Merdeka.com - Partai Golkar dan NasDem telah melakukan komunikasi terkait dengan Pilpres dan Pemilu 2024. Di mana salah satu yang menjadi pembahasan adalah Pilkada DKI Jakarta 2024. Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto memberikan kode telah menjodohkan mantan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany dengan Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni.

Partai NasDem memang sejak bulan lalu menyampaikan niatan untuk menjodohkan Sahroni dengan Airin untuk Pilkada DKI. Lalu bagaimana peluang pasangan Airin dan Sahroni.

Direktur Indo Strategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam mengatakan, Airin dan Sahroni sama sama memiliki peluang untuk maju sebagai calon di Pilgub DKI 2024 mendatang. Mengingat, Airin merupakan kader Golkar dan Sahroni memiliki jabatan struktur di DPP NasDem.

“Namun demikian tantangan yang dihadapi adalah tingkat elektabilitas kedua sosok ini juga belum meyakinkan untuk bertarung di Pilkada DKI karena itu tugas kedua tokoh ini menaikkan elektabilitas sehingga peluang untuk diusung oleh Golkar dan Nasdem semakin besar,” katanya kepada merdeka.com, Jumat (11/3).

Untuk meningkatkan elektabilitas, dia mengungkapkan, kinerja yang dilakukan Airin semasa menjabat di Tangsel harus ditunjukan. Begitu juga Sahroni yang merupakan Wakil Ketua Komisi III DPR RI yang juga Ketua Pelaksana Formula E di Jakarta.

“Memang Bang Sahroni sudah terkenal tetapi kita juga tidak tahu seberapa jauh elektabilitasnya, karena popularitas dan elektabilitas itu tidak mesti berbanding lurus,” terangnya.

Walaupun telah ada ‘kode’ yang diberikan Airlangga, Arif menerangkan, Airin dan Sahroni tetap harus membangun komunikasi politik yang baik di internal partai. Sebab tidak menutup kemungkinan, bisa saja ada kader lain yang juga melakukan manuver agar dapat diusung di Pilgub DKI Jakarta.

“Mereka harus berkompetisi di internal partai masing-masing untuk dapat rekomendasi dukungan dari Golkar. Sementara Sahroni juga harus bersaing di internal untuk mendapat dukungan Partai Nasdem. Selain itu tantangan eksternal nya tentu berkompetisi dengan kandidat pasangan calon yang diusung partai lain,” tutupnya.

Usung Sahroni di Pilgub DKI 2024

Sebelumnya, Partai NasDem tertarik memasangkan kadernya Ahmad Sahroni dengan mantan Wali Kota Tangerang Selatan dua periode Airin Rachmi Diany untuk Pilkada DKI Jakarta.

Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Partai NasDem Wilayah Jawa 1 Effendy Choirie menuturkan, NasDem mempertimbangkan Sahroni sebagai calon gubernur DKI Jakarta di Pilkada serentak 2024. Untuk mengusung Sahroni, NasDem yang memiliki 7 kursi DPRD DKI Jakarta, membutuhkan koalisi. Figur yang dilirik adalah Airin dari Partai Golkar.

"Salah satu yang menarik, pasangan untuk kakak Sahroni adalah Mbak Airin. Saya kira apabila itu terjadi maka akan menjadi pasangan yang keren dan seksi," ujar Effendy saat dihubungi merdeka.com, Rabu (5/1).

Effendy menilai pasangan Sahroni-Airin kompetitif menghadapi tokoh-tokoh lain seperti Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dan Ahmed Zaki Iskandar dari partai Golkar.

Untuk mengusung pasangan Sahroni-Airin ini, NasDem membuka koalisi dengan partai Golkar. Serta partai-partai seperti PKS, PKB, PPP untuk membentuk koalisi.

Kode Airlangga

Sementara itu, Airlangga mengungkapkan, pertemuannya dengan Ketum NasDem Surya Paloh tak hanya membicarakan Pilpres ataupun Pemilu 2024 mendatang.

"Ditambah lagi kita tadi melihat hadir juga di sini Ibu Airin dan Pak Sahroni. Mana itu? Sehingga pembahasannya kita ketahui tidak hanya berbicara makro, tetapi juga bicara mikro yang detail," ujarnya.

Namun, Airlangga masih menutup rapat apakah yang ia maksud memasangkan Airin dengan Sahroni di Pilgub DKI Jakarta. Ia bilang akan ada waktunya Airin dan Sahroni berbicara langsung. Dalam kesempatan terpisah, Sahroni menolak memberikan pernyataan terkait 'perjodohannya’.

"Jadi kalau pak Sahroni dan bu Airin kami persilahkan pak Sahroni dan bu Airin yang berbicara dulu nanti pada waktunya bukan pada siang hari ini," katanya.Airlangga mengatakan kebetulan siang ini Airin dan Sahroni saling dipertemukan. Ia bilang ada hal tertutup yang belum bisa disampaikan ke publik.

"Karena ini kan kebetulan dua dua masuk tim yang bersilahturahmi hari ini sehingga tentu banyak hal pertemuan tertutup maka ada yang disampaikan ada yang tidak," tutupnya.