Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Internal PDIP pecah, ada yang dukung Jokowi dan Mega nyapres?

Internal PDIP pecah, ada yang dukung Jokowi dan Mega nyapres? Jokowi dampingi Mega tanam pohon di Condet. ©2013 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - PDIP belum menentukan siapa tokoh yang bakal diusung sebagai capres di Pilpres 2014. Dua nama kuat yakni Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) digadang-gadang menjadi capres paling kuat dari internal.

Pengamat Politik LIPI Siti Zuhro melihat sebuah hal yang biasa terjadi di PDIP soal penentuan capres dalam waktu-waktu terakhir. Menurut dia, hal itu terjadi sejak Pemilu 2004 dan 2009.

"Kalau kita runut ke belakang, 2004 kan jelas kongres menyatakan calonnya Ibu Mega, begitu juga 2009," ujar Siti saat dihubungi merdeka.com, Rabu (12/3).

Namun, kata dia, pada Pemilu 2014 memang menjadi persoalan bagi PDIP menentukan siapa capresnya. Apalagi, ada nama Jokowi yang selalu moncer di setiap hasil survei capres idaman masyarakat.

"Kalau dalam konteks ini, sebetulnya PDIP belum selesai, siapa yang harus dimunculkan. Pertimbangan politiknya itu memang agak pelik," tegas dia.

Dia melihat, di internal PDIP sendiri terjadi perpecahan dua faksi antara pendukung Mega dan Jokowi. Karena faksi ini, lanjut dia, pembahasan capres di internal PDIP menjadi alot.

"Saat ini kelihatannya sangat alot, di PDIP sendiri ada dua faksi, ada yang meminta Ibu Mega maju capres dan ada yang meminta Jokowi maju," kata dia.

Diketahui, kalangan elite PDIP masih menginginkan Mega nyapres karena dinilai punya pengalaman yang tak diragukan lagi. Sementara ditingkat akar rumput, ingin Jokowi maju sebagai capres.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PDIP: Pernyataan Jokowi Kontradiktif, Minta ASN hingga Aparat Netral tapi Mau Kampanye untuk Calon Tertentu

PDIP: Pernyataan Jokowi Kontradiktif, Minta ASN hingga Aparat Netral tapi Mau Kampanye untuk Calon Tertentu

Etika Jokowi sebagai presiden dipertanyakan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya
PDIP Sengaja Tak Undang Jokowi ke HUT ke-51, Sudah Tak Butuh Elektoral Presiden?

PDIP Sengaja Tak Undang Jokowi ke HUT ke-51, Sudah Tak Butuh Elektoral Presiden?

PDIP tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke HUT PDIP.

Baca Selengkapnya
Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

Soal Isu Pemakzulan Jokowi, PDIP Ingatkan Pemimpin Harus Jalankan Amanah Rakyat

PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Serang Jokowi, PDIP Dinilai sedang Marah dan Kecewa kepada Gibran

Serang Jokowi, PDIP Dinilai sedang Marah dan Kecewa kepada Gibran

Namun, kemajuan tersebut berdampak pada tingginya utang negara.

Baca Selengkapnya
Keras! Sekjen PDIP Bilang Prabowo-Gibran Cermin Jokowi Tiga Periode

Keras! Sekjen PDIP Bilang Prabowo-Gibran Cermin Jokowi Tiga Periode

Pernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif

Baca Selengkapnya
PDIP Mengaku Khilaf Pernah Calonkan Gibran Jadi Wali Kota Solo, Singgung Nepotisme Jokowi

PDIP Mengaku Khilaf Pernah Calonkan Gibran Jadi Wali Kota Solo, Singgung Nepotisme Jokowi

Hasto menjelaskan, PDIP berani mencalonkan Gibran kala itu lantaran melihat kepemimpinan Presiden Jokowi yang dinilai telah memberikan dampak baik bagi RI.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral

Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral

Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Respons Istana Soal Kabar Jokowi Jadi Kader Sejak Tahun 1997 dan Ketum Golkar

Respons Istana Soal Kabar Jokowi Jadi Kader Sejak Tahun 1997 dan Ketum Golkar

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut, desas-desas Jokowi akan menjadi ketum parpol sudah lama digulirkan.

Baca Selengkapnya