Di hasil survei LSI Denny JA merosot, Golkar akui imbas dari kasus PLTU Riau-1
Merdeka.com - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan elektabilitas Partai Golkar jelang Pemilu 2019 merosot. Awalnya Partai Golkar berada di posisi kedua, di bawah PDI Perjuangan. Namun kini posisi itu digeser Partai Gerindra.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP Bidang Media dan Penggalangan Opini Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengucapkan terima kasih atas hasil survei tersebut. Kata dia, hasil tersebut membuat Golkar introspeksi dan mencoba konsolidasi lebih kuat.
"Terima kasih kepada LSI Denny JA atas surveinya. Tentu survei ini sangat bermanfaat bagi kami untuk melecut agar kami lebih mengkonsolidasikan internal kita agar naik elektabilitas kami," kata Ace saat dihubungi merdeka.com, Kamis (13/9).
"Kami tidak ingin mendapatkan masukan dari hasil survei yang bagus-bagus saja, survei seperti ini akan memacu kami untuk terus bekerja, terutama di seluruh Dapil," sambungnya.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini tidak memungkiri bahwa kasus korupsi yang menimpa kadernya di kasus PLTU Riau-1 juga menjadi satu alasan merosotnya elektabilitas partai beringin. Tambahnya, Golkar akan selalu berusaha membangun citra yang lebih baik lagi kedepannya.
"Tentu kami akan terus berupaya melakukan konsolidasi internal dan membangun citra yang positif menjelang Pileg 2019 ini," ucapnya.
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia Denny JA merilis elektabilitas partai jelang Pemilihan Umum 2019 mendatang. Hasilnya, jika pemilu dilaksanakan hari ini, PDI Perjuangan unggul dengan perolehan suara 24,8 persen disusul Partai Gerindra 13,1 persen. Sedangkan Partai Golkar, hanya mampu bertengger di urutan ketiga dengan peroleh suara 11,3 persen.
Salah satu alasan menjadi faktor partai Orde Baru itu tidak bisa menembus posisi dua besar adalah kasus korupsi yang menimpa Golkar beberapa waktu lalu.
"Warisan kasus mantan Ketua Umum Setya Novanto. Lalu ada kasus baru yang melibatkan internal Golkar juga (dugaan korupsi oleh Idrus Marham) sehingga menyebabkan elektabilitas Golkar di bawah 15 persen," kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby di Graha Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (12/9).
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar Puas Penetapan Hasil Pemilu 2024: Kami Bahagia Mengantar Prabowo Gibran Unggul
Berdasarkan statistik, sebanyak 78 hingga 80 persen para pemilih Golkar menyalurkan suaranya ke Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSaingi Suara PDIP di Pileg, Golkar Bakal Rebut Kursi Ketua DPR?
Partai Golkar tidak pernah memiliki skenario untuk merebut kursi ketua DPR RI.
Baca SelengkapnyaLuhut di Depan Airlangga dan Ical: Jangan Mau Diatur Orang Lain, Golkar yang Ngatur!
Luhut meminta kepada para petinggi dan pengurus Partai Golkar jangan menciderai keberhasilan Partai Golkar di Pemilu 2024 ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Golkar Tak Masalah Partai Gabung ke Prabowo Bertambah: Makin Banyak Makin Solid
Seperti diketahui, pasangan Prabowo-Gibran diusung Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PBB dan PSI di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI Denny JA Ungkap Prabowo-Gibran Hanya Butuh 4% untuk Menang Pilpres 1 Putaran
Berdasarkan survei elektabilitas Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan 46,6 persen
Baca SelengkapnyaHasil Survei Terbaru LSI Denny JA, Ini Daftar Daerah yang Dikuasai Prabowo-Gibran di Atas 50%
Elektabilitas pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di seluruh wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaFOTO: Partai Golkar Puas dengan Hasil Pemilu 2024, Raih Suara Tertinggi Sejak 2009
Selain memperoleh peningkatan suara yang signifikan, Partai Golkar juga turut mengantarkan Prabowo-Gibran menang Pilpres.
Baca SelengkapnyaHasil Survei Terbaru Ungkap Peta Kekuatan Partai, Skor Imbang Gerindra dan PDIP 3-3
Secara garis besar, Gerindra dan PDIP sama-sama unggul di enam kategori wilayah
Baca SelengkapnyaSurvei Terbaru Partai Politik, LSI Denny JA Ungkap Faktor yang Buat Gerindra Bisa Salip PDIP
LSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca Selengkapnya