Jokowi: La Nyalla Minta Maaf Tiga Kali
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan sudah tiga kali La Nyalla Mattaliti meminta maaf terkait Partai Komunis Indonesia (PKI). Pengakuan itu disampaikan Jokowi usai menghadiri konsolidasi caleg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Jokowi menyebut permintaan maaf pertama kalinya disampaikan La Nyalla saat bertemu di Surabaya. Saat itu, pria berusia 59 tahun itu mengaku telah menyebarkan isu PKI saat Pilpres 2014. Jokowi mengaku telah memaafkannya.
"Ya, memang bukan PKI, Pak La Nyalla sudah ketemu saya di Surabaya. Dia minta maaf tiga kali," ujar Jokowi, Senin (17/12).
Permintaan maaf kedua kembali disampaikan La Nyalla. Tanpa menyebutkan tempat dan waktu, Jokowi mengatakan La Nyalla meminta maaf karena telah menebar fitnah tentang Jokowi melalui tabloid Obor Rakyat.
Terakhir, calon Presiden petahana itu enggan menyebutkan peristiwa permintaan maaf oleh La Nyalla. "Yang ketiga enggak bisa saya sampaikan," tukasnya.
Jokowi menuturkan, dirinya enggan menanggapi segala isu yang menyerang pribadinya. Sementara dalam berpolitik, ia kembali mengingatkan seluruh pihak agar mengedepankan tata krama dan sopan santun.
"Artinya isu-isu seperti tadi dikembangkan untuk kepentingan politik sesaat," ujar Jokowi.
Diketahui, Jokowi kerap meninggi kala isu PKI terus menerus diarahkan kepadanya. Isu PKI mencuat seiring dengan sebaran berita fitnah dalam redaksi tabloid Obor Rakyat.
Pada pertengahan tahun 2014, Setiyardi selaku pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat dan redakturnya, Darmawan dilaporkan dengan tuduhan penghinaan dan fitnah terhadap Jokowi melalui tabloid Obor Rakyat. Tabloid itu disebarkan ke masjid-masjid dan pondok pesantren di sejumlah daerah di Pulau Jawa, yang antara lain menyebut Jokowi sebagai keturunan Tionghoa dan kaki tangan asing.
Keduanya kemudian dihadapkan ke muka persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan dakwaan melanggar Pasal 310 ayat (2) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaJokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan
Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaNasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik
Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye, Istana Contohkan Megawati dan SBY Pernah Kampanye untuk Partai
Istana meluruskan ucapan Presiden Jokowi soal presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaJokowi: ASN, TNI, Polri dan BIN Harus Netral
Netralitas di Pemilu 2024 tujuannya untuk menjaga kedaulatan rakyat.
Baca Selengkapnya