Merdeka.com - Kabar reshuffle kabinet kian berhembus kencang. Menteri dari Partai NasDem disebut-sebut bakal dicopot oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena situasi politik.
Analis Politik Dedi Kurnia Syah menilai, jika Partai NasDem terusir dari kabinet maka pemerintahan bakal terganggu. Sebab, Partai Surya Paloh itu memiliki banyak sumber daya.
"Jika Nasdem seluruhnya luruh, maka ini potensi membuka babak baru, pemerintahan bisa saja terganggu karena NasDem punya banyak sumber daya yang memungkinkan diperlukan pemerintah, utamanya adalah Media," kata Dedi lewat pesan tertulis, Rabu (1/2).
Dedi melanjutkan, bila reshuffle dilakukan, maka daya tawar capres NasDem Anies Baswedan ke publik berpotensi menguat. Dia mengungkit ketika kondisi Susilo Bambang Yudhoyono di rezim Megawati Soekarnoputri yang kerap mendapat tekanan.
"Harus diingat kondisi SBY di era Megawati, ia mendapat tekanan yang kemudian justru kalahkan Megawati, jangan sampai terulang Megawati dan Jokowi kembali dikalahkan Anies karena seteru politik ini," ucap Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion itu.
Menurutnya, bila perombakan menteri dilakukan karena alasan kinerja maka banyak yang mesti direshuffle. Menteri dari Nasdem pun juga layak untuk diganti.
"Semisal Mentan, kita bermasalah dengan pasokan pangan, lalu Menaker, juga Menpora," ujar Dedi.
"Soal pendzaliman rasanya tidak ada, dalam politik kekuasaan reshuffle itu biasa, ini soal distribusi kekuasaan semata," kata dia.
Sementara itu, Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting Saidiman Ahmad berpendapat, dukungan Nasdem pada Anies adalah alasan yang cukup masuk akal untuk reshuffle. Dia mengatakan, Anies adalah figur politik oposisi saat ini.
Selain itu, slogan yang diusung para pendukung Anies adalah tentang perubahan. Hal ini membuat posisi Nasdem menjadi ambigu. Satu sisi masih di dalam pemerintahan, tapi di sisi lain ikut dalam arus semangat perubahan.
"Yang berarti secara implisit menolak melanjutkan kebijakan pemerintahan sekarang. Keberadaan menteri-menteri Nasdem di pemerintahan potensial mengganggu soliditas kabinet," ujar Saidiman.
Di sisi lain, Nasdem juga perlu lebih memperjelas posisinya di hadapan pemilih. Menurutnya, saat ini keputusan Nasdem mendukung Anies membuat pemilih yang pro-Jokowi mulai keluar dari Nasdem.
"Namun pendukung Anies belum secara signifikan bisa ditarik," kata Saidiman.
Dia menuturkan, reshuffle menteri-menteri NasDem mungkin akan membuat hubungan parpol pemerintah dengan NasDem menjadi lebih jelas. Hal ini justru akan memperbaiki komunikasi di antara mereka.
"Reshuffle ini saya kira tidak akan punya dampak terlalu banyak pada elektabilitas Anies. Selama ini Anies memang menampung pemilih yang kritis pada pemerintah. Reshuffle mungkin akan memperkuat sentimen tersebut," tuturnya. [ray]
Baca juga:
Kabar Reshuffle Kabinet: Menteri Mondar-Mandir dan Kode Jokowi
Reshuffle Kabinet, Cara Jokowi Jadi King Maker Pilpres 2024?
Jokowi Bicara Reshuffle Kabinet: Kinerja Menteri Perlu Dievaluasi & Ada Sisi Politik
Jokowi Jelaskan Dua Menteri NasDem Tidak Ikut Rapat soal Beras
Jokowi soal Reshuffle Kabinet: Besok Rabu Pon, Tunggu Aja
Advertisement
MK Jawab Soal Kabar Kebocoran Putusan Sistem Pemilu: Baru Disimpulkan 31 Mei
Sekitar 6 Menit yang laluCak Imin Soal Kabar Putusan Pemilu Proporsional Tertutup Bocor: MK Harus Investigasi
Sekitar 38 Menit yang laluCerita Ganjar Dibully dan Dimaki Ratusan Ribu Netizen
Sekitar 3 Jam yang laluPartai Golkar: Kalau Sistem Pemilu 2024 Berubah akan Menguras Energi Lagi
Sekitar 3 Jam yang laluPDIP Bakal Bentuk Kantor Pusat Koordinasi Relawan Ganjar
Sekitar 9 Jam yang laluKunjungi Banten, Ganjar Pranowo Sowan ke Abuya Muhtadi
Sekitar 11 Jam yang laluSBY soal Proporsional Tertutup di Pemilu 2024: Bisa Menimbulkan 'Chaos' Politik
Sekitar 12 Jam yang laluDenny Indrayana Mengaku Dapat Info MK Bakal Putuskan Pemilu Proporsional Tertutup
Sekitar 12 Jam yang laluPAN Ungkap Awal Mula Wacana Airlangga-Zulhas di Pilpres 2024
Sekitar 12 Jam yang laluGanjar Ingatkan Relawan Gunakan Bahasa yang Baik: Kalau Kurang Akui Saja
Sekitar 14 Jam yang laluGolkar Gelar Rakernas Jelang Pemilu 2024, Ini yang Bakal Dibahas
Sekitar 14 Jam yang laluPAN: Sistem Proporsional Tertutup Berlaku 2029
Sekitar 15 Jam yang laluPSI Siap Jadi 'Kuda Hitam' di Pemilu 2024
Sekitar 15 Jam yang laluViral Ibu Protes Saat Dampingi Anaknya Praktik Buat SIM
Sekitar 3 Jam yang laluTak Cuma Komandan Pasukan HUT RI Istana, Polisi Penjual Pecel Ayam juga Pasukan PBB
Sekitar 2 Hari yang laluTuruti Keinginan Anak, Bapak Ini Nekat Cegat Mobil Patroli Polisi di Pingir Jalan
Sekitar 2 Hari yang laluIni Jenderal Polisi Pendiri Brimob, Pernah Protes Pengangkatan Kapolri dan Diasingkan
Sekitar 2 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 11 Jam yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 3 Hari yang laluKalah dari Persebaya, Bali United Tak Agendakan Uji Coba Lagi Sebelum Melawan PSM
Sekitar 9 Jam yang laluCari Suasana Baru, Persib Lanjutkan TC di Yogyakarta
Sekitar 12 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami