Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Golkar Merosot di Survei, BRIN Nilai Akibat Sosok Capres & Kebijakan Tak Pro Rakyat

Golkar Merosot di Survei, BRIN Nilai Akibat Sosok Capres & Kebijakan Tak Pro Rakyat Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. ©2019 Liputan6.com/JohanTallo

Merdeka.com - Survei SMRC mencatat elektabilitas sejumlah partai, salah satunya Golkar, masih jauh di bawah hasil Pemilu 2019. Golkar hanya mengantongi elektabilitas sebesar 8,5 persen di bawah PDIP dan Gerindra.

Menanggapi hasil survei ini, politikus Golkar Melkiades Laka Lena mengatakan, mesin Golkar sebetulnya sudah bergerak sejak 2019. Penanganan Covid-19 ini menjadi ajang kerja Golkar dan konsolidasi mesin serta figur partai.

"Mesin Golkar terus bergerak dinamis sejak 2019. Penanganan covid menjadi ajang kerja dan bakti Golkar juga media konsolidasi mesin dan figur partai untuk berkarya melayani masyarakat dalam berbagai bidang dan peran yang diemban baik eksekutif, legislatif maupun peran fungsionaris dalam berbagai karya kemasyarakatan di pusat dan daerah," ujar Melki, Selasa (1/11).

Golkar menyadari pentingnya konsolidasi dan figur handal. Salah satunya yang disiapkan adalah Ketua Umum Airlangga Hartarto. Ini menjadi modal Golkar untuk Pemilu selanjutnya.

"Partai Golkar sebagai perpaduan partai yang berbasis sistem yang kuat dan figur yang handal terus lakukan konsolidasi organisasi untuk menjawab tantangan masyarakat. Pak Airlangga dan jajaran DPP PG, juga pengurus partai di daerah sampai tingkat desa kelurahan terus bergerak dayagunakan semua potensi partai Golkar terus membantu masyarakat," ujar Melki.

Sementara itu, penurunan elektabilitas golkar karena belum menonjolkan calon presiden untuk Pilpres 2024. Isu Golkar berkutat pada pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP dan PAN yang belum juga deklarasi calon presiden. Sedianya isu capres menjadi perhatian publik.

"Golkar yang mulanya nampak mendorong sosok Airlangga, saat ini nampaknya tidak sekuat dulu untuk mendorong sosok ketum ini ke ruang publik. Di luar itu, koalisi, termasuk Golkar, masih berhati-hati menentukan calon," ujar peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri.

Maka, Golkar dan KIB kalah dengan partai lain yang bisa menarik popularitas karena solid mendorong nama calon presiden. Setidaknya ada nama bakal calon presiden yang konsisten populer di publik.

"Misalnya Ganjar yang lekat dengan PDIP, Anies dengan NasDem, AHY dengan Demokrat. Hal ini menjadikan Golkar tak lagi jadi pusat perhatian publik, sehingga mempengaruhi popularitas partai," papar Puput.

Puput menilai ada faktor konteks yang lebih luas yakni usai Pemilu 2019. Pertama, Golkar cenderung tidak menunjukkan sikap kebijakan-kebijakan pro-rakyat. Posisinya sebagai bagian dari koalisi pemerintah di satu sisi membuat Golkar menjadi lebih terkontrol dalam merespons persoalan publik dan tidak kritis terhadap kebijakan pemerintah, bahkan termasuk yang kontroversial di kalangan publik.

"Misalnya pada isu omnibus law, Golkar menjadi salah satu yang paling vokal mendukungnya meski menjadi kontroversi di ruang publik," jelas Puput.

Kedua, menurutnya, sosok elite Golkar yang berada di pemerintah dan parlemen tampak belum berhasil menonjolkan program unggulan mereka yang pro-publik.

