Partai Golkar ketar-ketir bila Ahok melawan Risma-Sandiaga di Pilgub
Merdeka.com - Survei Poltracking Indonesia menyebutkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa kalah bila melawan pasangan Tri Rismaharini dan Sandiaga Uno. Hasil ini membuat Partai Golkar ketar-ketir.
Wakil Sekjen Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, mengatakan hasil survei tersebut menjadi bahan evaluasi bagi partai pendukung Ahok lainnya. Dia mengatakan, bisa saja para partai pendukung Ahok mengubah strategi politik.
"Ya tentunya ini menjadi bahan evaluasi kita, nanti kita strateginya akan seperti apa," kata Ace usai menghadiri Survei Poltracking Indonesia di Jakarta, Kamis (15/9).
Meski demikian, Ace mengatakan hasil survei tersebut tak perlu dianggap terlalu berlebihan. Sebab, dia meyakini tingkat kesalahan dalam survei tersebut sangat tinggi, yaitu mencapai sekitar 4 persen.
"Tapi ini kan margin erornya masih tinggi sekali sekitar 4 persen, jadi menurut saya tidak perlu dirisaukan," ujarnya.
Dia juga meyakini bahwa Ahok akan mampu memenangkan Pilgub DKI tahun 2017. "Yakin kita!" tegasnya.
Lembaga Survei Poltracking Indonesia melakukan survei terhadap elektabilitas sejumlah nama yang disebut-sebut akan maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta di Pilkada tahun 2017. Dalam salah satu survei elektabilitas yang memasangkan langsung sejumlah nama menyebutkan adanya potensi besar dapat mengalahkan calon petahana Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) asalkan PDIP lebih memilih mengusung walikota Surabaya Tri Rismarini daripada mengusung Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Poltracking Indonesia melakukan simulasi terhadap dua pasangan atau semisalnya terjadi head to head. Tri Rismarini sebagai calon Gubernur dan Sandiaga Uno sebagai calon Wakil Gubernur disebut mampu mengalahkan elektabilitas Ahok jika berpasangan dengan Heru Budi Hartono.
"Elektabilitas pasangan Risma-Sandiaga 38.21 persen dibandingkan Ahok-Heru 36,92 persen. Temuan jni menandakan petahana berpeluang besar dikalahkan pasangan Risma dan Sandiaga Uno," kata Direktur Eksekuktif Poltracking Indonesia Hanta Yudha.
Hal sama juga berlaku apabila Risma berpasangan dengan nama potensial, seperti Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Tingkat elektabilitasnya juga mampu mengalahkan petahana Ahok dan wakilnya Heru Budi Hartono.
"Pasangan Risma-Anies elektabilitasnya 37,95 persen dibandingkan Ahok-Heru 35,64 persen. Temuan ini juga menandakan petahana sangat mungkin dikalahkan pasangan Risma-Anies," ujarnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan statistik, sebanyak 78 hingga 80 persen para pemilih Golkar menyalurkan suaranya ke Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut, dilakukan Presiden Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung
Baca SelengkapnyaAirlangga sendiri belum memberikan sinyal rencana mengajak Maruarar Sirait untuk bergabung dengan Partai Golkar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seperti diketahui, pasangan Prabowo-Gibran diusung Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PBB dan PSI di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP disebutnya sebagai partai yang konsisten dalam memperjuangkan Ideologi Pancasila.
Baca SelengkapnyaLazimnya, seorang kader yang tergabung di sebuah partai pastinya memiliki kartu tanda anggota (KTA) untuk memastikan dia adalah kader yang sah.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai, pemerintahan ke depan tidak membutuhkan oposisi.
Baca SelengkapnyaAhok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca SelengkapnyaGolkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.
Baca Selengkapnya