Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menakar penyebab kekalahan Ahok dari Anies Baswedan

Menakar penyebab kekalahan Ahok dari Anies Baswedan Debat pamungkas Pilkada DKI 2017. ©2017 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Jutaan warga Jakarta telah menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Menurut sejumlah hitung cepat, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berhasil menang atas pasangan incumbent Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dengan selisih lebih dari 10 persen.

Tumbangnya sang petahana dengan suara yang cukup jauh menjadi kabar mengejutkan. Sebab menurut survei yang dilakukan seminggu sebelum pemilihan, perbedaan antara Ahok dan Anies di kisaran 3 persen saja. Bahkan, kubu Ahok optimis menang dengan angka 52 persen.

Di putaran pertama Ahok menang dengan 42,99 persen, sementara Anies-Sandi menempel dengan 39,95 persen. Di urutan ketiga, Agus-Sylvi meraih 17,06 persen.

Wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu menjadi wilayah kekuasaan Ahok. Sisanya dikuasai oleh Anies-Sandi. Namun di putaran kedua ini, semua berubah drastis. Hasil hitung cepat Populi Center menyebutkan, Ahok kalah di semua wilayah kota dan kabupaten DKI Jakarta.

Kenapa Ahok bisa kalah jauh dari Anies Baswedan?

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun mencoba menganalisa beberapa alasan suara Ahok kalah jauh dari Anies Baswedan. Menurut dia, salah satunya karena isu agama yang masih dimainkan hingga hari terakhir pemilihan.

Suara Ahok tergerus salah satunya karena kasus pengutipan Al Maidah saat kunjungan ke Kepulauan Seribu pada September 2016 lalu.

"Kasus video kampanye itu berefek terhadap menurunnya simpatik pemilih muslim," kata Rico.

Rico menjelaskan, terlihat gap antara Anies-Sandi dan Ahok-Djarot di atas 10 persen. Perolehan suara Ahok dan Djarot persentasenya sama dengan putaran pertama, ini menandakan Ahok tidak bisa meraih tambahan suara.

"Ternyata pemilih Agus-Silvy sebagian besar lari ke pasangan Anies-Sandi," kata dia.

Selain itu, adanya operasi pembagian sembako yang masif di masa tenang, menurut Rico, justru melukai sikap rasional warga Jakarta. Fenomena itu dianggap merusak simpatik warga.

"Sebagian besar warga Jakarta sangat well inform, sehingga pembagian itu dianggap amat vulgar dan melukai rasional warga," katanya.

Senada dengan Rico, Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar mengatakan, faktor kekalahan Ahok-Djarot dikarenakan rumor pembagian sembako oleh pendukung dan simpatisan di sejumlah daerah di Jakarta. Tudingan bagi-bagi sembako itu ternyata merusak citra Ahok-Djarot sebelumnya dinilai bersih dan jujur.

"Faktor gerilya sembako yang dilakukan oleh simpatisan pasangan ahok- djarot yang akhirnya menjatuhkan sendiri atau menjadi blunder besar bagi pasangan Ahok Djarot," kata Rully.

Kemenangan Anies-Sandi, kata Rully, juga tak lepas dari efek Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Jelang tahapan pencoblosan, Prabowo disebut merilis sejumlah video menyangkut isu-isu kebangsaan, keberagaman dan keamanan.

"Prabowo di akhir dua minggu terakhir Prabowo merilis video-videonya yang memberikan pernyataan-pernyataannya yang bersifat kebangsaan. Lalu isu keragaman baru juga stabilitas politik lalu juga membuat stabilitas keamanan," jelasnya.

Pernyataan Prabowo dimuat dalam video itu ternyata berhasil merebut hati pemilih Ahok-Djarot untuk memilih Anies-Sandiaga. Masyarakat percaya jika Anies-Sandiaga memimpin, stabilitas politik, ekonomi dan keamanan akan terjaga dengan baik.

"Akhirnya mereka make sense bahwa dengan stabilitas politik yang baik dan stabilitas keamanan yang baik akhirnya bisa menciptakan ekonomi yang baik juga untuk DKI Jakarta," pungkas Rully.

Alasan Timses ada kecurangan

Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Prasetio Edi Marsudi menduga ada praktik intimidasi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang membuat perolehan suara jagoannya kalah jauh dibanding Anies-Sandiaga.

"Ada suatu pemikiran saya indikasinya adalah di tiap TPS ada intimidasi. Tapi ya masyarakat sudah memilih dan semesteran quick count sudah menghasilkan ini tunggu dari hasil KPU DKI Jakarta saja," kata Prasetio di Kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menteng, Jakarta, Rabu (19/4).

