Merdeka.com - Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah (Jateng) telah selesai. Hitung cepat sementara, pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmiko unggul jauh dari dua pesaing lainnya.

Namun dalam proses pemungutan suara, diprediksi 50 persen lebih warga Jateng tidak turut serta dalam pesta lima tahunan ini. Hal ini dinilai karena partai politik dan para pasangan calon gagal dalam melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat Jateng.

Pengamat politik Universitas Diponegoro, Budi Setiyono mengatakan, angka golput meningkat dalam pemilukada Jateng adalah tanda gagalnya sosialisasi kampanye para kandidat.

"Angka golput diperkirakan mencapai 50 persen, ini tandanya sosialisasi kampanye mereka masih kurang sehingga para pemilih tidak mengenal calon-calonnya," kata Budi saat diskusi quick count di Hotel Gumaya, Kota Semarang, Jateng, Minggu (26/5).

Budi mencontohkan, pasangan calon nomor urut 2 Bibit Waluyo dan Sudijono lebih memilih untuk menyerahkan strategi sosialisasi kampanye mereka kepada tim sukses ketimbang turun langsung ke jalan. Akibatnya, pengenalan para pemilih kepada keduanya dirasa sangat kurang.

Tidak hanya Bibit dan Sudijono, dia menilai, pasangan nomor urut 1 Hadi Prabowo dan Don Murdono juga melakukan hal serupa ketimbang turun langsung melakukan sosialisasi ke lapangan dengan masyarakat.

Seperti diketahui, lembaga survei Jaringan Survei Indonesia (JSI) sendiri mencatat, dari hasil perhitungan cepatnya Minggu pukul 14.30 WIB terlihat angka pemilih Jateng yang golput mencapai 51,01 persen dengan total data masuk sebesar 90,25 persen (361 TPS).

Dari penghitungan cepat tersebut pasangan Ganjar-Heru memimpin perolehan suara sebesar 48,35 persen, Bibit-Sudijono mendapat 30,33 persen, dan Hadi Prabowo-Don mendapat 21,23 persen.