Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gerah Jokowi dikritik soal menteri gaduh, PDIP serang balik SBY

Gerah Jokowi dikritik soal menteri gaduh, PDIP serang balik SBY SBY keliling Jawa. ©2016 Merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Saling sindir dan mengkritik antara pemerintahan Presiden Jokowi dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus berlanjut. Kali ini soal proyek mangkrak dan kabinet gaduh.

Jokowi dalam kunjungan kerja ke Kalimantan menyatakan, proyek yang tak kunjung selesai bertahun-tahun bisa diselesaikan hanya dalam waktu 5 menit. Hal ini merujuk pada pembangunan jalan tol yang kerap terbentur dengan masalah pembebasan lahan.

Menurut Jokowi hal itu bisa selesai dengan cara mengontak pihak-pihak terkait. Misalnya kepala BPN dan lain sebagainya.

Pasca kritik itu, SBY kemudian melontarkan serangan balik buat Jokowi. Kali ini yang menjadi sorotan adalah kerap berseterunya antar menteri Jokowi. Seperti yang terjadi antara Menko Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri ESDM Sudirman Said soal blok Masela di Maluku.

"Pahami dan implementasikan tata kerja, mekanisme dan prosedur yang berlaku di Kabinet Indonesia Bersatu," ujar SBY.

Menurut SBY, para menteri harus menaati keputusan presiden dan harus dilaksanakan. Menteri juga harus memahami garis instruksi, garis laporan dan garis koordinasi. "Pembicaraan subtansi di kabinet umumnya berklasifikasi rahasia atau terbatas," kata dia.

Selain itu, dia mengatakan para menteri tidak membawa pertentangan atau perbedaan dalam kabinet ke publik. Bahkan tidak menyerang dan mendiskreditkan presiden dan kolega menteri untuk konsumsi publik.

"Loyalty to my part. Garis menteri adalah garis kabinet bukan garis partai. Hotlines antara presiden wakil presiden dan menteri," ujar dia.

Jokowi belum berkomentar soal kritik SBY ini. Hanya saja, PDIP sebagai partai utama pemerintah nampaknya gerah.

Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira memberikan serangan balik buat SBY. Menurut dia, setiap pemimpin punya gaya masing-masing.

Pareira mengatakan, Jokowi tipe pemimpin yang tidak suka dengan wacana. Pareira menyebut bila karakter Jokowi lebih berorientasi pada target percepatan pembangunan agar dapat segera dirasakan oleh rakyat.

"Saya kira Pak Jokowi bukan tipe yang suka banyak berwacana. Karakter kepemimpinan Pak Jokowi lebih berorientasi pada output-output kongkrit. Sehingga beliau mencanangkan kabinetnya sebagai kabinet kerja, dan mendorong percepatan produktivitas di semua bidang kehidupan," jelas Pareira.

Sementara itu, Anggota Fraksi PDIP di DPR Eva Kusuma Sundari tak menggubris sindiran SBY terhadap Presiden Jokowi yang dianggap kurang baik di dalam mengatur menteri-menterinya. Kata Eva, kabinet pemerintahan Presiden Jokowi ini suasananya dinamis dan outputnya jelas.

"Tapi bagaimana memimpin ini soal gaya kepemimpinan saja, Pak Jokowi kabinetnya dinamis tapi output jelas," ujar Eva saat dihubungi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/3).

Eva menegaskan, dalam kepemimpinan di pemerintahan, yang pasti adalah hasil kinerja yang berdampak pada rakyat. Politisi PDIP itu mengklaim, bila pemerintahan Presiden Jokowi yang masih awal 1,5 tahun sudah memberikan hasil yang terlihat bagi rakyat Indonesia.

"Dalam kepemimpinan yang terpenting kinerja, output dan syukur dampak. Walau masih 1,5 tahun dampak terhadap pemerataan ke luar Jawa dan Indonesia Timur. Pembangunan infrastruktur terdongkrak untuk memperbaiki daya saing," jelasnya.

Lebih lanjut, Eva mengakui, bila partainya paling banyak dan gencar melayangkan kritik terhadap pemerintahan Presiden SBY kala itu. Apalagi notabene PDIP adalah partai oposisi.

"Itu tugas oposisi, sesuai putusan kongres PDIP. Partai Demokrat juga bisa peran apapun sesuai putusan kongresnya," tandasnya.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi

Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi

Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.

Baca Selengkapnya
Jokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP

Jokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP

Hasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kritik Pemberian Pangkat Jenderal untuk Prabowo, Adian PDIP: Jokowi Sadar Sakiti Korban Pelanggaran HAM

Kritik Pemberian Pangkat Jenderal untuk Prabowo, Adian PDIP: Jokowi Sadar Sakiti Korban Pelanggaran HAM

Politikus PDIP, Adian Napitupulu menyatakan, pemberian pangkat jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto menyakiti korban pelanggaran HAM masa lalu.

Baca Selengkapnya
Jokowi Yakin PSI Lolos ke Senayan

Jokowi Yakin PSI Lolos ke Senayan

Jokowi yakin PSI lolos ke senayan karena kader partai yang dipimpin Kaesang itu berani mengkritik.

Baca Selengkapnya
Keras! Sekjen PDIP Bilang Prabowo-Gibran Cermin Jokowi Tiga Periode

Keras! Sekjen PDIP Bilang Prabowo-Gibran Cermin Jokowi Tiga Periode

Pernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif

Baca Selengkapnya
PDIP Gaungkan Perubahan, Pertanda Akhir Hubungan dengan Jokowi?

PDIP Gaungkan Perubahan, Pertanda Akhir Hubungan dengan Jokowi?

Gaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.

Baca Selengkapnya