimwil PPP Jateng
Setuju Jokowi, PPP Sebut Ciri Pemimpin Pikirkan Rakyat Rambutnya Putih
Soal Kode Paloh Ingin Bertemu Megawati, NasDem Nilai Pernyataan Hasto Keliru
Sekitar 1 Jam yang laluAnies Sudah Kantongi Tiket Capres, Siapa Lawan Seimbang di Pilpres 2024?
Sekitar 7 Jam yang laluMardiono Minta Fraksi PPP di DPR Genjot Kerja Elektoral Jelang Pemilu 2024
Sekitar 1 Hari yang laluNasDem Jelaskan Isi Pertemuan Surya Paloh dengan Luhut
Sekitar 1 Hari yang laluPetinggi NasDem Bicara Peluang Koalisi dengan PDIP: Tidak Boleh Saling Menutup Diri
Sekitar 1 Hari yang laluKoalisi Perubahan Rampungkan Piagam Deklarasi, Tinggal Cari Hari Baik
Sekitar 1 Hari yang laluManuver Surya Paloh demi Tiket Capres Anies
Sekitar 1 Hari yang laluTemui Golkar, NasDem Dinilai Masih Nyaman Bersama Koalisi Pemerintah
Sekitar 1 Hari yang laluUsai Bertemu Surya Paloh, PKS ingin Berkontribusi Lebih Besar untuk Koalisi Anies
Sekitar 1 Hari yang laluElite PKS & Surya Paloh Bahas Politik Tingkat Tinggi juga Deklarasi Koalisi Perubahan
Sekitar 1 Hari yang laluNasDem Sebut Paloh Ingin Ketemu Megawati Bukan Bahas Capres: Sudah Deklarasi Anies
Sekitar 1 Hari yang laluBerita Pemilu 2024 Terkini: Seputar Capres, Koalisi Partai dan Jadwal Kampanye
Sekitar 1 Hari yang laluTanpa Ahmad Syaiku, PKS Temui Surya Paloh Bahas Iklim Pemilu 2024
Sekitar 1 Hari yang laluSiapkan Bukti Girik Tanah, Bripka Madih Lapor ke Polda Metro Kasus Tanah Diserobot
Sekitar 2 Jam yang laluKecewa Kasus Lahan Orang Tua Diserobot, Bripka Madih Mundur dari Polri
Sekitar 4 Jam yang laluAnggota Brimob Bentak & Tunjuk-Tunjuk Babinsa TNI AD, Adu Mulut soal Koordinasi
Sekitar 5 Jam yang laluPsikolog Polda NTT Pulihkan Trauma Balita Disekap Tantenya
Sekitar 20 Jam yang laluJerit Mantan Anak Buah Jenderal: Tak Didukung Ungkap Fakta, Tertekan & Terancam
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Hendra & Agus Bongkar Para Pihak yang Seharusnya Bersalah Rintangi Penyidikan
Sekitar 1 Hari yang laluAgus Nurpatria Minta Dibebaskan dari Segala Tuntutan & Dipulihkan Nama Baik
Sekitar 1 Hari yang laluPleidoi, Hendra Kurniawan Minta Dibebaskan & Nama Baik Dipulihkan
Sekitar 1 Hari yang laluJerit Mantan Anak Buah Jenderal: Tak Didukung Ungkap Fakta, Tertekan & Terancam
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Hendra & Agus Bongkar Para Pihak yang Seharusnya Bersalah Rintangi Penyidikan
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Cerita Pengalaman Irfan Tak Patuhi Perintah Atasan Dipukuli Hingga Tak Berdaya
Sekitar 1 Hari yang laluAgus Nurpatria Minta Dibebaskan dari Segala Tuntutan & Dipulihkan Nama Baik
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 2 Hari yang laluVIDE0: Eliezer Minta Maaf Usik Jaksa soal 'Kejujuran Dibayar 12 Tahun Penjara'
Sekitar 2 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 6 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluBRI Liga 1: Pasca-Digebuk PSS Sleman, Divaldo Alves Siap Dievaluasi Manajemen Persik
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami