Merdeka.com - Isu Jokowi tiga periode kembali berdengung kencang. Hal itu terjadi saat Musyawarah Rakyat (Musra) di Bandung, Minggu (28/8). Acara itu dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi. Para pendukungnya meneriakkan Jokowi lanjut menjabat tiga periode.
Ihwal tersebut, Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi mengkritik digulirkannya kembali jabatan tiga periode Jokowi. Apalagi, Pro Jokowi (Projo) yang mengibaratkan Jokowi bisa seperti mantan kanselir Jerman Angela Markel dan Perdana Menteri Inggris Margareth Thatcher.
Hasan menilai, selain sistem politik yang berbeda antara ke dua negara. Sistem parlementer seperti Jerman dan Inggris memudahkan pemimpin atau Perdana Menteri (PM) dijatuhkan kapan saja.
"High risk, high return. Thatcher dan Merkel berkuasa dalam sistem parlementer. Mereka tak ada batasan berkuasa. Selama partai mereka menang, otomatis jadi PM atau kanselir. Tapi juga bisa jatuh kapan saja, baik oleh parlemen, atau pun oleh tantangan sejawat dalam partai sendiri," ujar Hasan saat dihubungi merdeka.com, Senin (29/8).
Hasan mengatakan, sudah beberapa contoh jatuhnya perdana menteri di negara yang menganut sistem parlementer. Seperti mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher yang mundur bukan karena kalah pemilu. Melainkan ditantang dan kalah voting oleh rekan separtainya John Major.
John Major kemudian berkuasa 7 tahun dan kalah dalam pemilu dari partai buruh yang memenangkan Tony Blair.
"Tony Blair berkuasa 10 tahun tapi kemudian ditantang internal partai oleh Gordon Brown. Kalah Tony, lalu digantikan Gordon selama 3 tahun. Setelah itu Gordon Brown kalah pemilu," lanjutnya.
Begitu juga Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang baru saja ‘mundur’ karena keinginan partainya sendiri, Partai Konservatif.
"Boris Johnson itu menantang Theresa May dari partai sendiri. Theresa berkuasa 3 tahun kemudian kalah dengan Boris yang juga berkuasa hanya 3 tahun, mau Indonesia seperti itu?" tanya Hasan.
Hasan menyarankan, Projo jika ingin meniru model kepemimpinan negara lain harus disesuaikan dengan keadaan.
Dia menilai, boleh saja Jika Projo ingin sistem politik di Indonesia tidak ada pembatasan masa jabatan kepala pemerintahan. "Tapi informasinya utuh, kasih bayangan bahwa kita akan kembali ke era parlementer seperti masa 1945-1959 atau kita kembali ke orde baru. Tinggal pilih saja," lanjutnya.
Sebaliknya, lanjut Hasan, pernyataan Projo terlihat seolah-olah ingin meniru Margareth Thatcher dan Angela Merkel tapi dengan sistem presidensil.
"Kalau mau bertahan dengan sistem presidensil tapi dengan jangka waktu yang panjang, Projo bisa sebut ingin meniru Xi Jinping, Putin, Erdogan, Fidel Castro, atau paling ekstrim Kim Jong Un. Atau ya sekalian saja bilang kita mau kembali ke Orde Baru, niru Pak Harto. Yang demo Pak Harto dulu kudu ziarah ke makam Pak Harto sekalian minta maaf. Hehe" katanya.
"Enggak usah malu- malu nyebut mereka sebagai contoh, Kalau contohnya Thatcher dan Merkel itu namanya ngapusi (menyesatkan publik)," tutup Hasan.
Advertisement
Sebelumnya, Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengatakan, semua relawan sepakat Presiden Joko Widodo melanjutkan masa jabatan hingga tiga periode.
Budi berkata ada dilema mengenai masa jabatan presiden di Indonesia. Dia mempertanyakan kenapa konstitusi membatasi masa jabatan presiden.
Dia berkata, Angela Merkel bisa memimpin Jerman hingga 16 tahun. Begitu pula Margareth Thatcher yang memimpin Inggris sekian periode.
Untuk diketahui, Angela Merkel merupakan mantan kanselir Jerman yang menjabat dari 2005 hingga 2021. Wanita berusia 68 tahun itu berasal dari partai CDU yang juga merupakan seorang ilmuwan.
Sementara, Margareth Thatcher adalah perdana menteri Inggris yang memimpin dari 1979 hingga 1990. Selama masa kepemimpinannya, Thatcher dikenal sebagai The Iron Lady karena gaya kepemimpinannya yang tanpa kompromi.
Presiden Joko Widodo menyatakan, bakal taat terhadap konstitusi serta kehendak rakyat terkait wacana tiga periode jabatan presiden. Penegasan itu disampaikan saat memberi sambutan pada kegiatan Musyawarah Rakyat I Jawa Barat di Bandung, Jawa Barat.
Dia mengatakan, konstitusi saat ini tidak memperbolehkan dia kembali menjadi calon presiden pada Pemilu 2024. Namun, dia berkata, masyarakat bisa menyampaikan pendapat soal sosok calon presiden pada 2024.
