Demokrat Singgung Hikayat Kudeta di Tubuh PDI Antara Megawati dan Soerjadi
Merdeka.com - Partai Demokrat merespons jawaban Istana yang menyatakan Presiden Joko Widodo tidak perlu menjawab surat dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Surat dari AHY itu berisi permintaan klarifikasi kepada Jokowi terkait dugaan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terlibat dalam upaya mengambilalih kepemimpinan Demokrat.
Sekjen Teuku Riefky Harsya menegaskan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Demokrat bukan urusan internal partai. Sebab, menurut dia, gerakan tersebut melibatkan tangan kekuasaan dalam diri Moeldoko.
"Fakta juga menunjukkan bahwa yang dilakukan saudara Moeldoko bukan hanya sekedar mendukung GPKPD tersebut, tetapi yang bersangkutan lah yang secara aktif dan akan mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah itu," kata Riefky kepada wartawan, Jumat (5/2).
Riefky mencontohkan gerakan yang menggoyang Partai Demokrat dengan Partai Demokrasi Indonesia di era orde baru. Dia menyinggung konflik antara Megawati Soekarnoputri dengan Soerjadi di tubuh PDI pada 1996.
Dia menyebut Kongres Luar Biasa (KLB) PDI yang berlangsung pada 22 Juni 1996 di Medan, Sumatera Utara berhasil melengserkan Megawati dari kursi pimpinan PDI. Menurutnya, KLB tersebut tidak mungkin terjadi tanpa ada campur tangan penguasa.
"Ada sebuah contoh dalam sejarah di negeri kita ini. Pada tanggal 22 Juni 1996 dilaksanakan Kongres Luar Biasa Partai Demokrasi Indonesia (KLB PDI) di Medan. Yang berhasil menurunkan dan mengganti Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai pimpinan PDI," ujar dia.
"KLB tersebut juga bukan hanya masalah internal PDI atau konflik antara kubu Megawati dan kubu Soerjadi, tapi ada campur tangan dan pelibatan pihak-pihak eksternal, dalam hal ini elemen pemerintah," sambung Riefky.
Dia menegaskan, aksi Moeldoko mendongkel kepemimpinan AHY tidak bisa dibiarkan. Jika dibiarkan, kata Riefky, maka akan mencederai rasa keadilan di Indonesia.
"Jika tindakan saudara Moeldoko dibiarkan dan dibenarkan yang dengan kekuasaan yang dimilikinya sebagai pejabat negara telah melakukan gerakan mengambilalih kepemimpinan secara paksa, tentu sangat mencederai rasa keadilan di negeri ini," tegas Riefky.
Moeldoko mengingatkan partai Demokrat agar tidak menuduh dirinya akan mengkudeta untuk maju jadi calon Presiden 2024. Dia pun sudah mengingatkan agar tidak mencatut nama orang lain dalam masalah partai.
"Jangan lagi nembak kanan-kiri main pukul orang ditembak, ya pak Yasonna Laoly kena lah siapa lagi tuh? PKB ditembak lah. NasDem ditembak katanya, wong apa urusannya? Itu ketawa semua itu. Apa ya urusannya?" kata Moeldoko di Jakarta, Rabu (3/2).
"Tapi juga marah, jadi saya ingatkan hati-hati jangan memfitnah orang. Hati-hati saya sudah ingatkan," tambah Moeldoko.
Tidak hanya itu, Moeldoko meminta agar Demokrat tidak membangun isu kudeta untuk menarik simpatik orang. Dia mengakui hingga saat ini belum berencana untuk bertemu Ketua umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ataupun Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saya enggak ngerti ya menurut saya sih enggak ada apa-apa. Bagi saya sih enggak ada apa-apa," ungkap Moeldoko.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sinyal Pertemuan Prabowo - Megawati Semakin Kuat, Waketum Gerindra Ungkap Pesan Ini
Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.
Baca SelengkapnyaMegawati Ultah ke 77, Sekjen PDIP: Sikap Beliau Tolak Presiden 3 Periode Bawa Konsekuensi di Pemilu 2024
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, perayaan ulang tahun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ke-77 akan dirayakan secara sederhana
Baca SelengkapnyaMK Putuskan Ambang Batas Parlemen 4 Persen Diubah Sebelum Pemilu 2029
Hal ini tercantum dalam Putusan Nomor 116/PUU-XXI/2023 dari perkara yang diajukan oleh Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gerindra Tak Yakin PDIP Oposisi di Pemerintahan Mendatang, Bambang Pacul: Suka-Suka Dialah
Partai Gerindra tidak yakin jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjadi oposisi pada pemerintah selanjutnya.
Baca SelengkapnyaNamanya Diseret di Sidang Sengketa Pilpres, Budi Waseso Bantah Dicopot dari Dirut Bulog karena Tolak Bansos
Budi Waseso atau Buwas menanggapi soal namanya disebut dalam Sidang Sengketa Hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaKabar Duka Cita, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting Meninggal Dunia Usai Pingsan di Ruangan Kerja
Baskami Ginting lahir 14 Desember 1959 adalah seorang politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Baca SelengkapnyaBikin Ngakak! Kambing Putih Coba Seruduk Seorang Pria Berkali-kali
Seorang pria berbaju merah tampak hendak diseruduk kambing putih berkali-kali.
Baca SelengkapnyaMegawati ke Pendukung Ganjar-Mahfud: Jangan Kesengsem Calon Pemimpin, Lihat Pengalaman Politiknya
Hal itu diungkapkan Megawati dalam kampanye terbuka di Lapangan Tegallega, Bandung, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaSebait Doa Anies untuk Megawati di HUT ke-77: Selalu Bahagia dan jadi Tiang Kokoh Jaga Konstitusi
Anies Baswedan mengucapkan selamat hari ulang tahun kepada Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaBapaknya Pejabat Negara, Pria Ini Kenal Megawati Sejak Usia 5 Tahun Hingga Sukses Jadi Kepala Daerah
Anak tokoh nasional dianggap 'akrab' dengan Megawati sejak usia 5 tahun sampai sukses menjadi kepala daerah. Siapa sosok yang dimaksud?
Baca Selengkapnya