Menakar kekuatan dinasti Cikeas merebut kursi Gubernur DKI
Merdeka.com - Usai menggelar rapat secara marathon selama dua hari berturut-turut, empat partai yang tergabung dalam Poros Cikeas sepakat untuk mengusung putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti untuk maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta. Keputusan tepat di hari terakhir pendaftaran.
Sejak keluar dari dunia kemiliteran, SBY sudah memakan asam garam dunia politik. Dia juga berhasil menduduki kursi kepresidenan sampai dua kali, termasuk membawa Partai Demokrat memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 lalu.
Kini, tangan emas SBY kembali dinanti usai mencalonkan Agus sebagai calon gubernur yang diusung empat partai. Mampukah dia melakukannya?
Berdasarkan konstelasi politik pada 2014 lalu. Partai Demokrat menempati posisi keenam dari 15 partai yang ikut serta dalam Pemilu Legislatif untuk duduk di DPRD DKI Jakarta. Partai berlambang mercy biru ini berhasil merebut 360.929 suara, dan meraih 10 kursi.
Kondisi berbeda dialami partai tersebut pada Pemilu 2004, di mana Partai Demokrat mampu menempati posisi pertama dengan perolehan 1.208.885 suara. Saat itu, Demokrat berhasil mendapatkan 32 kursi di DPRD DKI Jakarta.
Mitra koalisi mereka, yakni PPP memiliki tabungan sebanyak 452.224 suara, ditambah PKB dengan 260.159, serta PAN 172.784 suara. Dengan demikian, Poros Cikeas bisa mengusung calon sendiri dengan kekuatan 28 kursi yang dimilikinya.
Jika ditotal, Poros Cikeas yang terdiri atas PPP, Demokrat, PKB dan PAN ini memiliki tabungan 1.246.096 suara.
Namun, jumlah itu masih bukan apa-apa. Sebab, terdapat 9.988.329 warga DKI yang akan memberikan suaranya untuk memilih calon pemimpinnya. Tabungan terbesar justru dimiliki PDIP dengan 1.231.843 suara.
Koalisi yang terdiri atas PDIP, Hanura, NasDem dan Golkar jika digabungkan memiliki kekuatan 2.213.404 suara. Sementara Partai Gerindra dan PKS secara total hanya mendulang 1.016.958 suara.
Dengan kekuatan yang dimiliki, mampukah SBY membawa Agus menuju DKI-1?
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai Gerindra tidak mengharuskan kadernya untuk maju sebagai calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPSI menilai Jakarta membutuhkan sosok calon gubernur dapat menciptakan harapan dan dekat dengan masyarakat seperti Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikannya dalam rapat membahas RUU DKJ bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setelah purnatugas, ternyata Anies masih meninggalkan sederet janji-janji yang masih menjadi persoalan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaIda bersyukur bisa lolos ke DPR setelah bertarung di Dapil II DKI. Menurutnya, PKB saat ini masih fokus ke pemilu legislatif.
Baca SelengkapnyaAnies mengungkap rahasia lama pernah ditawari Prabowo Subianto menjadi cawapres untuk Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaAnies akan menyelaraskan tema debat sesuai dengan pengalaman yang ia peroleh selama menjabat gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaCak Imin ini pun diajak oleh mantan Gubernur DKI Jakarta untuk mengulang kembali ucapannya.
Baca SelengkapnyaMendagri Tito Karnavian menegaskan Gubernur DKJ dipilih langsung oleh rakyat bukan ditunjuk Presiden.
Baca Selengkapnya