Fatayat NU: Pilih capres yang sukses berkeluarga,tak pernah KDRT
Merdeka.com - Ketua Umum Fatayat NU Ida Fauziyah mengatakan kader Fatayat sebaiknya memilih calon presiden yang memiliki kepedulian kepada perempuan dan anak-anak, yang salah satu indikatornya sukses dalam membangun rumah tangga.
"Kalau tak ada capres perempuan, paling tidak capres yang memahami persoalan perempuan, paling tidak sukses membangun keluarga, tak pernah melakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga)," kata Ida saat memberikan sambutan dalam acara Urun Rembug Kepemimpinan Nasional Perempuan di Jakarta, Kamis (24/4).
Hadir dalam kegiatan yang merupakan rangkaian dari peringatan hari lahir ke-64 Fatayat NU itu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan sejumlah aktivis perempuan.
Lebih lanjut Ida mengatakan pemimpin nasional yang memiliki kepekaan terhadap persoalan perempuan dan anak sangat dibutuhkan karena penanganan isu perempuan dan anak hingga saat ini masih belum seperti yang diharapkan.
Fatayat pun berharap pemilu legislatif yang baru selesai dilaksanakan, juga menghasilkan lebih banyak legislator perempuan dibandingkan pemilu lima tahun lalu.
Dengan perpaduan eksekutif dan legislatif yang pro-perempuan dan anak maka kebijakan mendatang diharapkan lebih memihak perempuan dan anak.
Oleh karena itu, kata dia, pemilih perempuan yang berjumlah separuh dari seluruh pemilih bisa benar-benar memanfaatkan hak pilihnya untuk memilih calon yang tepat pada pilpres mendatang. "Jangan asal pilih, harus ada alasannya," tukas Ida.
Untuk memberikan "alasan" dalam memilih calon presiden itulah, kata Ida, urun rembug itu dilaksanakan.
Ida pun berharap pragmatisme yang terjadi dalam pemilu legislatif lalu tidak terulang dalam pilpres. "Pragmatisme dalam pileg luar biasa," ucapnya.
Sementara itu Koordinator Aliansi Masyarakat Sipil untuk Perempuan Politik (Ansipol) Yuda Irlan menyatakan perempuan masih mengalami diskriminasi struktural dan kultural, sehingga diperlukan percepatan perubahan dengan kebijakan afirmasi dalam segala bidang.
Diskriminasi gender itu berdampak pada kemiskinan berwajah perempuan dengan indikator antara lain tingkat kematian ibu melahirkan yang masih tinggi, rendahnya akses ekonomi dan permodalan, kesenjangan upah, tingkat "drop out" anak perempuan tinggi, tingkat daya beli rendah, dan kekerasan terhadap perempuan naik secara drastis.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah 3 Karyawan Satu Kantor Beda Pilihan Capres Cawapres 2024, Sering Adu Argumen tapi Tidak Bermusuhan
Tak jarang mereka saling mengejek capres cawapres pilihan temannya, tapi tidak pernah berujung pertengkaran
Baca SelengkapnyaCak Imin: Warga NU Silakan Renungkan Satu-Satu di Antara 3 Paslon, Siapa yang Terbaik
"Warga NU! silakan direnungkan! di antara tiga pasangan calon, dilihat siapa yang terbaik?" kata Cak Imin
Baca SelengkapnyaKPU Tangerang Musnahkan Puluhan Ribu Surat Suara di H-1 Pemilu, Ini Penyebabnya
Surat suara untuk Capres Cawapres juga turut dibakar
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bawaslu: Capres Menghina Lawan Bisa Kena Pidana
Ancaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu).
Baca SelengkapnyaPemilih Pindah TPS Tak Bisa Pilih Caleg Sesuai Dapil Domisili
Adapun hak pemilih di TPS telah disesuaikan dengan DPT.
Baca SelengkapnyaJelang Debat Capres Terakhir, Ini Potret Senyum Lebar Anies Disemangati Tetangga Menuju JCC
Capres nomor urut satu Anies Baswedan dilepas para tetangga di kediamannya jelang debat Capres terakhir.
Baca SelengkapnyaPolisi Ingatkan Warga Hormati Pilihan, Jangan Menjelekkan Capres Cawapres
Kepolisian mengingatkan kepada warga agar tetap menjaga persatuan selama Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca SelengkapnyaRahasia Hilangnya Kota Emas Firaun Terkuat di Mesir Selama 3.000 Tahun
Rahasia Hilangnya Kota Emas Firaun Terkuat di Mesir Selama 3.000 Tahun
Baca Selengkapnya