Djarot Beberkan Alasan PDIP Tak Usung Akhyar Nasution di Pilkada Medan
Merdeka.com - Pelaksana tugas Ketua DPD PDIP Sumatera Utara (Sumut), Djarot Saiful Hidayat membeberkan alasan PDIP tak mengusung Akhyar Nasution dalam Pilkada Medan. Menurut Djarot, PDIP melakukan seleksi ketat terhadap siapapun calon kepala daerah akan diusung salah satunya tak pernah terlibat dalam kasus hukum.
"Mereka yang memiliki persoalan hukum tidak akan pernah dicalonkan Partai. PDIP belajar dari kasus korupsi berjemaah yang dilakukan oleh mantan Gubernur Sumut yang diusung PKS, Gatot Pujo Nugroho yang melebar kemana-mana. Kasus korupsi yang melibatkan mantan Wali Kota Medan, Tengku Dzulmi Eldon dikhawatirkan memiliki konsekuensi hukum ke yang lain," ujar Djarot kepada wartawan, Sabtu (25/7).
Akhyar Nasution sendiri tercatat pernah diperiksa terkait dugaan penyelewengan anggaran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-53 tingkat Kota Medan tahun 2020 senilai Rp 4,7 miliar. Menurut Djarot, hal itu pun menjadi alasan PDIP tak mencalonkan Akhyar di Pilkada Medan.
"Betapa bahayanya ketika MTQ saja ada dugaan disalahgunakan. Mungkin dengan bergabung ke Partai tersebut, yang bersangkutan ingin mencitrakan ‘katakan tidak pada korupsi’ yang pernah menjadi slogan Partai tersebut," ungkapnya.
Selain itu dugaan kasus tersebut, kata Djarot, pertimbangan PDIP lainnya terkait posisi Kota Medan sebagai salah satu sentral perekonomian di Sumatera.
"Pertimbangan yang komprehensif, strategi, dan obyektif sesuai harapan rakyat, menjadi landasan keputusan Partai. PDI Perjuangan juga membangun dialog dengan Partai koalisi pendukung Pak Jokowi," katanya.
PDIP Jatuhkan Sanksi ke Akhyar Nasution
Lebih jauh, Dajrot mengatakan PDIP akan memberikan sanksi disiplin terhadap kepindahan Akhyar ke Partai Demokrat. Dia menegaskan berdasarkan peraturan tak mengizinkan kader memiliki keanggotan ganda dengan partai lain.
"Ada kader yang lolos karena memiliki kesabaran revolusioner, namun ada yang gagal karena ambisi kekuasaan. Yang bersangkutan masuk pada ketegori kedua. Partai akan memberikan sanksi disiplin, karena anggota Partai tidak boleh memiliki keanggotaan ganda dengan partai lain," katanya.
Hengkang dari PDIP
Sebelumnya, Presiden PKS Sohibul Iman bahwa pihaknya akan bekerjasama dengan Partai Demokrat untuk mengusung Ahyar Nasution di Pilkada Kota Medan.
"Tetapi yang sudah tersampaikan adalah mereka sekarang sedang komunikasi politik untuk mengusung calon di luar sedang runding yang menguat adalah Pak Ahyar dan ini yang dikomunikasikan oleh PKS dengan Demokrat," ujar Sohibul di kantor DPP PKS, Jakarta, Jumat (24/7).
Sohibul mengatakan, Ahyar kini sudah menjadi kader Partai Demokrat. Diketahui sebelumnya, Plt Wali Kota Medan itu merupakan Wakil Ketua DPD PDIP.
"Karena Pak Ahyar sudah masuk menjadi kader Demokrat dan ini mudah-mudahan menjadi koalisi Demokrat dan PKS," kata dia.
Sohibul bilang kursi PKS dan Demokrat untuk mengusung Ahyar sudah mencukupi. "Kalau PKS dan Demokrat sudah cukup bisa berlayar," ucapnya.
Akhyar Belum Konfirmasi Kepindahanya ke PDIP
Pada kesempatan yang berbeda, Plt Ketua DPD PDIP Sumut Djarot Saiful Hidayat menanggapi berpindahnya Akhyar NasParta ke Partai Demokrat, belum pernah terkonfirmasi ke PDIP.
"Ahyar tidak pernah sampaikan ke partai dan kita tidak merasa kehilangan karena stok kader yang lebih bagus di partai cukup melimpah. Itu adalah bagian dari kristalisasi kader yang justru akan membuat partai akan lebih sehat dan kuat dalam menjawab tuntutan kemajuan jaman," ujar Djarot.
Terlepas dari berpindahnya Akhyar ke Demokrat, Muncul beragam spekulasi alasan berpindah Akhyar. Karena muncul kemungkinan PDIP yang lebih memilih Bobby Nasution selaku menantu Presiden Joko Widodo ketimbang Plt Wali Kota Medan itu, pada Pilkada nanti.
"Partai memiliki alat ukur yang objektif untuk menilai kinerja kader partai yang akan ditugaskan di lembaga eksekutif. Sekaligus untuk menentukan apakah incumbent akan di calonkan atau tidak dicalonkan kembali dalam Pilkada," jawabnya.
"Sebagai seorang teman saya sudah banyak sampaikan ke Pak akhyar, agar tidak lupa pada sejarah agar selalu bersyukur terhadap apa yang telah diberikan Allah. Kepada kita sekaligus selalu melakukan introspeksi diri secara mendalam dan jujur pada diri sendiri," tambahnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Djarot PDIP Dukung Hak Angket: Supaya Kita Bisa Mengevaluasi Kebijakan Pemerintah
Djarot menegaskan tak ada instruksi khusus dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait hak angket
Baca SelengkapnyaPolda Jatim Jawab Hasto soal Kepala Daerah PDIP Ditekan Agar Tak Dukung Ganjar-Mahfud: Tak Benar!
Hasto menyebut kepala daerah PDIP ditekan Kapolda Jatim agar tak fokus mendukung Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaGanjar Sentil Maruarar Sirait: Atas Dasar Apa Pindah, Ideologi atau Pragamatis?
Ganjar pede hengkangnya ratusan anggota organisasi sayap PDIP pasca Ara mundur tidak berpengaruh terhadap suaranya di Jabar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Djarot Puji Maruarar Sirait Pilih Mundur dari PDIP: Lebih Baik Gentle Seperti Itu Kalau Beda Pilihan
Menurut Djarot, DPP PDIP menghormati itu. Djarot optimistis PDIP masih memiliki banyak kader yang loyal.
Baca SelengkapnyaNasDem DKI: Ahmad Sahroni Sosok Paling Kuat Maju Pilgub DKI 2024
Dukungan ini masih menjadi usulan internal setelh merangkum masukan dari dewan pimpinan cabang, daerah, hingga DPRD.
Baca SelengkapnyaNasdem Ungkap Jagoan Koalisi Perubahan untuk Bertarung di Pilkada DKI Jakarta, Ini Nama-namanya
Koalisi Perubahan sudah mulai membahas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Salah satu yang dibahas yakni bakal calon yang akan diusung.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Sebut Keppres Pemberhentian Prabowo Harus Dicabut Sebelum Beri Pangkat Baru
Hasanuddin menyebut membuat aturan baru tidak boleh menabrak aturan yang sudah ada.
Baca SelengkapnyaPDIP: Pernyataan Jokowi Kontradiktif, Minta ASN hingga Aparat Netral tapi Mau Kampanye untuk Calon Tertentu
Etika Jokowi sebagai presiden dipertanyakan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaAhok: Saya Petugas Partai, Karena Kader yang Dilatih
PDIP disebutnya sebagai partai yang konsisten dalam memperjuangkan Ideologi Pancasila.
Baca Selengkapnya