Ganjar Pranowo di Bawah Bayang-bayang Puan Maharani
Merdeka.com - Nama Gubernur Jawa Tengah menjadi calon Presiden unggulan lewat hasil survei Indikator Politik. Mengalahkan nama-nama beken seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno atau Agus Harimurti Yudhoyono.
Ganjar mendapatkan dukungan dari 18,7 persen responden. Prabowo di urutan kedua dengan 16,8 persen, Anies 14,4 persen, Sandiaga 8,8 persen.
Di bawah Sandiaga, ada nama Ridwan Kamil 7,6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,2 persen, Khofifah Indar Parawansa 4,0 persen. Kemudian, Gatot Nurmantyo 1,4 persen, Mahfud MD 1,3 persen, Airlangga Hartarto 1,2 persen kemudian Puan Maharani 0,9 persen.
Menariknya, Ganjar merupakan sosok yang konsisten dalam survei. Elektabilitasnya terus menanjak dalam empat kali perhitungan survei.
Aktivitas politik Ganjar sebagai Gubernur menambah porsi pemberitaannya di media massa. Hal ini sejalan dengan elektoral sang gubernur yang terus naik pula.
Namun, tak mudah bagi Ganjar mendapatkan restu PDIP maju nyapres. Ganjar berada di bawah bayang-bayang Puan Maharani. PDIP disebut lebih menjagokan putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di arena pemilu 2024.
Sejumlah survei mencoba mensimulasikan Prabowo-Puan menyusul gabungnya Gerindra ke koalisi Jokowi dan mesranya hubungan dengan Megawati. Lembaga survei Indo Barometer memprediksi elektabilitas Prabowo-Puan cukup moncer bila dipasangkan.
"Karena pada saat bersamaan muncul dugaan publik bahwa Puan juga sangat potensial maju. Bisa ada matahari kembar di internal PDIP," kata pengamat politik Adi Prayitno saat dihubungi merdeka.com, Senin (26/10).
Jalan Ganjar di Pemilu 2024 dinilai bakal berat. Lantaran dirinya dikaitkan beberapa persoalan hukum. Semisal, Ganjar sempat bolak balik KPK diperiksa kasus skandal korupsi e-KTP. Namun, berkali-kali mantan pimpinan Komisi II DPR itu membantah menerima duit haram dari korupsi e-KTP tersebut.
"Ganjar walaupun sering muncul di survei, tetap agak berat untuk melaju di Pilpres. Karena ada persoalan dalam kasus e-KTP. Dalam kasus tersebut, Ganjar disebut-sebut oleh pihak lain terlibat. Itulah yang membuat langkah Ganjar sedikit berat," kata Direktur Eksekutif Indonesia Politican Review, Ujang Komarudin.
Menurut Ujang, kasus tersebut akan menjadi belenggu dan akan jadi senjata lawan politiknya. Namun, peluang Ganjar sebagai capres atau cawapres tetap ada.
"Tinggal bagaimana dia menaklukkan tantangan kasus tersebut agar tak terblow up lagi. Justru yang paling atas surveinya akan terus dibusuki lawan politik. Biasanya akan ‘dipenggal’ di tengah jalan," tuturnya.
Jangan Ganggu Ganjar Dulu
PDIP meminta agar Ganjar jangan diganggu dulu. Menurut politikus PDIP Eva K Sundari, Ganjar sedang fokus bekerja sebagai Gubernur Jawa Tengah. Jangan sampai bursa capres 2024 malah jadi menimbulkan efek negatif yang akhirnya menyulitkannya dalam mengayomi masyarakat.
"Saya melihat Ganjar memang doing ok, gairahnya juga bagus, di sosmed juga, tapi menurut saya, kalau ini mau dikapitalisasi oleh media, ya kasian Ganjar. Jangan diganggu dong Ganjar," tutur Eva.
Berdasarkan rekam jejak, Ganjar memang banyak mendapatkan penghargaan khususnya dalam hal pengendalian krisis. Namun apresiasi yang berlebihan dapat berdampak buruk.
"Ini bisa diapresiasi, tapi bahaya menurutku, jadi bahaya. Kinerjanya diganggu dan kasihan rakyat. Jangan dikapitalisasi, itu urusan nanti, masih terlalu panjang," Eva menandaskan.
Ganjar Pilih Fokus Kerja
Merdeka.com mengonfirmasi Ganjar terkait hasil survei tersebut. Ganjar mengaku tidak tertarik melihat hasil survei tersebut. Dirinya lebih memilih fokus menjalankan tugasnya di masa pandemi.
"Maaf saya sedang urus arus mudik dan coba mendampingi warga agar mereka aman dan nyaman dan tetap bisa mengikuti protokol kesehatan," katanya kepada merdeka.com, Senin (26/10).
Menurutnya, mengurus hal tersebut lebih penting ketimbang membahas hasil survei Capres tersebut. Ganjar enggan merespons lebih lanjut.
"Ini jauh lebih penting dari pada membahas soal survei," ucap politikus PDIP itu.
Periode dan Metode Survei Indikator Politik
Survei tersebut dilakukan pada 24 September hingga 30 September 2020 dengan mengandalkan panggilan telepon karena pandemi Covid-19.
Metode yang digunakan adalah simple random sampling dengan 1.200 responden yang dipilih secara acak berdasarkan data survei tatap muka langsung sebelumnya pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Adapun margin of error sekitar 12.9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puan Maharani: Anggaran Pengentasan Stunting Rp8 Miliar Malah Digunakan untuk Perjalanan Dinas
Anggaran belanja pemerintah dinilai belum berkualitas.
Baca SelengkapnyaKetua DPR Puan Maharani Tegaskan Sampai Kini Belum Ada Pergerakan Resmi Hak Angket Pemilu
Hingga saat ini belum ada tindak lanjut atau pergerakan resmi terkait wacana pengguliran hak angket di DPR.
Baca SelengkapnyaPPP Belum Ambil Sikap Hak Angket Pemilu, Singgung Ketua DPR Puan Maharani di Luar Negeri
Kendati demikian, dia menghormati sikap dari fraksi di DPR yang telah menyatakan akan mendukung hak angket.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Puan Baca Pantun saat Rapat Paripurna DPR: Capek-capek ke TPS, Tapi Enggak Ikut Kata Hati Rugi Dong
Dalam pantunnya Puan Maharani berpesan agar seluruh rakyat menggunakan hati nuraninya saat mencoblos
Baca SelengkapnyaGanjar Ungkap Pesan Orang Tua Sebelum Mencoblos ke TPS: Berserah dan Bersihkan Hati
Ganjar Pranowo mengaku optimis menang di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani: Pemenang Pileg yang Harusnya Berhak jadi Ketua DPR
Saat disinggung soal kabar akan ada Revisi Undang-Undang MPR, DPR, DPRD dan DPD (MD3), Puan mengaku belum mendengar.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani Jawab Isu Jokowi Minta Bertemu Megawati: Presiden Pasti Punya Itikad Baik
Puan Maharani merespons isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menemui Megawati.
Baca SelengkapnyaGanjar Buka Suara Tanggapi 'Karyawan Dipecat tapi Masih Dapat Bintang 4'
Calon presiden Ganjar Pranowo merespons informasi viral di media sosial 'karyawan dipecat tapi masih dapat bintang 4'.
Baca SelengkapnyaPuan Pakai Baju Adat Dayak di Sidang Tahunan MPR, Motif Kainnya Ternyata Sakral
Puan Maharani mendapatkan kain ini langsung dari Kalimantan Barat (Kalbar)
Baca Selengkapnya