Kubu Agung Laksono tak becus urus kantor gimana partai?
Merdeka.com - Perseteruan yang terjadi antara Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono di internal Golkar membuat kantor DPP Golkar di Slipi, Jakarta Barat, menjadi tak terurus. Tunggakan listrik, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan gaji karyawan seperti satpam juga belum dibayarkan.
Pakar hukum tata negara Margarito Kamis menilai kantor yang sudah jauh hari hanya ditempati kubu Agung Laksono tersebut, agak susah dijadikan cermin untuk melihat pola kepemimpinan kubu hasil Munas Ancol.
"Saya kira memang cukup merendahkan kalau orang menilai bahwa masa depan perpolitikan andai Golkar dikendalikan Pak Agung, saya kira tidak akan semanis seperti kepengurusan yang lain. Saya kira agak susah diandalkan," kata Margarito saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (2/1).
Margarito juga menegaskan, seharusnya justru kubu Ical yang diperkenankan menguasai Kantor DPP tersebut. Sebab menurutnya, Ical sah secara hukum memimpin Golkar.
"Dari sejak semula saya beranggapan bahwa kepengurusan yang dihasilkan dari Munas Bali sah, merekalah yang harus mengelola. Sehingga Golkar tidak vakum. Keabsahan tersebut juga dinyatakan dalam Pengadilan di Jakarta Utara. Lalu itu bernilai karena berdasarkan Pengadilan TUN Jakarta Timur, Yasonna (Menkum HAM) menegaskan SK Agung Laksono tak sah. Dengan begitu maka yang sah kepengurusan Pak Aburizal Bakrie," ungkapnya.
Meski begitu, Margarito berharap ketegangan kedua kubu tersebut harus segera disudahi. Menurutnya Golkar harus kembali bersatu menunjukkan solidaritas dan martabatnya.
Dia menilai, saat ini tidak ada kekosongan struktur pengurus Golkar akibat tak ada legalitas dari pemerintah. Margarito berharap pihak Agung tak sembarangan berkomentar bahwa Golkar sudah vakum.
"Kalau Golkar tak sah, ada kekosongan pengurus, maka bagaimana bisa mengakui anggota DPR yang dari Golkar. Itu bisa menjadi keruntuhan negara. Jangan memainkan wacana tentang ketidakabsahan, sebab efek ketatanegaraannya luar biasa besar," ujarnya.
Lebih dari itu, Margarito mendesak Menkum HAM Yasonna Partaonan Laoly untuk segera menerbitkan SK untuk hasil Munas Bali di bawah asuhan Ical. Sebab menurutnya langkah Yasonna dalam mencabut SK kubu Agung hanya setengah langkah saja dan menimbulkan kegaduhan baru.
"Dengan kenyataan hukum yang sekarang maka demi hukum, Yasonna harus segera menerbitkan SK itu," tegasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Isu Pemakzulan, Ketum Golkar Tegaskan Jokowi Didukung 80 Persen Susunan Kabinet
Airlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.
Baca SelengkapnyaKabar Jokowi Mau Gabung Golkar, Jusuf Kalla Ingatkan Aturan Jadi Ketua Umum
JK mengingatkan jika bergabung dengan Partai Golkar tidak serta-merta bisa menjadi pengurus apalagi menjadi ketua umum.
Baca SelengkapnyaLuhut di Depan Airlangga dan Ical: Jangan Mau Diatur Orang Lain, Golkar yang Ngatur!
Luhut meminta kepada para petinggi dan pengurus Partai Golkar jangan menciderai keberhasilan Partai Golkar di Pemilu 2024 ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar
Golkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.
Baca SelengkapnyaUsai PAN, Airlangga juga Klaim Jokowi Keluarga Besar Golkar
Airlangga mengatakan bahwa Jokowi adalah salah satu pemilik partai Golkar.
Baca SelengkapnyaKetum Golkar Hormati JK Dukung Anies: Kami Tetap Solid
merupakan tokoh senior dan mantan Ketua Umum Partai Golkar yang sosoknya harus dihormati.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Pastikan Munas Partai Golkar Tetap Digelar Desember
"Ya kan sudah jelas bahwa Golkar akan Munas pada Desember ya, bahwa ada calon, selama calon memenuhi syarat, dia kader Golkar," kata JK
Baca SelengkapnyaMemasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan
Dia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.
Baca SelengkapnyaDorong Prabowo Rangkul Kubu Ganjar, Bamsoet Golkar: Kita Tidak Butuh Oposisi
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai, pemerintahan ke depan tidak membutuhkan oposisi.
Baca Selengkapnya