Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Disebut Fadli Zon 'kutu loncat', ini jejak politik Ruhut Sitompul

Disebut Fadli Zon 'kutu loncat', ini jejak politik Ruhut Sitompul ruhut sitompul . merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Hubungan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dengan politikus Partai Demokrat yang juga timses Ahok-Djarot, Ruhut Sitompul belakangan memanas. Keduanya kerap terlibat saling serang di media.

Hal itu merupakan buntut dari pernyataan Ruhut yang membandingkan gaya hidup anak Presiden Joko Widodo dengan anak Fadli Zon, Shafa Sabila Fadli. Menurutnya, anak Jokowi hidup sederhana, sedangkan anak Fadli meminta fasilitas VIP dan meminta dijemput KBRI Washington DC melalui KJRI New York saat mengikuti kegiatan summer camp Stage Manor di Loch Sheldrake, Amerika Serikat, pada 2016 lalu.

Shafa Sabila Fadli pun meradang. Putri sulung Fadli Zon itu tak terima disebut Ruhut Sitompul sebagai anak manja yang hidup bermewah-mewahan. Shafa memposting berita wawancara Ruhut Sitompul di akun instagramnya. Dalam berita itu, Ruhut juga membandingkan Shafa dengan putra Jokowi yang selalu sederhana.

Shafa membalas Ruhut. Dia menyebut tak pantas Ruhut ikut campur urusannya.

"Maaf ya, tapi "minta di VIP, semua harus dijemput" itu anak bapak sendiri kali, pak ruhut pls focus on your own children- you have no right to talk about me. Thank you. SEMUA HARUS DIJEMPUT?? Tinggal di London adanya juga naik tube setiap hari. Lol buat kesel," tulis Shafa.

Fadli Zon pun ikut angkat bicara dan membela putrinya. Fadli menyebut Ruhut tengah mencari 'muka' kepada Presiden Joko Widodo agar mendapat posisi politik.

Tak cuma itu, Fadli bahkan menyebut Ruhut selalu mencari posisi baru di partai tertentu atau pemerintahan. Hal itu terlihat dari seringnya Ruhut berganti-ganti partai.

"Ini mungkin dia lagi menjilat kali ke Pak Jokowi nyari cantelan baru. Kemarin kan cantolannya gonta ganti terus. Lihat saja riwayat-riwayatnya, Bang Akbar, pindah lagi, jadi nyari cantolan baru lah. Ya namanya usaha," kata Fadli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/4).

Seperti diketahui, Ruhut Sitompul memang memiliki pengalaman panjang di dunia politik. Ruhut diketahui sudah dua kali pindah partai.

Ruhut mulai terjun ke dunia politik sejak muda, namun sampai pada tahun 2003, karier berpolitiknya belum cukup terlihat. Hingga pada tahun 2004 dia beralih partai dari Partai Golkar menuju Partai Demokrat.

Ruhut mengaku alasan dirinya keluar dari Golkar karena kecewa lantaran jasa-jasanya dilupakan. "Aku ini rada beda, aku keluar dari Golkar setelah bersama Ferry Mursyidan Baldan memenangkan Golkar. Jadi setelah pemilu ya disitulah saya pada waktu itu feeling politik saya bicara," Kata Ruhut lima tahun lalu.

Ruhut menilai apa yang dulu pernah dia lakukan untuk partai berlambang pohon beringin itu tidak mendapat simpati dari penguasa partai yang kala itu dipegang Jusuf Kalla. "Tapi apa yang terjadi setelah Munas partai semua jasa kita dilupakan termasuk juga jasanya Akbar Tandjung. Aku dan Pak Akbar itu sudah kayak perangko dan amplop," ujarnya.

Di Partai Demokrat, Ruhut beberapa kali menjabat sejumlah posisi di DPP. Terakhir, Ruhut menempati posisi sebagai Juru Bicara Partai Demokrat sebelum akhirnya dipecat oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu.

Saat di Demokrat dan saat SBY dua periode menjabat sebagai Presiden RI, Ruhut selalu membela SBY. Bahkan, Ruhut pernah menyatakan sebagai 'anjing herder' SBY.

Namun, setelah SBY lengser dari kursi kepresidenan, Ruhut langsung 'banting stir' mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sekitar dua pekan jelang pilpres 2014 lalu, Ruhut mendadak mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Padahal sebelumnya, memasuki Pilpres 2014, Ruhut selalu menyindir Jokowi karena dinilai belum pantas untuk maju menjadi calon presiden.

