Lakon politik para dalang
Merdeka.com - Menjadi dalang jelas bukanlah kegiatan politik. Dalang hanya memainkan sebuah lakon dengan wayang-wayang di tangan. Namun, tidak bisa dipungkiri cerita pewayangan kadang memuat kisah-kisah politik, seperti intrik dan perebutan kekuasaan.
Kini, para dalang yang tadinya hanya membawakan lakon bermuatan politis, tetapi banyak yang terjun langsung ke dunia politik praktis: masuk parpol, nyaleg, nyalon kepala desa, dan sebagainya.
Bak cerita wayang, akhir lakon politik para dalang ada yang sukses, namun tak sedikit yang gagal.
Berikut para wayang yang terjun ke dunia politik:
Ki Enthus Susmono
Bersama Umi Azizah, Enthus Susmono memenangi Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tegal dalam pleno rekapitulasi suara Pilkada Tegal, Minggu (3/11). Jika tak ada hambatan, Enthus bakal dilantik sebagai Bupati Tegal bersama pasangannya Umi Azizah yang menjadi Wakil Bupati Tegal, pada 8 Januari mendatang.Ketua KPU Kabupaten Tegal Sukartono menjelaskan, Enthus dan Umi memenangi Pilkada Tegal dengan memperoleh 233.318 suara, atau sekitar 35,21 persen. Pesaing terberatnya, yaitu pasangan Moh Edi Utomo dan Abasari, hanya memperoleh 223.436 suara atau 33,71 persen. Ki Enthus Susmono (lahir di Tegal, 21 Juni 1966; umur 47 tahun) adalah seorang dalang yang berasal dari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Ia adalah anak satu-satunya Soemarjadihardja, dalang wayang gol?k terkenal dari Tegal dengan istri ke-tiga bernama Tarminah. Bahkan R.M. Singadimedja, kakek moyangnya, adalah dalang terkenal dari Bagelen pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat di Mataram.
Ki Untung Wiyono
Untung Wiyono awalnya adalah seorang pengusaha yang memulai usahanya dari bawah. Namun, kegemarannya dalam seni wayang membuat dia eksis. Pria kelahiran 16 Oktober 1950 ini menjadikan dalang sebagai sarana pembinaan dan penyerapan aspirasi masyarakat.Lama tampil di publik, Untung lantas mampu menapaki karier politik sebagai Bupati Sragen selama dua periode sejak 2001. Namun ironis, setelah selesai menjabat Untung dijerat kasus korupsi kas daerah. Mahkamah Agung memvonis dia dengan tujuh tahun penjara.
Ki Manteb Soedharsono
Pada Pemilu 2004, Ki Manteb Soedharsono pernah bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Adalah Amien Rais yang mengajak sejumlah seniman, termasuk Manteb, untuk ikut memenangkan tokoh Muhammadiyah itu dalam Pilpres 2004.Sekretaris DPW PAN Jateng saat itu, Taufik Kurniawan mengatakan, Ki Manteb sudah menandatangani surat pernyataan bergabung dengan PAN dan siap dicalonkan sebagai caleg. Meski beberapa nama caleg hasil penyaringan dari berbagai daerah sudah masuk, namun, kata dia, masih ada kesempatan untuk memasukkan nama Ki Manteb. Namun, nyatanya Ki Manteb tidak pernah duduk di parlemen.Ki Manteb Soedharsono (lahir di Palur, Mojolaban, Sukoharjo, 31 Agustus 1948; umur 65 tahun) adalah seorang dalang wayang kulit ternama yang dari Jawa Tengah. Karena keterampilannya dalam memainkan wayang, ia pun dijuluki para penggemarnya sebagai Dalang Setan. Ia juga dianggap sebagai pelopor perpaduan seni pedalangan dengan peralatan musik modern.Saat ini Ki Manteb berdomisili di Dusun Sekiteran, Kelurahan Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Ki Anom Suroto
Sejak Orde Baru, Ki Anom Suroto sudah dikenal dekat dengan Golkar. Seperti diketahui, pada era itu, Presiden Soeharto kerap menggunakan jasa para dalang untuk tujuan propaganda pemerintah. Misalnya pada Repelita 1, pertunjukan wayang telah diisi oleh jargon-jargon pembangunan ala Orde Baru. Intervensi pemerintah dalam pewayangan sangat terang ketika menjelang Pemilu 1987. Saat itu, Ki Dalang Nartasabda dan Anom Suroto menjadi media propaganda politik karena telah memainkan lakon “waringin Kencana” (beringin emas, lambang Golkar) yang ditayangkan oleh TVRI, satu-satunya stasiun televisi pada masa itu.Kini Anom pun masih lengket dengan Golkar. Pada April tahun lalu, Anom mendapatkan penghargaan dari Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie karena dianggap sebagai seorang seniman tradisi yang telah mendedikasikan hidupnya secara luar biasa untuk melestarikan budaya Jawa.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
45 Kata Bijak Politik Lucu, Mengandung Makna Penting hingga Sindiran
Kumpulan kata bijak politik ini juga dapat membuka pandangan baru akan politik itu sendiri. Tak ayal apabila kata bijak politik ini sangat menarik.
Baca SelengkapnyaKaesang: Politik Menjadi Satu Bagian yang Seru dan Indah
Dengan politik seseorang bisa menerapkan kebijakan baik untuk kepentingan rakyat banyak.
Baca SelengkapnyaBocah Ini Pegang Pesan Sang Ayah 'Orang Miskin Jangan Lawan Orang Kaya, Orang Kaya Jangan Lawan Pejabat', Tak Disangka Kini Punya Posisi Top
Pria yang menghabiskan masa kecil di Belitung ini pegang pesan sang ayah. Kini punya jabatan mentereng.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Politikus Anak Eks Jenderal Peraih Adhi Makayasa Bagikan Momen Akrab Bareng Sang Ayah, 'Tak Gengsi Makan di Pinggir Jalan'
Begini momen akrab politikus anak eks jenderal peraih Adhi Makayasa makan bakmi jawa bareng keluarga di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaBerkas Dugaan Politik Uang Lengkap, Caleg Demokrat Diserahkan ke Kejari Makassar
Berkas Dugaan Politik Uang Lengkap, Caleg Demokrat Diserahkan ke Kejari Makassar
Baca SelengkapnyaBerkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Berkali-kali Jadi Capres, Para Politikus Luar Negeri Ini Selalu Kalah dalam Pemilu, Ada yang Sampai 10 Kali
Baca SelengkapnyaPengamat Perilaku Analisis Gaya Pidato AHY, Begini Katanya
AHY sudah dua kali menyampaikan pidato politik jelang Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaIkut Jejak JK, Kader Muda Golkar Ini Dukung AMIN
JK sebelumnya menyatakan mendukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, Wakapolri: Masyarakat Guyub Rukun, yang Ribut Elit Politik
Pemilu sebagai pesta demokrasi dihadapi dengan bahagia dan senang.
Baca Selengkapnya