Ma'ruf Amin Soal Dugaan Istana Intervensi KPU: Kalau Ada Dilaporkan ke Bawaslu

Merdeka.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin membantah bahwa istana meminta KPU RI meloloskan salah satu partai politik sebagai peserta pemilu 2024. Dia menegaskan, istana tidak pernah ikut campur urusan itu.
"Saya kira sudah dijawab oleh presiden, istana, nggak ada itu, hanya kalau terjadi apa-apa alamatnya ke istana, padahal istana tidak pernah ikut campur ya," ujar Ma’ruf di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (12/1).
Ma'ruf menjelaskan, perihal pemilihan umum sepenuhnya adalah kewenangan KPU. Dia mengaku istana tidak mengintervensi tugas penyelenggara pemilu.
"Itu presiden sudah menegaskan tuh nggak ada intervensi istana, itu kewenangan KPU, itu penuh soal pemilu sudah ada lembaganya dan kalau ada yang merasa kan ada badan pengawasnya itu disampaikan," jelas Wapres.
Koalisi Masyarakat Ungkap Bukti Kecurangan KPU ke DPR
Diberitakan, Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih memaparkan dugaan kecurangan oleh KPU RI dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi II DPR RI, Rabu (11/1). Kecurangan tersebut berkaitan dengan tahapan verifikasi faktual partai politik calon peserta Pemilu 2024.
Salah satu perwakilan koalisi, yakni Hadar Nafis Gumay dalam rapat tersebut membuka dan memaparkan salah satu slide berisi percakapan antar anggota KPU Provinsi yang diduga terkait kecurangan oleh KPU RI.
Dalam paparannya, Hadar membacakan ulang isi percakapan yang ditampilkan di dalam slide di layar ruang rapat. Hadar menyebutkan sejumlah institusi yang diduga memberikan instruksi untuk meloloskan salah satu partai politik sebagai peserta pemilu 2024.
Sebagaimana isi percakapan, dia menyebut pihak tersebut di antaranya, Istana, Mendagri, Menkopolhukam dan lainnya.
"Kemudian tiga, langkah ini harus dilakukan demi kebaikan kita karena permintaan Istana, Mendagri, Menkopolhukam, dan lain-lain," kata Hadar membacakan isi percakapan antara anggota KPU Provinsi dari hasil tangkapan layar, Rabu (11/1).
Dia menjelaskan, isi percakapan antara Anggota KPU Provinsi menjelaskan siapa yang memerintah, hingga perintah apa saja yang harus dilakukan oleh anggota KPU Provinsi.
"Kalau yang ini adalah komunikasi antara anggota KPU Provinsi. Dalam pesan ini terlihat bahwa ada hal-hal pada poin-poin pesan tersebut. Antara lain, siapa yang memerintahkan perubahan data, kenapa harus dilakukan," jelasnya.
Terungkap Isi Percakapan WhatsApp Dugaan Ketua KPU Curang
Selain itu, Hadar juga mengungkapkan isi percakapan yang diduga perintah dari ketua KPU RI Hasyim Ashari kepada KPU provinsi untuk meloloskan verifikasi parpol. Hingga percakapan mengenai komunikasi antar anggota KPU provinsi terkait perintah KPU RI untuk ubah data.
Berikut isi percakapan lengkap yang dibacakan Hadar soal komunikasi antar anggota KPU provinsi terkait perintah KPU RI untuk ubah data, sebagai berikut:
"Barusan Pak Idham telepon saya. Setelah bicara dengan Pak Idham dioper kepada Pak August Mellaz, yang isinya:
Satu, Saat ini mereka sedang duduk bersama pak Idham, Pak August, Pak Drajad, dan Pak Sekjen sambil berkomunikasi dengan Pak Hasyim yang sedang ada di Padang.
Dua, sesaat lagi sekjen akan memerintahkan sekretaris provinsi (isi percakapan disensor) itu saya tutup, agar komunikasi dengan admin sipol di beberapa kabupaten/kota untuk MS kan Partai Gelora
Kemudian tiga, langkah ini harus dilakukan demi kebaikan kita karena permintaan Istana, Mendagri, Menkopolhukam, dan lain-lain.
Kemudian yang empat, Pak August juga mengatakan sudah hubungi pak (isi percakapan disensor) nah itu ditutup, itu ada di provinsi yang sama sebagai ketuanya karena ini pekerjaan teknis maka saya hubungi oleh Pak Idham dan Pak August minta kita amankan.
Mantan komisioner KPU itu pun berharap kepada Komisi II untuk memeriksa lebih lanjut terkait kecurangan yang dilakukan oleh KPU RI.
"Gitu ya bunyinya begitu ya, persisnya saya tidak tahu. Nanti mudah-mudahan Pak Doli dan kawan-kawan bisa mengeceknya. Kami harapkan demikian," imbuh Hadar.
Hasyim Bantah Tak Ada Perintah
Ketua KPU Hasyim Asy'ari menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan perintah di luar dari aturan yang berlaku. Apalagi, soal intimidasi kepada KPUD yang dilakukan oleu KPU RI.
"Tentu kami menyadari bahwa kalau ada apa istilahnya ya ada paksaan apa istilahnya ya, ada intimidasi tentu kami tidak sampai ke sana karena KPU provinsi, KPU kabupaten/kota kan bagian dari keluarga besar kami. Jadi menjadi perhatian lah, tidak sampai kepada arah itu," kata Hasyim, dalam rapat bersama Komisi II DPR RI.
Selain itu, dia menegaskan, tak ada pihak lain yang memberikan perintah di luar dari SOP. Hasyim menyampaikan, intruksi yang berikan masih batas kewajaran dan batas batas kepantasan.
"Iya posisi saya tidak melakukan sebagaimana yang dituduhkan itu," tegasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Catat! Ini Batas Sholat Isya & Ibadah Fardhu Lainnya, Jangan Sampai Terlewat
Berikut batas sholat Isya dan sholat fardhu lainnya yang wajib dicatat umat Islam agar tidak terlewat.
Baca Selengkapnya


Barang Tak Sesuai, Pria ini Ngamuk Ambil Kunci Motor Kurir 'Saya Mengantar Bukan yang Jual'
Bukannya melakukan komplain ke pihak penjual, pria ini justru memaki kurir secara kasar. Bahkan dia seolah tak terima saat sang kurir memberikan penjelasannya.
Baca Selengkapnya


Bikin Heboh Studio, Lesti Kejora Sebut Rizky Ridho di Depan Rizky Billar, Reaksi Sang Suami Disorot
Ada-ada saja memang celotehan Lesti Kejora. Di atas panggung, tiba-tiba saja ia menyebut nama sang mantan kekasih, Rizky.
Baca Selengkapnya


Kata-kata Bersyukur Penuh Makna dan Nasihat Berharga
Merdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bersyukur penuh makna dan nasihat berharga yang perlu Anda ketahui
Baca Selengkapnya


Polisi Kelimpungan di Dalam Mobil Ada Bau Tak Sedap saat Tangkap Pencuri, Ternyata Pelaku BAB di Celana
Anggota polisi mengalami kejadian tak diduga saat amankan pelaku pencurian barang elektronik di Sulut. Mereka mencium bau menyengat secara tiba-tiba.
Baca Selengkapnya

Barang Tak Sesuai, Pria ini Ngamuk Ambil Kunci Motor Kurir 'Saya Mengantar Bukan yang Jual'
Bukannya melakukan komplain ke pihak penjual, pria ini justru memaki kurir secara kasar. Bahkan dia seolah tak terima saat sang kurir memberikan penjelasannya.
Baca Selengkapnya

Polisi Kelimpungan di Dalam Mobil Ada Bau Tak Sedap saat Tangkap Pencuri, Ternyata Pelaku BAB di Celana
Anggota polisi mengalami kejadian tak diduga saat amankan pelaku pencurian barang elektronik di Sulut. Mereka mencium bau menyengat secara tiba-tiba.
Baca Selengkapnya

Kaesang Pimpin Rapat Perdana Sebagai Ketum PSI, Sempat Bertemu Hary Tanoe
Rapat ini merupakan agenda pertama Kaesang usai resmi menjabat sebagai Ketum PSI.
Baca Selengkapnya

Komjen Fadil Imran Pimpin Operasi Pengamanan Pemilu 2024
Operasi tersebut guna pengamanan pada saat Pemilu 2024 mendatang.
Baca Selengkapnya

Reaksi KPU Tahu Ada Kotak Suara Mengeluarkan Asap saat Pilkades
Kasus semacam itu belum pernah terjadi dalam pelaksanaan pemilu.
Baca Selengkapnya

PDIP Lagi Hitung Baik Buruknya Jika Cuma Dua Capres di Pilpres 2024
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengaku partainya terbuka untuk membahas kemungkinan terbentuknya dua poros di Pilpres 2024
Baca Selengkapnya

Puan Tak Anggap Jokowi Bermanuver soal Kaesang Jadi Ketum PSI
Puan juga memberikan ucapan selamat kepada Kaesang dengan posisi barunya.
Baca Selengkapnya