Dukungan Ruhut ke Jokowi-JK di Pilpres itu juga berseberangan dengan garis Partai Demokrat yang mendukung Prabowo-Hatta. Saat itu, Ruhut mengatakan, alasan mendukung pasangan Jokowi-JK sangat sederhana. Menurutnya, tag line yang diusung pasangan capres tersebut lebih menggambarkan kondisi Indonesia yang sebenarnya.

"Kenapa saya akan deklarasi mendukung Pak Jokowi-JK? Jadi aku melihat tag line dari Jokowi dan Pak JK "Indonesia Hebat", dan memang hebat Indonesia. Sedangkan tag line Pak Prabowo-Pak Hatta "Indonesia Bangkit", saya orang hukum, emangnya selama ini Indonesia tidur? Itu saja, saya ringan-ringan saja menilainya," ungkap Ruhut.

Selain itu, alasan lain Ruhut mendukung lantaran Jokowi tidak pernah dendam terhadap dirinya meski sering mengkritik. "Luhut bilang kalau Pak Jokowi bilang, gak apa-apa bang itu baik. Kita ketemu Jokowi cipika cipiki. Saya tersentuh apa yang dikatakan Luhut ," ujar Ruhut Sitompul.

Di Pilgub DKI 2017, Ruhut kembali berseberangan dengan keputusan Partai Demokrat. Ruhut justru bergabung dengan barisan PDIP mendukung Ahok-Djarot. Padahal Demokrat mencalonkan Agus-Sylvi.

Meski demikian Ruhut hingga kini masih menjadi kader Partai Demokrat. Namun Ruhut sudah mundur dari keanggotaannya di DPR.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Tanya Siapa Menteri Paling Banyak Pajaknya, Zulhas-Bahlil Kompak Tunjuk Luhut

Jokowi Tanya Siapa Menteri Paling Banyak Pajaknya, Zulhas-Bahlil Kompak Tunjuk Luhut

Zulhas dan Bahlil kompak tunjuk luhut sebagai menteri yang paling banyak pajaknya

Baca Selengkapnya
Hari Kedua di Sumut, Jokowi Tinjau RSUD Hingga Cek Stok Beras

Hari Kedua di Sumut, Jokowi Tinjau RSUD Hingga Cek Stok Beras

Jokowi direncanakan mengecek bahan pokok di Pasar Gelugur Rantauprapat, serta meninjau persediaan beras.

Baca Selengkapnya
Isu Pemakzulan Jokowi Cuma Taktik Pengalihan Isu

Isu Pemakzulan Jokowi Cuma Taktik Pengalihan Isu

Ia menduga, wacana pemakzulan mungkin adalah taktik pengalihan isu atau refleksi kekhawatiran pendukung calon lain akan kekalahan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Sentil Politisi soal Julukan 'Pak Lurah': Saya Bukan Lurah, Saya Presiden RI

Jokowi Sentil Politisi soal Julukan 'Pak Lurah': Saya Bukan Lurah, Saya Presiden RI

Jokowi mengaku tidak tahu siapa yang disebut 'Pak Lurah' oleh politisi.

Baca Selengkapnya
UntitledJokowi di Ujung Periode Kekuasaan, Dari Wacana Hak Angket Hingga Pemakzulan

UntitledJokowi di Ujung Periode Kekuasaan, Dari Wacana Hak Angket Hingga Pemakzulan

Langkah Gibran maju di Pilpres 2024 membuat sejumlah pihak meradang dan mendorong pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jawab Hasto, Komandan Kodim Gunungkidul: Tidak Ada Penurunan Bendera Partai

Jawab Hasto, Komandan Kodim Gunungkidul: Tidak Ada Penurunan Bendera Partai

Di rute-rute yang dilewati oleh Jokowi masih terpasang bendera-bendera dari parpol.

Baca Selengkapnya
Hari Pertama Jadi Menteri, AHY Ikut Jokowi Blusukan ke Sulawesi Utara

Hari Pertama Jadi Menteri, AHY Ikut Jokowi Blusukan ke Sulawesi Utara

Perjalanan dinas itu dilakukan dalam rangka menemani Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya
40 Kata-kata Pemilu Lucu, Lawakan Ringan yang Penuh Makna

40 Kata-kata Pemilu Lucu, Lawakan Ringan yang Penuh Makna

Kata-kata pemilu lucu ini bisa jadi hiburan menghadapi suasana politik yang seringkali tegang dan serius.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya