Melunak, PPP utus Uu Ruzhanul Ulum ikut ajang pencarian cawagub Ridwan Kamil
Merdeka.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang pada awalnya menolak ide konvensi untuk menetapkan calon wakil gubernur pendamping Ridwan Kamil, akhirnya melunak. Bupati Tasikmalaya yang juga kader PPP, Uu Ruzhanul Ulum diperintahkan untuk mengikuti 'ajang' pencarian calon wakil gubernur yang rencananya digelar 15 Desember 2017.
Ketua Departemen Pemenangan Wilayah Jawa Barat DPP PPP Dayat Hidayat menjelaskan, penolakan yang pernah disampaikan karena menilai konvensi bisa mencederai dan memantik perseteruan di antara partai koalisi.
"Kami akan menghormati mekanisme. Kami tidak akan mundur jika penilaian dari para tokoh itu jadi digelar. Uu (Ruzhanul Ulum) sangat siap mengikuti mekanisme tersebut meski harus bersaing dengan politisi lainnya," ujar Dayat saat dihubungi, Senin (11/12).
Dayat mengakui, momen itu harus dimanfaatkan Uu untuk bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh. Dia optimistis Uu akan unggul jika dibandingkan kandidat lainnya. Apalagi proses musyawarah itu hanya memberi masukan untuk Ridwan Kamil.
"Dari sisi pengalaman, Uu sudah menjabat bupati dua periode dan menjadi anggota dan ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya," ucapnya.
Sebelumnya, Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum mengaku siap mengikuti konvensi menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi Ridwan Kamil. Kader dari PPP itu pun sangat yakin bakal dipilih Wali Kota Bandung itu.
"Bagi saya harus selalu optimis. Saya percaya, kalau saya ditakdirkan jadi wakil gubernur mendampingi Kang Emil, tidak akan ada yang bisa mengubahnya," katanya saat bertemu dengan relawan di Kabupaten Bekasi, Sabtu (9/12).
Meski demikian, Uu menyatakan, tak memikirkan konvensi tersebut. Pasalnya dia kini tengah fokus meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya di masyarakat. Dia meyakini, tokoh Jawa Barat yang menjadi panelis dan Ridwan Kamil akan objektif dalam menilai masing-masing calon.
Pada Pemilihan Bupati Tasikmalaya 2015, kata Uu, dirinya merupakan kandidat yang elektabilitasnya tertinggi yakni hampir 90 persen. Bahkan, saat itu tidak ada satupun pasangan calon yang berani berkontestasi dengannya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah
"Keliatannya bisa jadi usulan hak angket ini akan layu sebelum berkembang, akan diblok, ya akan di bendung oleh kubu koalisi pemerintahan Jokowi,"
Baca SelengkapnyaPPP Nantikan Momen Megawati dan Jokowi 'Bersatu' di Puncak Harlah
Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-51 akan digelar di Gelanggang Olahraga (GOR) Sudiang Makassar.
Baca SelengkapnyaJK Nilai Hak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Cegah Parlemen Jalanan
JK kembali mengajak pihak-pihak keberatan dengan hasil Pemilu 2024 menempuh jalur konstitusional.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaSelama Debat Ketiga Pilpres 2024, Prabowo Tiga Kali Setuju dengan Pernyataan Ganjar
Menurut dia, pendapat mantan Gubernur Jawa Tengah itu masuk akal, bukan hanya ngomong doang.
Baca SelengkapnyaLawan Ridwan Kamil, Ganjar Pasang Duet Rieke 'Oneng' dan Ono Surono Rebut Suara di Jabar
Ganjar mengaku tetap realistis untuk posisinya di Jawa Barat dengan menargetkan 40 persen suara.
Baca SelengkapnyaIsu Pemakzulan, Ketum Golkar Tegaskan Jokowi Didukung 80 Persen Susunan Kabinet
Airlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.
Baca SelengkapnyaBuka-Bukaan Mahfud MD Tolak Tawaran Jadi Cawapres Anies, Singgung Jokowi dan Demokrat
Tawaran tersebut bukan berasal dari partai koalisi, melainkan dari beberapa perwakilan PKS.
Baca SelengkapnyaJokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya