Fadli Zon Soal Pemulangan Rizieq: Kalau Pemerintah Mau, Satu Hari Selesai
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menyebut seharusnya pemerintah tidak kesulitan memulangkan Imam Besar FPI Rizieq Shihab di Arab Saudi.
Menurutnya, masih tertahannya Rizieq di Arab Saudi hanya disebabkan persoalan politik. Dalam beberapa pertemuan dengan imam besar Front Pembela Islam itu, Fadli menyebut, kepulangan Rizieq seolah dihalangi.
"Jadi memang ada upaya supaya Habib Rizieq tidak kembali ke Indonesia, itu yang dilaporkan kepada saya tempo hari. Jadi menurut saya dalam hal ini kalau mempunyai satu niat baik dan ini amanat dari konstitusi harus melindungi segenap warga negara Indonesia, termasuk Habib Rizieq agar bisa difasilitasi (pulang)," kata Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/11).
Anggota Komisi I itu menyatakan, pemerintah akan mudah memulangkan Rizieq jika benar-benar niat. Bahkan, dia mengungkapkan, proses pemulangan tersebut bisa selesai dalam satu hari.
"Kalau pemerintah sekarang ini mau, mudah sekali. Saya kira ukuran satu hari selesai ibaratnya," ujarnya.
Saat ini, Fadli menjelaskan, ada tangan-tangan pesanan yang tak ingin Rizieq kembali ke Tanah Air. Meski begitu ia tak menyebut identitas atau kelompok mana yang menolak Rizieq.
"Dan ini berulang, berkali- kali, seperti ada pesanan," tutupnya.
Pemerintah Bantah Rizieq Dicekal Kembali ke Indonesia
Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab menunjukkan lembaran kertas yang diklaim sebagai surat pencekalan untuknya. Dia merasa heran mengapa sampai saat ini dirinya seakan terkurung di Arab Saudi, padahal tak melakukan tindak pidana apapun.
"Saya dicekal di sini (Arab Saudi) bukan karena saya lakukan pelanggaran keimigrasian, bukan saya melakukan pelanggaran pidana atau perdata, bukan karena saya melakukan sesuatu kejahatan di Saudi ini, tidak. Karena alasan keamanan," ujar Rizieq dikutip dari channel Youtube Front TV, Senin (11/11).
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly mengaku tidak mengetahui terkait pengakuan Rizieq. "Enggak, enggak ada. Kurang tahu dari siapa itu," ungkap Yasonna di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
Dia juga menepis terkait surat yang ditunjukan Rizieq dibuat pihaknya. "Enggak ada, enggak ada. Pokoknya dari kami enggak ada deh," ungkap Yasonna.
Rizieq Disuruh Kirim Surat Cekal
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengaku tidak tahu soal surat pencekalan yang diklaim atas permintaan pemerintah Indonesia. Dia pun meminta Rizieq mengirimkan salinan surat tersebut ke mejanya.
"Saya tidak tahu itu surat, suruh kirim ke saya lah, saya ingin tahu surat resmi atau berita koran atau apa, cuma diginikan di medsos," kata Mahfud.
Penjelasan Imigrasi
Kasubag Humas Imigrasi Sam Fernando menyatakan pihaknya hingga kini belum menerima surat pencekalan atas nama Rizieq dari pemerintah maupun penegak hukum di Indonesia.
"Sampai saat ini Imigrasi belum menerima surat penangkalan apapun, dari instansi manapun yang menyatakan Habib Rizieq Shihab tidak diperbolehkan masuk ke Indonesia," tambah Sam Fernando.
Sedangkan terkait dengan pengakuan Rizieq yang menyatakan menerima surat pencekalan ke Indonesia dari pihak Saudi, Sam menyatakan tak tahu hal tersebut.
"Terkait surat pencegahan beliau keluar dari wilayah Saudi dari Pemerintah Saudi bisa ditanyakan kepada pihak pemerintah Saudi langsung," kata dia.
Keluarga Buka Suara
Pihak keluarga menegaskan Rizieq tak bisa kembali ke tanah air bukan karena over stay yang visanya sudah habis, melainkan karena dicekal oleh pemerintah. Bahkan, pentolan FPI itu telah tiga kali berusaha untuk kembali, namun tak bisa.
"Visa izin tinggal Habib Rizieq habis 20 Juli 2018. Sebelum tanggal 20 Juli sudah tiga kali mau keluar Saudi, tapi enggak bisa karena dicekal," kata perwakilan keluarga, Hanif Alatas di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (11/11).
Kata Hanif, Rizieq saat itu ingin keluar dan kembali ke Indonesia pada 8, 12, dan 18 Juli 2018. Dari hal itu, lanjut Hanif, Rizieq kemudian meminta penjelasan kepada pihak imigrasi Arab Saudi mengenai alasan pencekalan tersebut.
"Berdasarkan keterangan dari beliau (Habib Rizieq) begitu. Ada pihak-pihak dari negeri anda untuk dicekal," katanya.
Ketua Umum PA 212 Slamet Ma'arif mengatakan, setidaknya ada sejumlah dugaan Rizieq tak bisa kembali ke tanah air. Salah satunya dugaan politis.
"Bahwa IB HRS bukan tidak berani pulang, akan tetapi kepulangan beliau terhalang oleh hambatan yang bersifat politis, yang bersumber dari pihak Indonesia," katanya di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (11/11).
Bahkan kata Slamet, pentolan FPI itu dianggap sebagai musuh yang keberadaannya tak diinginkan di Indonesia.
"Pihak yang memberikan hambatan tersebut selalu mempersepsikan IB HRS sebagai musuh yang keberadaannya tidak di inginkan di Indonesia," tegasnya.
Reporter: Delvira HutabaratSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh Pada Rabu 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik
Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik
Baca Selengkapnya10 Persiapan Jelang Ramadan, Perdalam Ilmu Agama dan Jaga Fisik
Lakukan persiapan maksimal menjelang bulan yang paling ditunggu oleh seluruh umat muslim ini.
Baca SelengkapnyaPP Muhammadiyah: Bulan Ramadan Momentum Redam Konflik Setelah Pemilu
Namun demikian, Abdul menekankan di bulan Ramadan tidak berarti melarang adanya perdebatan atau kritik yang tajam antar kelompok asal dengan kepala dingin.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi, Ulama Besar dan Pejuang Islam dari Pesisir Selatan
Ulama pemimpin faham Tarekat Naqsyabandiah di Padang ini pencetus pemikiran ikhtilaf di internal umat, namun bersatu di eksternal umat untuk melawan penjajah.
Baca SelengkapnyaRayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas
Perbedaan hari Lebaran tidak pernah mereka permasalahkan.
Baca SelengkapnyaSambut Ramadan, Tokoh Agama Ajak Elite Politik Perbaiki Hubungan Usai Pemilu 2024
Setelah sempat merenggang karena perbedaan pilihan politik pada Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaSaudi Tegaskan Mustahil Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan
Saudi Tegaskan, "Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan"
Baca SelengkapnyaUlama Barisan Lauhil Mahfud se-Priangan Timur Bertekad Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud
Indonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca Selengkapnya3 Hal yang Perlu Diperbaiki Menjelang Ramadan, Salah Satunya Ikhlas Menerima Takdir
Penting untuk mempersiapkan diri menjelang bulan Ramadan.
Baca Selengkapnya