Kontroversi Amien Rais Ingin Jewer Ketum Muhammadiyah
Merdeka.com - Politisi senior Amien Rais kembali menyampaikan pernyataan yang kontroversi. Pernyataannya ingin menjewer Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir. Apa penyebabnya?
Amien sebagai Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta organisasi Islam tersebut menentukan sikap politiknya pada Pilpres 2019 mendatang. Menurutnya, PP Muhammadiyah harus jelas dalam menentukan pilihan pemimpin bangsa. "Di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nasir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikapnya di Pilpres. Kalau sampai seperti itu akan saya jewer," katanya.
Pernyataan Amien itu kemudian menjadi kontroversi, berikut tanggapan beberapa pihak terkait pernyataan Amien:
Amien Rais Bicara Dalam Ranah Pribadi
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan pernyataan Haedar Nasir dan Amien Rais berbeda konteksnya. Di mana Muhammadiyah sebagai organisasi harus netral saat Pilpres, tapi kader harus menentukan pilihannya. Oleh karena itu, Anwar menganggap sebenarnya tidak ada yang salah dalam ucapan Amien Rais agar Muhammadiyah segera menentukan sikap.
"Jadi yang netral itu adalah organisasinya, kalau anggotanya tidak boleh tidak bersikap. Jadi Pak Haedar bicara dalam ranah organisasi, sementara Pak Amien bicara dalam ranah pribadi dari anggota Muhammadiyah," ucap Anwar.
Amien Rais Dinilai Otoriter
Sikap mantan Ketum PP Muhammadiyah, Amien Rais dinilai otoriter lantaran memaksa Muhammadiyah untuk mengambil sikap politik organisasi dalam Pilpres 2019. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Abdul Kadir Karding menuturkan Muhammadiyah sudah pasti punya mekanisme internal sehingga seharusnya tidak boleh diintervensi.
"Oleh karena itu, langkah yang dilakukan Pak Amien saya kira merugikan Pak Amien sebagai tokoh seakan-akan memaksakan kehendak, memiliki sikap yang otoriter," ucap Karding.
Bisa Turunkan Elektabilitas Prabowo-Sandi
Pernyataan politisi senior Amien Rais ingin menjewer Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir dinilai dapat menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Ucapan itu juga bisa membuat warga Muhammadiyah hilang kepercayaan kepada Amien.
Selain itu, pernyataan Amien tersebut memperlihatkan kepanikan karena elektabilitas Prabowo-Sandiaga cenderung stagnan. "Menurut saya, selain blunder, pernyataan Pak Amien akan membuat warga Muhammadiyah marah dan hilang kepercayaan kepada beliau. Bahkan bisa menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi di Muhammadiyah," kata Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni.
Pernyataan Amien Rais Bercanda
Politisi PKS Fahri Hamzah menilai ucapan politisi senior Amien Rais ingin menjewer Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir hanya bercanda. Menurutnya, Amien Rais memiliki manajemen komunikasi tersendiri dengan Haedar Nashir sehingga melontarkan ucapan itu. Sebab, keduanya dinilai Fahri merupakan sesama negarawan.
"Tanya dulu ke beliau, apa ini nya (maksudnya), itu bercanda tingkat dewa itu. Kita enggak bisa mengintepretasikan," kata Fahri.
Bertentangan Dengan Khittah Muhammadiyah
Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Najih Prasetyo menilai pernyataan Amien Rais akan menjewer Ketum Muhammadiyah, Haedar Nasir bertentangan dengan semangat khittah yang sudah digagas dalam Muktamar Muhammadiyah tahun 1971 di Makassar. Khittah yang dimaksud adalah organisasi Islam tidak terikat dan menjaga jarak yang sama dengan semua partai politik.
Sikap tersebut, kemudian ditetapkan lagi pada Tanwir Muhammadiyah 2002 di Denpasar. Dalam forum itu ditegaskan bahwa Muhammadiyah berbeda dengan partai politik.
"Di dalam khittah Muhammadiyah, tidak ada anjuran harus melakukan penyeragaman pilihan politik dalam perhelatan Pilpres. Sebab, jika sampai fatwa dikeluarkan, dikhawatirkan Muhammadiyah akan terseret ke dalam pusaran politik praktis yang kontraproduktif bagi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah," kata Najih.
Â
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sambut Ramadan, Tokoh Agama Ajak Elite Politik Perbaiki Hubungan Usai Pemilu 2024
Setelah sempat merenggang karena perbedaan pilihan politik pada Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaHindari Terjadinya Masalah Pencernaan saat Puasa Ramadan dengan Menerapkan 8 Cara Ini
Munculnya masalah pencernaan saat melakukan puasa Ramadan bisa diatasi dengan menerapkan sejumlah cara.
Baca SelengkapnyaPP Muhammadiyah: Bulan Ramadan Momentum Redam Konflik Setelah Pemilu
Namun demikian, Abdul menekankan di bulan Ramadan tidak berarti melarang adanya perdebatan atau kritik yang tajam antar kelompok asal dengan kepala dingin.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mulai Puasa Hari Ini, Ini Momen Jemaah Aolia di Gunungkidul Gelar Tarawih Pertama
Meski menjalankan ibadah Ramadan lebih awal dari pemerintah dan Muhammadiyah, para jemaah tetap menggelar salat tarawih dengan khusyuk.
Baca SelengkapnyaSoal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat
PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaCurhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran Sindir Kubu yang Mau Gabung Koalisi Padahal Pilpres Belum Selesai: Layu Sebelum Berkembang
Umpatan belimbing sayur yang dialamatkan kepada Gibran pun sirna.
Baca SelengkapnyaIstana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi
Maruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca Selengkapnya