Ketua DPRD DKI Jakarta ini belum bisa memastikan apakah tim pemenangan dan partai pendukung Ahok-Djarot akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) atas kekalahan mereka di Pilgub DKI Jakarta.

"Lihat nanti masih dalam komunikasi," tegasnya.

Warga Jakarta sudah cerdas

Politikus senior PAN Amien Rais menilai, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berhasil unggul karena warga DKI sudah cerdas. Amien mengatakan, warga DKI sudah tak mau lagi disogok dengan sembako hanya demi mengalihkan dukungannya di Pilgub DKI 2017.

"Jakarta itu pinter berpikir, waras dalam berdemokrasi, enggak bisa disogok, itu saja," kata Amien, di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dia sempat membuat perumpaan, soal politik uang yang ada di Amerika dan hampir terjadi juga di Indonesia. Namun, kata Amien, hal tersebut bisa dipatahkan oleh warga Jakarta.

"Jadi ada sebuah pengalaman di demokrasi yang sangat penting bahwa kalau di Amerika ada Dollarokrasi yang menentukan segalanya. Kita hampir ada Rupiahisasi, tapi itu dipatahkan," ujarnya.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Anies Diminta Bikin Pidato Kekalahan saat Pilgub DKI Putaran Dua Lawan Ahok

Cerita Anies Diminta Bikin Pidato Kekalahan saat Pilgub DKI Putaran Dua Lawan Ahok

Anies Baswedan bercerita pernah diminta untuk membuat pidato kekalahan pada Pilkada DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan: Kalau Pelanggaran Pemilu Dibiarkan akan Menular

Anies Baswedan: Kalau Pelanggaran Pemilu Dibiarkan akan Menular

Anies menghormati seluruh pilihan rakyat Indonesia pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan Ungkap Alasannya Teguh Usung Perubahan

Anies Baswedan Ungkap Alasannya Teguh Usung Perubahan

Anies juga menginginkan agar demokrasi tetap terjaga dengan baik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Anies Baswedan Dilaporkan ke Bawaslu usai Serang Prabowo soal Lahan 340 Ribu Hektare di Debat Capres

Anies Baswedan Dilaporkan ke Bawaslu usai Serang Prabowo soal Lahan 340 Ribu Hektare di Debat Capres

Anies dilaporkan atas dugaan menyerang pribadi Prabowo Subianto terkait lahan HGU 340 ribu hektare

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan Buka Peluang Gugat Hasil Pemilu 2024 ke Mahkamah Konstitusi

Anies Baswedan Buka Peluang Gugat Hasil Pemilu 2024 ke Mahkamah Konstitusi

Terkait wacana hak angket, Anies menyerahkan kepada NasDem, PKS dan PKB.

Baca Selengkapnya
Anies Nilai Pemilu Bukan Seperti Sepak Bola: Kompetisi Demokrasi, Dampaknya pada Kebijakan

Anies Nilai Pemilu Bukan Seperti Sepak Bola: Kompetisi Demokrasi, Dampaknya pada Kebijakan

Anies Baswedan menilai Pemilu bukan seperti pertandingan sepak bola.

Baca Selengkapnya
Kesejahteraan TNI Diungkit dalam Debat Ketiga Capres, Berapa Gaji Anggota TNI Tahun Ini?

Kesejahteraan TNI Diungkit dalam Debat Ketiga Capres, Berapa Gaji Anggota TNI Tahun Ini?

Anies Baswedan menyebut banyak prajurit TNI belum punya rumah, tapi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menguasai lahan 34.000 ha.

Baca Selengkapnya
Anies Dilaporkan usai Singgung Lahan Prabowo, Bawaslu: Tentu Dipanggil Kalau Ada Temuan Pelanggaran

Anies Dilaporkan usai Singgung Lahan Prabowo, Bawaslu: Tentu Dipanggil Kalau Ada Temuan Pelanggaran

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menanggapi laporan Anies Baswedan usai menyinggung lahan capres Prabowo Subianto di debat Capres.

Baca Selengkapnya
Anies Keluhkan Masalah Pilpres, Singgung Pencalonan Gibran hingga Penyalahgunaan Bansos

Anies Keluhkan Masalah Pilpres, Singgung Pencalonan Gibran hingga Penyalahgunaan Bansos

Bahkan diberikan imbalan untuk mempengaruhi arah pilihan politik.

Baca Selengkapnya