"Kebanyakan pemberitaan terkait dengan elite-elite Golkar ada pada respons mereka terhadap kebijakan pemerintah atau terkait koalisi menuju pilpres, tetapi bukan prestasi mereka dalam posisi jabatan publik masing-masing elite. Kalaupun mungkin ada, nampak tidak menonjol dan tenggelam dalam diskusi publik," jelas Puput.

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali merilis hasil survei terbarunya soal dukungan pada partai-partai politik. Direktur Riset SMRC, Deni Irvani menjelaskan, dari hasil survei yang dilakukannya pada 3-9 Oktober 2022, hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Gerindra yang surplus suara pemilih dibanding hasil pemilu 2019.

"Mayoritas partai lain masih mendapat dukungan di bawah hasil pemilu 2019 (belum pulih)," kata Deni melalui siaran pers diterima, Minggu (30/10).

Menurutnya, dukungan untuk PDIP mencapai 24 persen. Kemudian, pada posisi kedua, Partai Gerindra mendapat dukungan 13,4 persen. Sementara Golkar mendapatkan dukungan 8,5 persen.

Selanjutnya PKB mendapat 7,1 persen; PKS 6,9 persen; Demokrat 5,5 persen; Nasdem 5,4 persen; dan PPP 3,3 persen dan partai-partai lain masih di bawah 3 persen.

(mdk/ray)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Golkar Puas Penetapan Hasil Pemilu 2024: Kami Bahagia Mengantar Prabowo Gibran Unggul

Golkar Puas Penetapan Hasil Pemilu 2024: Kami Bahagia Mengantar Prabowo Gibran Unggul

Berdasarkan statistik, sebanyak 78 hingga 80 persen para pemilih Golkar menyalurkan suaranya ke Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Golkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo

Golkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo

Kendati demikian, Golkar mengaku tak mengetahui siapa partai politik yang akan bergabung dengan KIM.

Baca Selengkapnya
Golkar Nomor Dua di Pileg 2024, Mungkinkah Jatah Menteri di Kabinet Prabowo Bertambah?

Golkar Nomor Dua di Pileg 2024, Mungkinkah Jatah Menteri di Kabinet Prabowo Bertambah?

Airlangga ditanya apakah kursi menteri dari Partai Golkar pada pemerintahan Prabowo-Gibran bakal bertambah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar

Gibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.

Baca Selengkapnya
Soal Partai Baru Gabung Koalisi Prabowo, Golkar Bocorkan Komunikasi dengan NasDem dan PKB

Soal Partai Baru Gabung Koalisi Prabowo, Golkar Bocorkan Komunikasi dengan NasDem dan PKB

Baru-baru ini, Gibran menyebut akan ada partai baru yang bergabung ke koalisinya usai dinyatakan menang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
PAN dan Golkar Berebut Andil Besar Menangkan Prabowo-Gibran

PAN dan Golkar Berebut Andil Besar Menangkan Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terang-terangan minta jatah 5 kursi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya
Reaksi Airlangga Hartarto Dengar Isu Jokowi dan Gibran Kandidat Ketum Golkar

Reaksi Airlangga Hartarto Dengar Isu Jokowi dan Gibran Kandidat Ketum Golkar

Airlangga menanggapi muncul nama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Agus Gumiwang, hingga Bahlil Lahadalia jadi calon Ketum Golkar.

Baca Selengkapnya
Begini Hitung-Hitungan Golkar Minta Jatah 5 Kursi Menteri

Begini Hitung-Hitungan Golkar Minta Jatah 5 Kursi Menteri

Golkar menyerahkan sepenuhnya kepada presiden terpilih

Baca Selengkapnya
Respons Istana Soal Kabar Jokowi Jadi Kader Sejak Tahun 1997 dan Ketum Golkar

Respons Istana Soal Kabar Jokowi Jadi Kader Sejak Tahun 1997 dan Ketum Golkar

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut, desas-desas Jokowi akan menjadi ketum parpol sudah lama digulirkan.

Baca Selengkapnya