PAN sarankan Pansus KPK fokus rekomendasi akhir daripada ketemu Jokowi
Merdeka.com - Fraksi PAN menyarankan Pansus angket KPK fokus menyusun rekomendasi akhir sebelum dilaporkan rapat paripurna ketimbang meminta rapat konsultasi dengan Presiden Joko Widodo. Rapat paripurna itu, seluruh fraksi akan memberikan pandangan apakah disetujui untuk ditindaklanjuti atau ditolak.
"Sebaiknya saran kami Pansus KPK konsentrasi saja buat laporan sebaik mungkin, sedetil mungkin, sepahit mungkin dengan data-data yang akurat dan itu disampaikan secara terang benderang," kata Sekretaris Fraksi PAN Yandri Susanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/9).
Yandri menilai permintaan Pansus angket KPK untuk bertemu Presiden Jokowi sebelum melaporkan rekomendasi akhir di rapat paripurna kurang tepat. Komunikasi untuk menyampaikan rekomendasi Pansus cukup diwakili pimpinan DPR.
"Kalau nanti rekomendasinya melibatkan pemerintah, tentu mekanisme protokoler sudah diatur antara DPR dan pemerintah, jadi cukup pimpinan DPR yang ditugasin sebagai speaker di lembaga ini," terangnya.
Lebih lanjut, kata Yandri, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan telah meminta fraksi untuk menolak perpanjangan masa kerja Pansus. Masa kerja Pansus akan berakhir pada 28 September mendatang.
"Jadi menurut kami berharap pansus karena batasnya 28 September untuk buat laporan sedetil mungkin dan gampang dipahami apakah itu oleh DPR dan publik Indonesia," tutupnya.
Diketahui, Pimpinan DPR akan menggelar rapat membahas permohonan Pansus angket KPK untuk menggelar rapat konsultasi dengan Presiden Joko Widodo. Rapat itu kemungkinan akan digelar pada Selasa (19/9) siang atau Rabu (20/9) besok.
"Rencananya, siang atau besok akan rapim terkuat surat permohonan pansus untuk mengadakan konsultasi dengan. presiden," kata Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan.
Menurutnya, pemerintah jangan dilibatkan pada urusan Pansus angket KPK. Jika rapat konsultasi dilaksanakan justru akan menimbulkan kesan intervensi dan campur tangan dari Presiden terhadap proses yang berjalan di Pansus angket.
"Kalau kemudian pemerintah dibawa-bawa dalam kaitan pansus angket, artinya disampaikan sebelum paripurna konsultasi dengan presiden ini agak terkesan seolah-olah ada intervensi, karena namanya angket itu haknya DPR," tegasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu
Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaPDIP Gaungkan Perubahan, Pertanda Akhir Hubungan dengan Jokowi?
Gaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi Teken Keppres Pemberhentian Firli Bahuri dari Ketua KPK
Keppres itu diteken Jokowi pada Kamis, 28 Desember 2023 dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PKS soal Pertemuan Surya Paloh dan Jokowi: Saksi Kami Masih Berjuang agar Suara Rakyat Tak Dicurangi
PKS menghormati pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaPaspampres Tertinggi & Gagah Bertemu Perwira yang Dibanting Kapolri, Ngajak Ngopi Bareng
Momen pertemuan Lettu Windra Sanur dengan Kombes Yudhi Sulistianto Wahid.
Baca SelengkapnyaGanjar Minta Jokowi Tegaskan Berpihak di 2024, Ini Pesan Penting PDIP
PDIP ingatkan pesan penting untuk Presiden Jokowi dalam memimpin selama Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPenampakan TPS 10 Tempat Presiden Jokowi Nyoblos, Sudah Dijaga Ketat Paspampres
Sudah ada pengamanan dari Paspampres dan tenda telah didirikan
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaJokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya