Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Golkar tak laku karena Ical, peluang koalisi cuma Demokrat

Golkar tak laku karena Ical, peluang koalisi cuma Demokrat Akbar Tandjung dan Aburizal Bakrie. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Partai Golkar akan memutuskan nasib koalisi di pilpres dalam rapimnas yang bakal digelar 18 Mei 2014. Rapimnas juga akan mengevaluasi pencapresan Aburizal Bakrie ( Ical ), dengan enam nama potensial pengganti Ical di pilpres.

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan, rapimnas yang digelar tidak bisa dilakukan buru-buru. Meskipun keputusannya sudah dinanti oleh kubu Jokowi dengan PDIP serta Prabowo dengan Gerindra untuk menambah kekuatan kedua kubu itu.

"Rapimnas itu urusan kami, itu internal kami nanti apa yang diputuskan. Termasuk tentang pembahasan calon presiden atau cawapres nantinya," kata Akbar dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Kamis (15/5).

Akbar mengakui Golkar tidak bisa lagi mempertahankan pencapresan Ical , apalagi sejauh ini tidak ada partai lain yang mendekat ke Golkar, padahal partai berlambang pohon beringin ini menjadi partai nomor dua di Pemilu 2014.

"Kalau capresnya kan Ical , tapi tidak ada partai satupun yang mendekat ke Golkar, ini terlihat sudah ketutup. Saat ini ada peluang dengan Demokrat, tapi saya tidak tahu perkembangannya," jelas dia.

Dia menjelaskan, salah satu agenda Rapimnas selain untuk membahas koalisi, juga evaluasi posisi Ical sebagai capres. Dia yakin di Rapimnas juga akan muncul beberapa nama yang bakal diusung sebagai cawapres gantikan Ical .

"Kalau terkait dengan capresnya kan ini Golkar masih mencalonkan Ical . Tapi Rapimnas juga akan membahas soal dorongan untuk mengusung cawapres yang santer diberitakan kemarin," pungkasnya.

Diketahui, ada enam nama dari internal Golkar yang mencuat dan kuat untuk menggantikan Ical sebagai cawapres di pilpres. Antara lain Akbar Tandjung , Jusuf Kalla ( JK ), Luhut Panjaitan , Ginandjar Kartasasmita , Priyo Budi Santoso , dan Agung Laksono .

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyarankan agar Golkar merapat ke Jokowi sebagai calon yang dinilai paling berpeluang menang.

"Saya menyarankan Golkar agar ke PDIP saja karena hanya Jokowi yang berpeluang besar menang. Pengalaman Golkar kan selalu ke pusat kekuasaan," ujar dia.

Emrus menilai parpol lain yang ingin mengajak berkoalisi Golkar harus sabar menunggu hasil Rapimnas sebagai keputusan tertinggi setelah kongres.

"Setuju bahwa keputusan bukan ada di ARB ( Ical ), seharusnya Rapimnas di percepat karena laporan ke KPU terakhir tanggal 20 Mei. Mempercepat rapimnas dan kedua tokoh bisa menunggu hasil itu. Mau ke Jokowi atau Prabowo itu hak mereka. Tapi selayaknya menunggu hasil Rapimnas Golkar itu lebih baik," menurut dia.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran

Dinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran

Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.

Baca Selengkapnya
Golkar Optimis Minimal Dapat 102 Kursi di DPR

Golkar Optimis Minimal Dapat 102 Kursi di DPR

Dia menyebut penambahan 2-3 persen itu berasal dari dua kekuatan tambahan, yaitu infrastruktur partai dan kekuatan caleg yang mewakili.

Baca Selengkapnya
Luhut di Depan Airlangga  dan Ical: Jangan Mau Diatur Orang Lain, Golkar yang Ngatur!

Luhut di Depan Airlangga dan Ical: Jangan Mau Diatur Orang Lain, Golkar yang Ngatur!

Luhut meminta kepada para petinggi dan pengurus Partai Golkar jangan menciderai keberhasilan Partai Golkar di Pemilu 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Golkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo

Golkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo

Kendati demikian, Golkar mengaku tak mengetahui siapa partai politik yang akan bergabung dengan KIM.

Baca Selengkapnya
Isu Pemakzulan, Ketum Golkar Tegaskan Jokowi Didukung 80 Persen Susunan Kabinet

Isu Pemakzulan, Ketum Golkar Tegaskan Jokowi Didukung 80 Persen Susunan Kabinet

Airlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.

Baca Selengkapnya
Tergoda Tawaran Penggandaan Uang dan Suara Berlimpah, Caleg Golkar di Pekalongan Tertipu Rp300 Juta

Tergoda Tawaran Penggandaan Uang dan Suara Berlimpah, Caleg Golkar di Pekalongan Tertipu Rp300 Juta

Polres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Waketum Pastikan Munas Golkar di Luar Desember 2024 Inkonstitusional

Waketum Pastikan Munas Golkar di Luar Desember 2024 Inkonstitusional

Seluruh kader Partai Golkar diminta untuk taat kepada AD/ART.

Baca Selengkapnya
Golkar Tegaskan Prabowo-Gibran Harus Menang 1 Putaran, Ini Alasannya

Golkar Tegaskan Prabowo-Gibran Harus Menang 1 Putaran, Ini Alasannya

Golkar Tegaskan Prabowo-Gibran Harus Menang 1 Putaran, Ini Alasannya

Baca Selengkapnya
Golkar Minta Jatah 5 Kursi Menteri, Begini Respons Santai Demokrat

Golkar Minta Jatah 5 Kursi Menteri, Begini Respons Santai Demokrat

Golkar klaim memiliki kontribusi besar dalam memenangkan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya