Fahri Hamzah Sebut Indonesia Butuh 'Prosesi' Perkuat Nasionalisme
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan, Indonesia membutuhkan ‘prosesi’ untuk memperkuat rasa nasionalisme. Salah satu wujud dari prosesi adalah peringatan berbagai momentum sejarah bangsa.
"Salah satu momentum itu adalah Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan," kata Fahri dikutip dari Antara, Senin (16/11).
Pernyataan tersebut ia ungkapkan ketika memberi paparan dalam webinar Moya Institute yang bertajuk ‘Momentum Hari Pahlawan: Peneguhan Kembali Nasionalisme’.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengobarkan semangat masyarakat dengan mengingatkan kembali pada peristiwa Pertempuran Surabaya.
"Berkobarnya Pertempuran Surabaya sebagai wujud penolakan rakyat Indonesia terhadap klaim Sekutu dan Belanda pada Tanah Air kita pasca-kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, hanya bisa terjadi karena rakyat Surabaya digerakkan oleh rasa cinta Tanah Air," ujar Fahri.
Heroisme rakyat Surabaya kala itu, menurut Fahri, sangat luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.
Berbagai aksi dahsyat dari warga Surabaya kala itu, seperti perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, serta penembakan Brigadir Aubertin Mallaby bisa menjadi referensi bagi bangsa Indonesia di masa kini mengenai betapa bangsa Indonesia di masa lalu sangat berani melawan pihak pemenang dalam Perang Dunia II, karena rasa kebangsaan yang besar.
Bahkan, lanjut Fahri, bukan hanya Perang Surabaya. Berbagai momentum dalam sejarah bangsa ini, seperti lahirnya Budi Utomo 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, mengatasi komunisme 1965, dan berbagai momentum sejarah lainnya bisa menjadi prosesi guna memperkuat nasionalisme bangsa ini.
"Termasuk ketika angkatan 1990-an seperti saya mengoreksi penyelewengan oleh rezim Orde Baru pada 1998, sehingga melahirkan era reformasi dan Demokrasi. Begitu banyak momentum dalam sejarah kita yang bisa kita jadikan referensi untuk menunjukkan betapa hebatnya bangsa ini," tutur Fahri.
Fahri mengingatkan, yang tak boleh dilupakan, Indonesia ini adalah satu-satunya negara kepulauan di antara lima besar negara terbesar di dunia.
“Sehingga bangsa ini sangat istimewa dan membutuhkan rasa nasionalisme yang terus menerus dirawat," ucap mantan Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia itu.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya
Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaCerita Jokowi Sempat Merasa Malu Gara-Gara Indonesia Belum jadi Anggota FATF
Harapan Jokowi, keanggotaan penuh ini menjadi momentum yang baik untuk terus menguatkan komitmen pencegahan dan pemberantasan TPPU.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengamat Ungkap Tantangan Besar AHY Wujudkan Visi-Misi Demokrat: Komitmen dan Kekuasaan
Visi dan misi partainya untuk membawa Indonesia menjadi negara kuat
Baca Selengkapnya4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya
Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo Ingatkan Indonesia Harus Mandiri: Persaingan Antar Bangsa Kejam
Hubungan antar bangsa belum tentu akan berjalan seiringan selamanya. Semua tergantung kepentingan.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Tak Akan Kampanye, Ganjar: Sangat Hormat, Apalagi Semua Netral
Terlebih, kata Ganjar, semua pihak juga ikut netral dalam menghadapi pemilu serentak 2024.
Baca Selengkapnya