Merdeka.com - Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono mengatakan, dirinya sudah membicarakan terkait kisruh atau dinamika yang terjadi di internal partai. Mulai dari tingkat Pimpinan Cabang (PC) hingga Pimpinan Pusat (PP).

"Ya sebenarnya sudah dibicarakan bukan hanya saya, seluruh majelis-majelis itu sudah berproses dua bulan menanggapi dinamika yang ada di internal PP dari tingkat DPC DPW, para tokoh di dalam struktur maupun di luar struktur. Sudah berproses lama," kata Mardiono kepada wartawan, Kamis (8/9).

Selain itu, Mardiono mengaku, sudah melakukan tabayun atau berdiskusi secara tertutup. Diskusi ini juga disebutnya dilakukan bersama dengan para kiyai-kiyai dan para majelis.

"Sudah berproses lama, kami juga sudah melakukan tabayyun, ya berdiskusi tertutup. Bukan kami sendiri, para majelis, nyuwun sewu, para kiyai-kiyai. Tentu beliau cermat dan sangat dan berhati-hati supaya sesuai ajaran ulama itu," ujarnya.

"Terakhir kami sudah memohon sekali pada beliau (Suharso) untuk menyikapi hal-hal termasuk yang mengemuka di ruang publik yang selalu dibumbui isu-isu negatif terhadap beliau itu, yang kemudian mengakibatkan dampak pada kader-kader kita di lapangan yang sekarang sudah mulai bekerja untuk pemilu 2024. Itu kami menjadi kesulitan, itu yang menjadi keluhan para kader yang ada di lapangan," sambungnya.

Tak hanya itu, dirinya menyebut, pihaknya sudah melakukan semua kajian-kajian. Sehingga, ia tak mau hal-hal lain muncul dalam momen yang mendekati Pemilihan Umum (Pemilu).

"Sehingga kami tidak punya waktu lagi melakukan rekonsilidasi nasional. Kalau toh beliau masih bisa menerima, ya itu manusiawi. Tapi seiring waktu karena beliau juga kader PPP, kami semua kader PPP, kami semua berpikir untuk PPP," sebutnya.

"Saya Alhamdulilah kalau mau dari dulu kalau ada keinginan-keinginan untuk kepengen saya jadi ketum, itu di hadapan beliau dulu sudah berkesempatan 2-3 kali (tapi) saya enggak pernah itu," sambungnya.

Menurutnya, kondisi PPP saat ini memang butuh perhatian dari seluruh lapisan kader. Sehingga, segala sesuatu keputusan tidak bisa diambil secara sendiri.

"Kalau salah mungkin satu atau dua orang tapi kalau 1.000 orang salah semua, rasanya sulit kita berpikir untuk mengatakan 1000 orang salah semua. 1000 orang itu juga kader sendiri yang mereka sudah berpuluh-puluh tahun meniti karier pengabdiannya di partai ini," tutupnya.