KPU Godok Aturan Sumbangan Dana Kampanye dalam Bentuk Uang Elektronik

Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) berencana mengatur aliran dana kampanye di Pilpres 2024. Dana kampanye yang akan diatur yakni berupa uang elektronik.
Komisioner KPU, Idham Holik menyampaikan hal ini belum pernah diatur dalam pemilu sebelumnya. Dia mengatakan peraturan pemilu itu menyesuaikan perkembangan teknologi yang semakin berkembang saat ini.
"Ini mengakibatkan munculnya jenis sumbangan dalam bentuk uang, yaitu uang elektronik misalnya hari ini namanya e-wallet, e-money, dan sejenisnya. Pada dasarnya uang-uang tersebut bisa jadi tidak menggunakan jenis rekening ya," kata Idham, dalam paparannya saat rapat bersama Komisi II DPR, Senin (29/5).
Sebab, kata Idham, saat ini banyak masyarakat Indonesia yang semakin akrab dengan penggunaan uang elektronik. Oleh karena itu, hal ini menjadi penting bagi KPU untuk mengaturnya.
"Sesuai ketentuan UU No 7 tahun 2017, sumbangan dalam bentuk uang wajib disetorkan ke dalam rekening khusus dana kampanye (RKDK), dalam hal ini sumbangan dalam bentuk uang elektronik wajib masuk ke dalam RKDK terlebih dahulu sebelum digunakan," jelasnya.
Sebelumnya, Koordinator Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Mochammad Afifuddin menjelaskan, PKPU Dana Kampanye Pemilu juga mendorong agar seluruh sumbangan dana kampanye dilakukan pencatatan secara terperinci.
"Sumbangan-sumbangan yang penting tercatatkan. 'Kan yang kami atur ini sumbangan atau laporan dana kampanye dan seterusnya. Kalau orang menyumbang, dicatat. Kalau orang bantu, diadministrasikan. Itu yang diatur dalam PKPU Dana Kampanye Pemilu," kata Afifuddin.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Momen Ariel Peluk Alleia di Atas Panggung, Sang Anak 'Basah Banget'
Alleia sempat protes lantaran tubuh sang papa dipenuhi keringat.
Baca Selengkapnya


Peneliti Dibikin Bingung, Mayat Pria Ini Tiba-Tiba Berubah Jadi Mumi Hanya dalam 16 Hari
Mumifikasi alami adalah proses yang memerlukan waktu dan biasanya memakan waktu beberapa minggu hingga 6-12 bulan.
Baca Selengkapnya


Ilmuwan Temukan 1.700 Lempengan Kuno Berisi Kalimat Kutukan yang Mirip dengan Kitab Wahyu, Begini Bunyinya
Temuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.
Baca Selengkapnya

Pipa di Petamburan 4 Bocor, Suplai Air PAM ke 41 Wilayah Terganggu
PAM Jaya bakal mengirimkan air bersih dengan menggunakan truk tangki yang akan dibagikan secara gratis ke wilayah terdampak.
Baca Selengkapnya

Tak Ngotot AHY, Demokrat Serahkan ke Prabowo Pilih Cawapres Asal Bawa Kemenangan
Demokrat hanya mendorong Prabowo untuk mencari sosok cawapres yang bisa bawa kemenangan
Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi Pembangunan Gereja Kingmi Mile 32, KPK Tetapkan 4 Tersangka Baru
Keempat tersangka baru ini langsung ditahan di Rutan KPK.
Baca Selengkapnya

Ganjar Diharapkan Terus Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan
Bakal Capres Ganjar Pranowo berkomitmen untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Demi menciptakan sumber daya manusia yang bersaing dengan negara lain.
Baca Selengkapnya

Peluang Duet dengan Prabowo, PDIP Tegas Ganjar Calon Presiden
Untuk menentukan Cawapres Ganjar, Megawati ternyata juga berdiskusi dengan Jokowi.
Baca Selengkapnya

Peran Luhut Pandjaitan Dinilai Pengaruhi Manuver Golkar di Pilpres 2024
Termasuk, langkah Golkar dalam bergabung ke Koalisi Indonesia Maju bersama Partai Gerindra.
Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Bantuan SBY Menangkan Suara di Jawa Timur
Prabowo juga meminta SBY secara khusus untuk menjadi mentornya langsung di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya

Analisis Drone Emprit soal 3 Bacapres Adu Gagasan di UGM: Prabowo ‘Jujur’, Ganjar ‘Tegas’, Anies ‘Sederhana’
Drone Emprit melakukan analisa perbincangan publik usai tiga bakal capres melakukan adu gagasan di UGM awal pekan ini.
Baca Selengkapnya

Demokrat Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Jamin Tidak Ada Saling Paksa soal Cawapres
Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman mengatakan, hadirnya Demokrat justru membuat Koalisi Indonesia Maju semakin rileks.
Baca Selengkapnya