Merdeka.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mulai didengungkan untuk mendampingi Jokowi sebagai Calon wakil Presiden untuk tahun 2019-2024.

Secara kebetulan, pucuk pimpinan tertinggi di TNI ini hadir sebagai undangan di acara Rapimnas Partai Hanura di Kuta Bali. Sayangnya Gatot terus menghindar ditanya soal kesiapannya bila ditunjuk sebagai cawapres untuk Joko Widodo.

Ditanya kesediaannya mendampingi Jokowi, Gatot tak mau membicarakan hal itu. "Saya ini sekarang masih Panglima TNI. Tidak ingin saya bicara untuk calon presiden maupun wapres," kelit Gatot, Jumat (4/8) di Kuta.

Ditegaskan kembali soal dukungan partai politik terhadap paket Jokowi-Gatot cukup besar, Namun, lagi-lagi Gatot enggan membicarakan hal tersebut.

"Walau apapun juga, saya ini Panglima TNI," tukasnya.

Dia melanjutkan bahwa tugas pentingnya saat ini tetap menjaga keutuhan bernegara dan berbangsa NKRI.

"Bung Karno pernah mengingatkan kepada kita semuanya tentang kekayaan alam Indonesia suatu saat akan membuat negara-negara di dunia iri. Pak Jokowi waktu disumpah juga mengingatkan kita kaya akan sumber daya alam. Bisa menjadi petaka buat kita kalau kita tidak hati-hati. Ini amanah yang harus kita jaga," ujarnya.

Diminta komentarnya soal UU Pemilu yang telah disahkan DPR, Gatot menyarankan, ke depannya jika revisi UU Pemilu dilakukan, sebaiknya setelah pemilu berlangsung.

"Jadi gini, saya menyarankan lain kali Undang-undang Pemilu dibuat pada saat Pilpres habis atau saat Pilpres langsung dibuat undang Undang pemilu, kan gitu. Kalau sudah dekat pemilu, ya pasti ada yang kecewa kan gitu, saya tidak mengoreksi undang-undang, hanya saran," pungkasnya.