Pakar Matematika tuding SMRC ubah hasil quick count
Merdeka.com - Pakar matematika dan IT Tras Rustamaji merasa aneh dengan hasil hitung cepat yang dibeberkan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Indikator Politik Indonesia. Dia melihat kejanggalan dalam kurva stabilitas kedua lembaga tersebut.
Menurut Rustamaji, kejanggalan hitung cepat berada pada pukul 13.05 WIB hingga 13.19 WIB. Di sana, dia melihat ada perubahan dan penurunan drastis suara Prabowo - Hatta .
"Awalnya Jokowi unggul karena 6 TPS masuk memenangkan Jokowi tapi makin lama menurun dan bersinggungan. Jam 13.05 WIB, Prabowo menjadi 52,94 persen dan Jokowi 47,06 persen, saya hampir nyatakan Prabowo pemenangnya karena grafik mulai lurus dan tingkat margin kecil," kata Rustamaji di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu (16/7).
Sebagai seorang pakar independen, Rustamaji mengaku sengaja memilih SMRC lantaran dianggapnya paling kredibel dalam beberapa kali hitung cepat. Namun, setelah diteliti, dalam web SMRC telah memainkan data sehingga kurva kestabilan berubah total.
"Saya memastikan Prabowo menang, tapi mendadak dalam waktu 14 menit semua terbalik, Prabowo - Hatta mendapat 47,3 persen dan Jokowi - JK 52,7 persen. Dalam 14 menit itu dengan tambahan 3,87 persen. Pertanyaannya mungkinkah terjadi? Bisa saja, tapi syaratnya tak mungkin terjadi," jelas Kepala Sekolah di Madrasah Aliyah Teknonaturah di Depok ini.
"Atau pas tahu Prabowo unggul, mungkin langsung diubah (oleh SMRC)," tambahnya.
Selain SMRC, lanjut Rustamaji, lembaga survei Indikator juga menampilkan kurva kestabilan yang serupa, lengkap pula dengan kejanggalannya. Untuk kurva kestabilan Indikator masih bisa diakses di Komunigrafik.com/Indikator-pilpres2014/stabilitas.php.
"Pola ini juga diikuti oleh Indikator. Prabowo saat suara masuk 17 persen (340 TPS) itu 58,08 persen. Lalu dalam 1 kali update data 360 TPS 54,06 untuk Prabowo-Hatta dan Jokowi jadi 45,94 persen. Itu sekitar jam 1 sekian. Artinya suara Prabowo dikurangi 14 persen dan Jokowi penambahan suara 11 persen," jelasnya.
Walau demikian, Rustamaji tak mau mengklaim bahwa 6 lembaga survei, selain SMRC dan Indikator, juga melakukan perubahan data. Ia menuturkan bila kurva kestabilan menunjukkan kejanggalan yang sama, maka patut dicurgai pula kredibilitas 6 lembaga survei lainnya.
"Ini dugaan saya, kalau kurva stabilitas hasilnya sama, tapi ada perbedaan karena sampelnya beda. Tapi polanya sama, jam 1 Prabowo perolehan suaranya drop dan itu bisa diambil kalau sampelnya sama," terangnya.
SMRC sendiri telah menjelaskan cara kerja SMRC dengan menuliskan makalah . Dalam makalah sebanyak 23 halaman tersebut dipaparkan cara kerja dan metodologi dan hitung cepat yang digunakan.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada Pemilu 2024, quick count dilakukan dengan mengambil sebagian kecil sampel suara
Baca SelengkapnyaIa juga mengatakan bahwa lembaganya menerima permohonan untuk pengaduan mengenai hal tersebut.
Baca SelengkapnyaQuick count adalah metode perhitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga survei atau lembaga riset untuk memprediksi hasil pemilu berdasarkan sebagian data suara
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lembaga survei sudah mengeluarkan hasil quick count Pemilihan Presiden 2024.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini suara masuk dalam quick count SMRC sudah mencapai 68,80 persen
Baca SelengkapnyaPengumuman hitung cepat atau quick count hanya boleh diumumkan setelah pemungutan suara dalam negeri (WIB) telah selesai
Baca Selengkapnya33 lembaga dinyatakan KPU RI berstatus tersertifikasi dan terdaftar di database.
Baca SelengkapnyaLembaga survei SMRC sudah mengeluarkan hasil quick count Pemilihan Presiden 2024
Baca SelengkapnyaSebuah layar besar telah disiapkan untuk memantau proses quick count.
Baca Selengkapnya