"Konstitusi tidak memperbolehkan, ya sudah jelas itu, dan sekali lagi saya akan terus taat konstitusi dan kehendak rakyat," kata dia di depan hadirin yang merupakan pendukung dia.
Ia menyebut Musyawarah Rakyat merupakan forum yang memungkinkan rakyat untuk bisa bersuara. Karena penyampaian pendapat merupakan hal yang wajar di negara demokrasi," kata Jokowi dilansir Antara, Minggu (28/8).
"Jangan sampai ada yang baru ngomong tiga periode juga sudah ramai. Itu khan tahapan wacana khan. Khan boleh saja orang menyampaikan pendapat," kata dia.
"Wong ada yang ngomong, ganti presiden kan juga boleh, Jokowi mundur, khan juga boleh. Ini kan negara demokrasi," sambung Jokowi. [rnd]
Baca juga:
Harapan Jokowi: Muncul Pemimpin yang Turun Bertemu Rakyat Bukan Duduk Enak di Istana
Jokowi Kembali Singgung Wacana 3 Periode: Saya Taat Konstitusi dan Kehendak Rakyat
Besok, Presiden Jokowi akan Hadiri Musra Pro-Jo di Bandung
Jokowi Minta Relawan Bravo-5 Tak Buru-Buru Dukung Capres
Jokowi Kumpulkan Relawan Plat K di Istana, Bahas Apa?
Jokowi Minta Relawan Santai Pikirkan Capres 2024: Ojo Kesusu
Advertisement
Wacana Duet Prabowo-Airlangga, Petinggi PPP: Efektif untuk Pemenangan
Sekitar 40 Menit yang laluWacana Prabowo-Airlangga, PAN: Golkar Tak akan Ambil Keputusan Tanpa Mengajak KIB
Sekitar 1 Jam yang laluPPP Akui Dekat dengan PDI Perjuangan
Sekitar 3 Jam yang laluKompak Pakai Topi Serupa dengan Jokowi di Papua, Prabowo Didoakan Warga Jadi Presiden
Sekitar 7 Jam yang laluGerilya Politik PBB usai Jokowi Endorse Yusril Maju Pilpres 2024
Sekitar 10 Jam yang laluDKPP Minta Perdebatan Sistem Pemilu Dibuka Seluas-luasnya di Ruang Publik
Sekitar 11 Jam yang laluAwal Puasa, PBB Bakal Bertemu Gerindra dan PAN
Sekitar 11 Jam yang laluParpol ke-4 Lirik Koalisi Perubahan, NasDem: Sebelum Ijab Kobul, Bisa Goda-godaaan
Sekitar 11 Jam yang laluAura Jokowi Disebut Pindah ke Prabowo, PKS: Capres Kita Tak Perlu Restu Siapapun
Sekitar 21 Jam yang laluPKS Respons PDIP, Yakin Anies Lanjutkan Program Terbaik Jokowi Termasuk IKN
Sekitar 22 Jam yang laluNasDem Tidak Masalah AHY Dekati Anies: Dalam Membangun Chemistry Silakan Saja
Sekitar 22 Jam yang laluAirlangga Puji Yusril, Dekat Golkar Sejak Zaman Soeharto & Berperan Penting di Pemilu
Sekitar 1 Hari yang laluMenguak Makna di Balik Ketua BIN Sebut Aura Presiden Pindah ke Prabowo
Sekitar 1 Hari yang laluDapat Dukungan Relawan KITA, Anies: Saya Dapat Amanah Perjuangkan Perubahan
Sekitar 1 Hari yang laluKompolnas Nilai Belum Ada Ketegasan dalam Penindakan Kasus Suap Calon Bintara
Sekitar 2 Jam yang laluPerbedaan Gaji Polisi di Kanada dengan Burundi, Negara Termiskin di Dunia
Sekitar 3 Jam yang laluIPW Dapat Info Jaringan Calo Penerimaan Bintara di Jateng Tak Sebatas Kompol
Sekitar 6 Jam yang lalu6 Negara dengan Gaji Polisi Paling Tinggi di Dunia
Sekitar 7 Jam yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 2 Hari yang laluTeddy Minahasa 'Boyong' Ahli Forensik Pernah Bela Eliezer Sebagai Saksi Meringankan
Sekitar 6 Hari yang lalu10 Tas Mewah Istri Para Pejabat Indonesia, Mulai Sambo sampai Rafael Alun
Sekitar 6 Hari yang laluCEK FAKTA: Ferdy Sambo Berlutut dan Mengemis Minta Ampun ke Bharada E?
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 1 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 1 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: Arema FC Terancam Tanpa Duo Penyerang Penting saat Hadapi Borneo FC
Sekitar 2 Jam yang laluBRI Liga 1: Tak Ada Laga Tunda dan Momen Awal Ramadan, Skuad PSS Libur Sepekan
Sekitar 3 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami