Fahri Tak Setuju Durasi Masa Kampanye Pemilu 2024 Hanya 75 Hari, Harusnya Setahun

Selasa, 7 Juni 2022 17:29 Reporter : Muhammad Genantan Saputra
Fahri Tak Setuju Durasi Masa Kampanye Pemilu 2024 Hanya 75 Hari, Harusnya Setahun Fahri Hamzah. ©Media Center DPN Partai Gelora Indonesia

Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah tidak setuju durasi masa kampanye pemilu 2024 hanya 75 hari. Menurutnya, masa kampanye pemilu yang pas selama setahun.

"Sedikit harusnya setahun itu, biar keliling, kita ingin tau orang ini siapa, orang gak jelas mau jadi presiden ya kan," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/6).

Fahri mengatakan, mestinya masa kampanye harus berjalan panjang supaya para kandidat sering berdebat. Sebab, demokrasi adalah soal adu pikiran.

"Tapi kalau momen di mana pertukaran pikiran nya itu sedikit kan gitu ya yang banyak nanti orang tukar hadiah, bansos, oleh-oleh baliho dan sebagainya," ujarnya.

Selain itu, televisi mesti memberikan frekuensi ke seluruh daerah agar orang bisa mengutarakan pemikirannya dengan perdebatan. Dari ujung Aceh hingga Papua semua orang bisa adu gagasan.

"Semua kita bikin debat, baru asik, ini enggak, diam diam tiba-tiba sudah ada namanya di kotak suara," kata mantan Wakil Ketua DPR ini.

Masa kampanye pemilu 2024 telah disepakati akan dilaksanakan selama 75 hari. Kesepakatan itu diambil usai pimpinan DPR bertemu dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Durasi masa kampanye juga sudah ditetapkan dan disepakati bahwa akan dilaksanakan selama 75 hari," kata Ketua DPR Puan Maharani saat konferensi pers bersama Ketua KPU RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/6).

2 dari 2 halaman

Sementara itu, Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan alasan masa kampanye hanya dilakukan selama 75 hari. Menurut dia, lamanya masa kampanye bisa berpotensi menyebabkan polarisasi yang terlalu dalam.

"Kita berpengalaman 2019 yang memungkinkan terjadinya polarisasi terlalu dalam itu kalau memang ada pertemuan-pertemuan yang panjang, apa lagi pertemuan fisik, karena itu masa kampanye harus dipersingkat," jelas Doli.

Doli menambahkan, keputusan penyesuaian masa kampanye juga harus dilakukan seiring dengan perkembangan teknologi informasi.

"Kenapa kami sudah memutuskan 75 hari itu? Lamanya masa kampanye sebenarnya dari awal sudah kami sepakati semua, pemerintah, Komisi II DPR, KPU, dan Bawaslu bahwa di era-era sekarang ini sudah mulai harus berubah metodenya, karena penggunaan teknologi informasi dan seterusnya," tuturnya.

Baca juga:
Sederet Kesepakatan DPR dan KPU terkait Pemilu 2024
Gerindra: Pemecatan M Taufik Bukan Karena Dukung Anies Capres
Gerindra: Isu Prabowo Tolak Maju Capres Tidak Benar
Peneliti BRIN: KIB Perlu Promosikan Calon yang Tidak Kontroversial
M Taufik Dukung Anies Nyapres: RI Harus Dipimpin Orang Baik dan Pintar

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini