Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

JK Nilai Tak Mungkin Bisa Tambah Suara dari Tewasnya Anggota KPPS

JK Nilai Tak Mungkin Bisa Tambah Suara dari Tewasnya Anggota KPPS Jusuf Kalla di Bali. ©2019 Merdeka.com/Dwi Aditya Putra

Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, isu hoaks petugas KPPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang meninggal dunia diracun adalah berlebihan. Dia mengatakan, hingga saat ini belum ada fakta terkait kabar petugas yang diracun tersebut.

JK juga tak menemukan motif tertentu di balik tewasnya ratusan petugas KPPS. Termasuk bisa menambah suara paslon di Pilpres 2019, JK tak lihat itu bisa terjadi dari peristiwa duka itu.

"Mungkin tuduhan bahwa itu diracun itu berlebihan saya kira, motifnya apa? Mau dapat suara? Bagaimana mungkin, jadi tidak begitu. Segala sesuatu harus kita periksa motifnya dan memang tidak ketemu motifnya," kata JK di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Senin (13/5).

Kemudian, JK pun menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga korban terkait adanya rencana visum. Hal tersebut menanggapi terkait permintaan Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto agar pihak berwajib melakukan tes visum.

"Itu terserah keluarganya, visum atau tidak," kata JK.

JK mengatakan, Kementerian Kesehatan pun sudah mengevaluasi terkait adanya lebih dari ratusan petugas KPPS yang meninggal dunia. Dia menjelaskan, pihak medis menemukan ada 13 kategori penyakit yang kemungkinan terjadi kematian pada petugas KPPS.

"Ya, Kementerian Kesehatan sudah mengevaluasi dan antara lain mengatakan bahwa memang yang wafat kita berduka cita tentunya. Bisa dikategorikan mungkin ada 13 penyakit ya. Mungkin yang wafat itu yang kita hargai. Semuanya atas bekerjanya. Mungkin kemudian bekerja terus-menerus lebih dari 24 jam. Tanpa istirahat. Nah itu tentu gabungan daripada semua itu lah," lanjut JK.

Dia pun meminta publik bersabar dan tidak menduga-duga terkait banyaknya korban petugas KPPS. Dia menilai saat ini perhitungan suara yang terberat yaitu legislatif bukan Pemilihan Presiden. Karena tidak seperti dulu yang hanya memiliki 10 partai, kini sistemnya terbuka, yang memiliki 16 partai.

"Tentu yang ahli lah yang menentukan itu. Jadi yang terberat sebenarnya bukan Pilpresnya. Yang terberat justru legislatif itu. Karena sistemnya terbuka," ungkap JK.

Kabar petugas KPPS meninggal dunia karena diracuni menyebar di masyarakat melalui media sosial. Isu tersebut berawal dari unggahan pemilik akun Facebook bernama Doddy Fajar dan akun Twitter PEJUANG PADI @5thsekali.

Dalam unggahannya, disebutkan anggota KPPS bernama Sita Fitriati meninggal akibat diracun. Disebutkan akun tersebut, almarhum merupakan mahasiswi tingkat akhir berusia 21 tahun dan dalam tubuhnya ditemukan zat kimia yang mengandung racun yang sangat berbahaya.

Polisi tengah memburu penyebar hoaks berita tersebut. Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, pihaknya berjanji akan mengusut pelaku penyebar hoaks. Polisi tengah mengumpulkan sejumlah bukti yang ada.

"Tentu, pasti kita akan usut dan cari siapa yang menyebarkannya. Kita selidiki," kata Truno dihubungi wartawan, Sabtu (11/5).

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anggota KPPS di Kendal Meninggal Dunia saat Penghitungan Suara

Anggota KPPS di Kendal Meninggal Dunia saat Penghitungan Suara

Sorang anggota KPPS di Kendal, Teguh Joko Pratikno (43) meninggal dunia saat penghitungan suara pada Rabu (14/2) sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca Selengkapnya
JK Ungkap Penyebab Pemilu 2024 Diwarnai Protes

JK Ungkap Penyebab Pemilu 2024 Diwarnai Protes

Demokrasi tidak berjalan sesuai yang diharapkan dan didambakan oleh rakyat.

Baca Selengkapnya
Pejabat KKP Dituduh Terima Suap dari Perusahaan Jerman, Begini Respons Menteri Trenggono

Pejabat KKP Dituduh Terima Suap dari Perusahaan Jerman, Begini Respons Menteri Trenggono

Perusahaan asal Jerman dikabarkan menyuap pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan pada periode 2014-2018.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
JPPR Klaim Temukan Sejumlah Pelanggaran di TPS, dari Diintimidasi Aparat hingga Pembagian Uang

JPPR Klaim Temukan Sejumlah Pelanggaran di TPS, dari Diintimidasi Aparat hingga Pembagian Uang

JPPR menemukan pelanggaran prosedur yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu.

Baca Selengkapnya
Ketua KPU Ingatkan Pentingnya Mencoblos: Satu Suara Sangat Menentukan

Ketua KPU Ingatkan Pentingnya Mencoblos: Satu Suara Sangat Menentukan

Pemilih adalah penentu terhadap siapa yang akan menduduki jabatan.

Baca Selengkapnya
Tak Penuhi Rasa Keadilan, KPK Banding Atas Vonis Eks Komisaris Wika Beton

Tak Penuhi Rasa Keadilan, KPK Banding Atas Vonis Eks Komisaris Wika Beton

Hakim kemudian menjatuhkan vonis 5 tahun penjara terhadap terdakwa.

Baca Selengkapnya
Ketua KPPS di Jakut Meninggal Dunia Usai Hitung Surat Suara

Ketua KPPS di Jakut Meninggal Dunia Usai Hitung Surat Suara

Ketua KPPS di Jakut itu meninggal dunia setelah mengeluh sakit saat bertugas.

Baca Selengkapnya
Ketua dan Tiga Anggota PPK Tapos Depok Batal Mengundurkan Diri, Begini Alasannya

Ketua dan Tiga Anggota PPK Tapos Depok Batal Mengundurkan Diri, Begini Alasannya

PPK Tapos pun kembali melanjutkan kerjanya untuk menghitung suara tingkat kecamatan dan dilanjutkan tingkat kota hari ini.

Baca Selengkapnya
Lewati Jembatan Mengerikan, Begini Penampakan Markas KKB Kini Dikuasai TNI, Banyak Barang Berbahaya

Lewati Jembatan Mengerikan, Begini Penampakan Markas KKB Kini Dikuasai TNI, Banyak Barang Berbahaya

Prajurit TNI berhasil kuasai markas KKB hingga temukan barang berbahaya. Simak informasi berikut.

Baca Selengkapnya