Nasib Gede Pasek, digusur Demokrat 5 kali karena loyalis Anas
Merdeka.com - Surat pemecatan atau Pergantian Antarwaktu (PAW) Gede Pasek Suardika dikembalikan pimpinan DPR. Alasannya, surat tersebut tidak sesuai UU MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3) karena ditandatangani oleh Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan, bukan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pasek mengungkapkan alasan mengapa dirinya melawan ketika dipecat dari Demokrat. Pasek mengaku sudah cukup sabar dengan kebijakan-kebijakan partai yang selalu menyudutkan dirinya selama ini.
"Dalam proses dari KLB saya yang mengusulkan SBY jadi Ketum, pasca-KLB saya dicopot dari ketua Divisi Komunikasi Publik, tidak punya jabatan di DPP. Saya diam karena itu sesuai mekanisme dan hak dari pada beliau," kata Pasek menyindir Ketua Harian Syarief Hasan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/1).
Selain itu, dia juga merasa belum perlu melawan saat dicopot dari posisi pimpinan Fraksi Demokrat DPR dan Ketua Komisi III DPR. Termasuk soal dirinya yang dipindah dari Komisi Hukum DPR ke Komisi IX yang membidangi persoalan kesehatan dan buruh.
"Kedua, saya dicopot sebagai ketua Komisi III saya diam karena itu mekanismenya benar. Ketiga saya dicopot sebagai ketua Fraksi Partai Demokrat saya diam karena saya anggap itu benar. Keempat saya dipindah dari Komisi III ke Komisi IX DPR saya diam karena mekanismenya benar," ujar loyalis Anas Urbaningrum itu.
Namun kesabaran politisi asal Bali ini nampaknya sudah habis, ketika dirinya dipecat sebagai kader sekaligus anggota DPR Fraksi Demokrat. Menurutnya, kebijakan yang terakhir ini harus dilawan karena menyalahi aturan.
"Kelima saya di PAW, saya lawan karena mekanismenya salah. Orang Bali itu orang yang harmonis kok, enggak suka buat ribut, tapi seandainya dianiaya sampai sekian kali, ayam saja disembelih gerak-gerak kok," tegasnya.
Dia menambahkan, putusan pemecatan belum final. Sebab surat PAW belum sah secara hukum.
"Enggak apa-apa, kan final di sana (Demokrat), di sini (DPR) belum. Posisi kita menunggu kalau itu jadi kita akan menggunakan hak-hak kita," pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dicecar Kritik untuk Wapres Ma'ruf Amin, Cak Imin Tak Berani: Pertanyaan yang Bahaya
etapi ia menyatakan bersama Anies Baswedan bertekad untuk membawa perubahan.
Baca SelengkapnyaNasDem Tak Menutup Kemungkinan Koalisi dengan Gerindra di Pilkada 2024
Dua pimpinan partai tersebut yakni Prabowo Subianto dan Surya Paloh sudah melakukan pertemuan
Baca SelengkapnyaDemokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat
Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Soal NasDem Berpeluang Gabung Prabowo: Semua Spekulatif, Kami Konsentrasi di MK
"Jadi apapun yang dikatakan hari ini semuanya sifatnya spekulatif," kata Anies
Baca SelengkapnyaMenko Luhut Kesal Banyak Kritik Jelek Pemerintah, Ini Respons Anies Baswedan
Anies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaAnies: Saya Bersyukur Prabowo Banyak Setuju, Perubahan Makin Diterima Kandidat Lain
Prabowo berulang kali setuju dengan pendapatnya di debat Pilpres 2024 pamungkas.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTOP NEWS: Prabowo Panas Sambil Meledek Lawan Anies | Wajah Memerah Gibran Kesal sampai Berdiri
Momen lumayan panas, terjadi ketika Anies dan Prabowo keras beradu argumen terkait pembahasan demokrasi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Ajak NasDem Gabung, Surya Paloh: Lihat Perkembangan ke Depan, 50-50 Ya
Paloh bakal melihat perkembangan kedepan apakah akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.
Baca Selengkapnya